chapter 46

1.1K 120 43
                                    

"Iqbal."

"Saya dok"

"Apa yg terjadi.?"

"Tadi di rooftop, saya cerita semua tentang Yoongi pada Jimin, dia nangis, pas saya peluk dia buat tenangin, Jimin udah gak sadarkan diri dok"..

Dokter Andi mengangguk paham.

"Penyakitnya sudah sangat kronis, apalagi penyakit seperti ini sangat menyangkut dengan emosional nya, jadi kalau dia terlalu sedih, itu pasti akan mempengaruhi keadaan nya"

"Maaf dok"

"Tidak apa apa, mungkin kamu belum tau tentang hal lain, dan Jadikan ini pembelajaran"

"T-tapi,,, Jimin baik baik aja kan dok.?"

"Tidak akan pernah baik, dia sedang berjuang Antara hidup dan matinya"

Dokter Andi beralih menatap Jimin yg sedang berbaring dan memejamkan mata di atas brankar, kemudian ia tersenyum, mendekat dan mencium kening sang keponakan sembari bergumam.

"Om janji, kamu akan sembuh"

****

"Bang.."

Senyuman kecil tercetak jelas di wajah Riyanti saat memasuki kamar Yoongi.

"Abang.."

Yoongi tak menjawab.

"Heeyyy.."

"Ehh,, mama" goyangan kecil di lengan nya menyadarkan Yoongi dari lamunan

"Abang gak makan.? Mama lihat dari beberapa hari ini Abang jarang makan"..

"Abang gak laper"

Riyanti menatap lekat wajah Yoongi yg sedikit berubah, rambut yg tidak terawat, kantung mata yg begitu jelas, serta pipi yg sedikit tirus.

"Yoongi,, mama tau kamu sedang banyak masalah, mama tau kamu lagi gak baik baik aja, tapi jangan sampai seperti ini nak"

"Bukan apa apa mah, tapi ini masalah besar banget sampe Abang bingung, gimana cara selesai in nya"

"Mama ngerti, cari jalan keluar nya pelan pelan, jangan terlalu lama tenggelam dalam penyesalan, itu hanya membuat kamu hancur tanpa bisa menyelesaikan masalah"

"Yoongi bingung mah, sampai detik ini, Yoongi belum bisa ketemu sama Jimin, tapi kalau nanti Yoongi udah berhasil ketemu dia, Yoongi takut buat Dateng lagi di kehidupan dia, Yoongi jahat banget ma".

"Lalu,,, apa yg akan Abang lakukan.?"

"Yoongi akan pergi dari kehidupan dia"

"Apapun keputusan kamu, mama yakin itu yg terbaik, dan apapun yg sedang kamu alami saat ini, itu adalah takdir yg sudah Tuhan garis bawahi"

"Tapi jika keputusan Yoongi memang sudah bulat, lebih baik selesaikan dulu semua masalah dan kesalahpahaman antara Abang sama Jimin, agar tidak ada lagi rasa canggung saat kalian bertemu kembali, nanti"

Yoongi tersenyum dan mengangguk pada sang mama.

****

Sejak satu jam yg lalu dirinya tersadar, kini Jimin tengah lemah diatas brankar dengan alat infus yg terpasang di punggung tangan nya, ingin rasanya ia bergerak bebas namun rasa lemas ditubuhnya tak kunjung hilang.

Suasana ruangan terasa sangat hening, karena tidak ada orang lain selain dirinya didalam sana, Iqbal yg memutuskan untuk pulang sebelum ia sadar dan dokter Andi yg tak tau pergi kemana.

"Jimin, udah bangun sejak tadi.?"

"Barusan, kak Iqbal gak pulang.? Ini udah mau Maghrib"

"Tadi udah pulang, ini baru balik kesini lagi"

Let's Be Together Forever (YoonMin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang