"Kamu sudah makan nak.?"Seseorang yg di tanya tidak menjawab, ia masih tetap setia menatap kosong keluar jendela sembari terduduk diatas brankar.
"Jimin.?"
Yapss... Dia adalah Jimin
"Hey.!!"
"E-ehh,, iya dok.?"
"Kamu sudah makan.?"
Jimin terdiam sejenak, ia memegangi perut nya yg terasa panas, kemudian menatap pria berumur tiga puluh lima tahun tersebut.
"Belum dok"
Pria ber name tag Andi Mallaranggeng (aku ubah namanya biar agak keren dikit) itu tersenyum dan mengangguk.
"Kamu tunggu disini, saya beli makanan dulu"
Jimin mengangguk, setelah kepergian dokter Andi, ia kembali menatap kearah luar jendela dengan ekspresi datar, ia tersenyum getir, suasana yg ia lihat kali ini sama seperti saat ia berada di apartment Yoongi, dimana ia juga dapat melihat indahnya kota diwaktu malam dari ketinggian.
Tak lama kemudian, ia mengambil ponselnya yg tergeletak diatas nakas, jarinya mulai bermain disana, menekan icon bernama contact, mencari nama beberapa orang yg tertera disana.
Papa
Yoongi
Kak Iqbal
Rival
Tante Jesica
Lima nama yg masuk dalam daftar pemblokiran dari kontak nya.
"Maaf" gumam nya kemudian
"Jimin.!!"
Jimin menoleh kearah dokter Andi yg membawa kresek putih ditangan nya.
"Makan dulu"
"Terimakasih dokter"
Dengan pelan, Jimin mulai menyuapkan sesendok nasi kemulutnya, mengisi perut nya yg kosong dan keroncongan sejak tadi.
"Dokter gak makan.?"
"Enggak, kamu makan aja"
Dokter Andi meraih kursi yg ada di samping brankar yg Jimin tempati, ia mendudukan dirinya disana, sedikit mendongak kearah Jimin, menatap iba Wajah itu yg terlihat sangat pucat, entah karena penyakitnya atau karena kehujanan beberapa jam yg lalu.
//Flashback on//
Seorang laki laki berjalan sendiri ditengah hujan, sembari menyeret kopernya, tatapan nya kosong dan berjalan tak tentu arah.
Disaat semua orang yg berada disana berhamburan ketempat yg teduh, tetapi tidak dengan lelaki berbaju putih itu, ia masih tetap berjalan dan menembus deras nya hujan yg turun menyapa bumi.
Tubuhnya sudah kuyup oleh guyuran air hujan, tetapi ia tetap berjalan, bahkan cahaya kilat dan petir yg bergemuruh tidak membuat nya bergeming dan mencari tempat teduh, karena saat ini ia sangat hancur.
Berkilo kilo meter ia tempuh hanya dengan berjalan kaki, kepalanya sudah sangat pusing, kaki nya juga perih karena berjalan terlalu jauh, hawa dingin mulai nusuk kulitnya, bahkan rahang bawahnya juga ikut bergetar karena kedinginan.
"Mah,, Jimin gak tau harus kemana.?"
"Jimin gak punya siapa siapa.!!"
"Tapi kalau mama izinin Jimin pergi, Jimin mau ikut mama"
Dijalan yg sepi, sebuah mobil berwarna hitam yg sedang melaju pelan, berpapasan dengan nya.
"Jimin.!!" Panggil seseorang tersebut dari arah belakang, tetapi Jimin tidak menghiraukan nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Be Together Forever (YoonMin) End
Random"Yoongi tau kan kalau Jimin suka sama Yoongi.?" "Hemm,," "Terus kenapa Yoongi gak pernah respon ke Jimin.?" "Gue.? Respon Lo.?,,, Lo fikir kehadiran Lo penting buat gue.?,,, Gak sama sekali.!!!!" "Tapi Jimin suka sama Yoongi, Jimin sayang Jimin cint...