chapter 3

1.4K 116 12
                                    

Rival....

Jung Rival Adiwangsa.

Putra pertama dari pasangan Minho Adiwangsa dan Jessica nalindri, laki laki yg di anugerahi fisik yg luar biasa.

Mempunyai keluarga bahagia dan hidup sangat berkecukupan, hampir tidak ada celah buruk didalam kehidupan nya.

Tapi semua berbanding terbalik saat dia menginjak dewasa, dimana ia tahu bahwa ayah nya yg ia kenal sebagai orang baik, pahlawan di hidupnya, ternyata telah bermain api di belakang sang ibu.

Bukan,, tapi bukan seperti itu kenyataan nya.

Jessica nalindri adalah istri kedua dari seorang investor kaya di asia tenggara yaitu Minho Adiwangsa, Dia menikah dengan Jessica nalindri lantaran istri pertamanya yg bernama Anisa Christie tidak kunjung memberinya keturunan.

Setelah umur rival menginjak satu tahun, Istri pertama nya yaitu Anisa Christie memberikan kabar pada sang suami jika ia tengah mengandung  anak yg selama ini sang suami nantikan.

Dan lahirlah Jimin Delio Adiwangsa, Namun Sang ayah tidak lagi menginginkan nya, ia sangat membenci kehadiran nya.

Sampai semuanya terungkap di umur Jimin yg masih menginjak lima tahun, lantaran kabar itu yg membuat Anisa sakit sakit an dan akhirnya meninggal dunia, ia pulang lebih dulu kepangkuan sang pencipta.

Dan setelah kejadian itu, hidup Jimin seperti di neraka, Sang ayah yg awalnya masih punya belas kasihan dan rasa simpati padanya, kini sudah tidak ada lagi, semua rasa itu telah hilang seiring berjalan nya waktu.

****

Senin adalah hari yg paling di hindari oleh kebanyakan dari pelajar, sebuah kegiatan yg harus di jalankan dibawah teriknya sinar matahari.

Semua pelajar berbondong bondong menuju lapangan membentuk sebuah barisan yg di bagi beberapa formasi.

Upacara bendera, kegiatan wajib yg dilakukan para penghuni sekolahan di setiap hari Senin, tak banyak dari mereka yg mengeluh, menahan kantuk, bahkan ada juga yg sampai pingsan karena nya.

"Ya Allah panas banget, gue boleh minta tolong gak sih ya Allah.? Tolong pindahin matahari nya sebentar aja sampai upacaranya selesai, biar wajah ku yg imut ini tidak luntur karena kepanasan"

"Jimin, kalau kamu terus menerus bicara seperti itu, lebih baik kamu keluar dari barisan" ucap salah satu guru perempuan yg bertugas untuk mengawasi jalan nya upacara

"Eehh iya Bu maaf, habisnya ini matahari ada di atas kepala saya Bu, kalau Jimin boleh minta tolong nih sama ibu, tolong deh Bu pindahin mata hari nya, agak munduran gitu kek, biyar gak di atas kepala Jimin banget Bu"

"Hadehhh,, bisa stres saya ngurusin kamu" tidak tahan dengan muridnya itu, sang guru pergi meninggalkan barusan Jimin.

"Makanya jangan marahin saya Bu, biyar gak stres, kena mental kan ibu" Jimin terkikik di akhir kalimatnya

Masih dengan posisi yg sama, Jimin menghadap kedepan, matanya menangkap sang komando upacara yg berdiri dengan gagah nya di tengah lapangan, keringat yg turun membasahi leher jenjang nya membuat Jimin semakin jatuh cinta pada pemuda itu.

"Gue harus bisa dapetin yoongi, gimanapun caranya, sabar ya Yoon gue masih berjuang dilangkah pertama, dilangkah berikutnya mari kita berjuang dan berjalan bersama"

Sedetik kemudian, rasa takutnya kembali hadir, ada kegelisahan yg tiba tiba menghinggapi hatinya,
Ia masih memikirkan tentang kedekatan Rival dan juga Yoongi, apa status hubungan mereka.? Mengapa mereka terlihat begitu dekat.?

Binar bahagia yg awalnya terlihat kini redup seketika, sorot matanya berubah menjadi sendu, akankah ia kehilangan sosok lelaki idaman nya.?

"Yoon, gue tau kalau Lo gak tau gue suka banget sama Lo, tapi gue mohon untuk Lo sabar sebentar ya Yoon, kasih kesempatan gue buat ngutarain semuanya, gue sedang berjuang buat dapetin hati Lo, tolong sabar sebentar ya Yoon, gue cinta sama Lo" ucapnya dalam hati

****

Upacara telah selesai sejak beberapa menit yg lalu, dan pelajaran pertama akan segera berlangsung.

Jimin duduk di bangkunya, menyenderkan punggungnya di dasar bangku, kepalanya mendadak sakit, wajahnya terasa panas, Jimin mendengus kesal kala menyadari jika tubuhnya tidak baik baik saja.

"Kepala gue sakit banget ya, coba aja tadi gak ikut upacara pasti gak kayak gini, misalkan gak ikut upacara juga bakal kena hukum, ribet banget emang anak sekolah"

"Ccckk,, shit.!!" Jimin mengumpat kala sakit dikepalanya kian bertambah

"Pagi anak anak" sapa seorang guru pembimbing yg baru saja memasuki kelas,,, "bagaimana kabar kalian di pagi yg cerah ini.? Sudah sarapan semuanya.?"

"Pagi Bu Hesti kami sehat dan sudah sarapan" sahut semua murid secara bersamaan

"Jimin, kamu gak papa nak.?" Pertanyaan dari Bu Hesti membuat atensi seluruh siswa menoleh pada Jimin

"Gak papa Bu, tapi kepala saya sakit banget"

"Mau ke UKS saja.? Kalau gak kuat gak papa nak jangan di paksa buat ikut pelajaran ibu"

"Baik Bu, saya ke UKS aja kalau di izinkan"

"Ibu minta satu atau dua orang ya, kalian anter Jimin ke UKS"

Namun sayang nya tidak ada satu pun yg berdiri untuk mengantar Jimin.

"Gak usah Bu, gak papa saya sendiri aja, bisa kok"

Begitulah Jimin, ia akan selalu bilang tidak apa apa meski dalam kondisi terburuk sekalipun.

****

"Kenapa jarak UKS sama kelas jauh banget sih, harus sebelahan aja sama kelas gue, biyar kalau ada apa apa jalan nya gak jauh jauh banget kayak gini"

Saat sampai di belokan arah UKS, kepalanya menjadi semakin sakit, kaki nya begitu berat untuk melangkah, Jimin menangis, ia benar benar tidak kuat menopang tubuhnya.

"Sakit,, hikss,, Sakit banget ya Allah,,!!"

Tubuhnya limbung, seseorang membantunya sebelum tubuh itu tersungkur ketanah.

"Lo gak papa.?" Tanya orang tersebut.

Jimin belum pingsan, ia tau itu suara siapa, dengan mata yg sedikit buram ia memastikan apakah benar yg menolong nya adalah pujaan hatinya, seketika Jimin tersenyum, hatinya berbunga bunga saat mengetahui jika yg menolongnya adalah yoongi.

Belum sempat ia mengucapkan apapun, Matanya sudah tertutup rapat, semuanya menjadi gelap seketika.

Tbc

//MinNovi//

Let's Be Together Forever (YoonMin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang