chapter 5

1K 108 30
                                    

Masih menggunakan Hoodie milik Yoongi, Jimin berjalan memasuki rumahnya, sejak tadi ia tidak bisa menahan senyum nya, rasa bahagia kian menelusup masuk didalam hatinya.

"Assalamualaikum"

Klik... Seketika ruangan itu menjadi terang, Saat seseorang menyalakan lampu ruangan tersebut.

"Darimana saja kamu.?"

"Maaf pah, Jimin pulang terlambat, diluar hujan"

"Kamu gak lihat ini jam berapa.?"

"Maaf pah"

"Saya tidak butuh maaf dari kamu, kamu pikir segampang itu saya akan memaafkan kamu.?"

Jimin berusaha sebisa mungkin untuk menyembunyikan air matanya agar tidak terlihat lemah dihadapan sang papa, namun lagi lagi dia gagal.

"Mau jadi apa kamu.? Pulang sekolah keluyuran dan jam segini baru pulang, mau jadi JALANG kamu hah.?"

"DILUAR HUJAN PAH, JIMIN SUDAH BILANG KAN"

"PAPA YG GAK BISA LIHAT ATAU MEMANG PAPA YG BUTA.? DILUAR HUJAN DERAS BANGET, PAPA BISA LIHAT SEMUA SERAGAM BAHKAN TAS KU JUGA SUDAH BASAH KARENA HUJAN"

"DAN BISA BISA NYA PAPA BILANG BEGITU KE AKU.?"

"PAPA BILANG AKU JALANG.? IYA PAH.? KALAU IYA MEMANG KENAPA.? KENAPA KALAU AKU INI MEMAMG JALANG.?

"DIAM" sela sang papa

Jimin melihat rival sedang menyaksikan pertengkaran mereka berdua, ia bisa melihat dengan jelas bagaimana rival sedang tersenyum mengejek kearahnya.

"PAPA MARAH KARENA AKU GAK PULANG TEPAT WAKTU SEPERTI ANAK KESAYANGAN PAPA ITU, IYA.? KALAU GITU KENAPA PAPA GAK BELIIN JIMIN MOBIL BIYAR SAMA KAYAK ANAK KESAYANGAN PAPA, KENAPA PAPA GAK PERNAH BERSIKAP ADIL SAMA JIMIN DAN RIVAL.? KAMI BERDUA SAMA SAMA ANAK PAPA, DARAH DAGING PAPA, TAPI MENGAPA HANYA JIMIN YG GAK PERNAH DI ANGGAP ADA DIRUMAH INI, DAN PAPA MARAH KARENA JIMIN PULANG TERLAMBAT ITU PUN KARENA HUJAN DERAS BANGET DI LUAR SANA, PAPA NGERTI GAK SIH PAH.?"

"DIAM KAMU JIMIN, SAYA BILANG DIAM"

"BAPAK MINHO ADIWANGSA YG TERHORMAT, JANGAN PERNAH LUPAKAN KEWAJIBAN ANDA UNTUK MENAFKAHI SAYA, KARENA SAYA JUGA ANAK ANDA DENGAN IBU SAYA, SAYA JUGA PUNYA HAK ATAS APA YG ANDA PUNYA, SAYA PUNYA HAK UNTUK SEMUA INI, SAMA SEPERTI SAUDARA TIRI SAYA, BAPAK MINHO ADIWANGSA"

"SAYA BILANG DIAM, KAMU TULI HAH.?"

"KENAPA PAH.?? KENAPA.?? AKU JUGA GAK MINTA DI LAHIRKAN DI DUNIA, APALAGI BERADA DI TENGAH TENGAH KELUARGA ADIWANGSA"

PLAK....

Saat itu juga Jimin terdiam, rasa panas menjalar di pipinya, Jimin tersenyum getir sembari menatap sang papa, setelah itu berjalan ke arah kamar nya, meninggalkan sang papa dengan rasa emosi yg masih membuncah.

"MAU KEMANA KAMU JIMIN, PAPA BELUM SELESAI BICARA, ANAK KURANG AJAR, TIDAK PUNYA SOPAN SANTUN KAMU"

Brak...

Jimin menutup pintu kamar nya dengan kasar, ia tidak lagi memperdulikan teriakan dan makian dari sang papa.

"Hikss,, hikss,,"

Pria mungil itu menangis lagi didalam kamarnya, dirinya sering kali berfikir untuk menyudahi sakit hatinya, ia juga ingin hidup bahagia, ia juga ingin mendapat kasih sayang dari orang tuanya, apalagi ia hanya mempunyai seorang ayah.

Jimin berdiri didepan cermin, menatap pantulan dirinya yg terlihat begitu rapuh, mata bulan yg indah, namun selalu mengeluarkan air mata, dan juga bibir nya yg selalu menampilkan senyum palsu di depan semua orang.

"Lemah"

Setelah mengatakan itu, buru buru ia menghapus air matanya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.

****

Jam menunjukkan pukul 08:00 pm dan Jimin baru saja menyelesaikan mandinya, ia buru buru memakai baju dan kemudian keluar dari kamarnya.

Menuruni satu persatu anak tangga, namun sayup sayup Telinga nya mendengar suara sendok dan garpu yg bermain di atas piring, keluarganya sedang makan bersama, tanpa dirinya.

Ia berjalan kearah dapur, mengambil gelas kEsayangan nya, kemudian membuat coklat panas, yg selalu menemani nya di keadaan apapun.

Tidak ada yg menghiraukan keberadaan nya, ketiga orang itu asik makan sesekali berbincang dan kemudian tertawa ringan, Jimin tidak perduli itu, ia tidak lagi perduli tentang ketiga orang tersebut.

Dirinya memutuskan untuk kembali kekamar, duduk di lantai dan menghadap jendela.

"Emang cocok sih hujan hujan gini minum nya coklat panas"

"Apalagi kalau minum nya bareng Yoongi"

"Yoongi lagi apa ya.?"

Ia menyeruput secangkir coklat panas yg ada di tangan nya dengan pelan pelan.

"Enak banget fuck"

"Hufftt,, gue kangen sama Lo Yoon"

Ia bangkit dari duduknya, bermaksud ingin mengambil ponsel didalam tas namun tidak ada, otaknya masih mengingat dimana ia meletakkan ponsel tersebut.

"Fuck,, jangan jangan ketinggalan di mobil Yoongi"

"Aaaagghhhhhh,,,, udah pasti di mobil Yoongi sihh ini"

"Aduhh gimana kalau Yoongi buka buka galeri.?? Mana Disitu banyak banget fotonya Yoongi yg gue ambil diam diam"

"Astaga,, Lo bego banget Jimin Delio Adiwangsa"

"Kalau Yoongi marah gimana ya.?"

"Aaaaaaaa,, gak gak,, Yoongi gak boleh marah sama gue,, gak boleh.!!!"

****

Pagi hari nya, Jimin sudah siap dengan seragam sekolah yg ia gunakan, melihat dirinya di pantulan cermin dan sesekali memuji dirinya sendiri.

"Kenapa gue bisa seganteng ini ya.? Apa dulu pas mama hamil aku, pas pembagian handsome face, mama gue Dateng paling cepat gitu.? Kayak nya ia deh, terbukti sih gue seganteng ini"

Jimin kembali merapikan seragam nya, mengambil tas dan turun kebawah, ia duduk sebentar diruang tamu hanya untuk meneliti lagi tugas tugas yg sudah ia kerjakan tadi malam.

Namun fokusnya terpecah saat sebuah mobil yg ia kenali, masuk kedalam pekarangan rumahnya.

"Kak Yoongi" gumam nya

Tanpa berfikir panjang, Jimin berjalan cepat kearah pintu bermaksud membukakan pintu untuk Yoongi.

"Haii kak"

"Oh,, hai.."

Awal perbincangan yg unfaedah, kemudian Yoongi menyodorkan ponsel berlogo Apple pada Jimin.

"Punya Lo kan.?"

"O-ohh iya kak, makasih banyak udah mau jauh jauh kesini cuma buat nganterin hp aku doang"

"Santai, bukan itu kok tujuan utama gue"

Jimin mengernyit bingung dengan jawaban Yoongi, apakah lelaki dihadapan nya ini akan mengajak nya jalan jalan.? Apa itu tujuan utamanya.?

"T-terus,, kakak mau ngapain.?"

"Gue Ma —"

"Gue udah siap kak"

Ucap seseorang yg tak lain adalah rival, Yoongi tidak menjawab, ia hanya tersenyum dan mengangguk pada rival, dan tanpa permisi mereka berdua berlalu begitu saja dari hadapan Jimin.

Jimin tertunduk lesu, Yoongi datang bukan untuk nya, tapi untuk saudara tirinya yg tak lain adalah rival.

Matanya kembali basah, kali ini karena Yoongi, entah apa yg ia rasakan yg jelas itu sangat menyakiti hatinya, Ia menatap jacket dan Hoodie milik Yoongi secara bergantian, kemudian ia tersenyum sembari mengusap dua barang tersebut.

"Gak papa kak, Jimin tetep sayang sama kak Yoongi" gumam nya

Tbc

//MinNovi//

Let's Be Together Forever (YoonMin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang