chapter 34

945 96 13
                                    

Jimin sedang duduk di bangku depan jendela ruangan nya, seragam biru khas rumah sakit melekat sempurna di tubuh mungil nya.

"Jimin"

"Dokter Andi"

"Kamu udah makan.?"

"Sudah dok, baru saja"

"Dokter Andi sudah makan.?"

"Sudah tadi, diruangan saya"

"Jimin, kalau kamu butuh sesuatu, apapun itu, katakan saja sama kak Afi"

"Jimin gak enak dok minta tolong terus, Jimin tidak menguarkan biaya sedikitpun disini".

"Jangan seperti itu, kamu pasien disini, harus dijaga dengan baik, apalagi penyakit yg kamu derita bukan penyakit sepele, dan ingat, kamu tanggung jawab saya sekarang"

Jimin diam sembari memandang dokter Andi, ia tertegun dengan semua kebaikan yg diberikan oleh dokter tersebut padanya, disaat keluarga nya tidak pernah berpihak kepadanya, dan juga orang sekitar yg datang hanya untuk menyakiti, tetapi kini, ada seseorang yg notabene nya tidak memiliki hubungan darah dengan nya, tetapi kebaikan dan ketulusan nya melampaui siapapun.

"Terimakasih banyak dokter Andi"

"Ouh iya, kamu masih sekolah kan.?"

Jimin mengangguk.

"Sekolah dimana.?"

"SMA negeri Puspa Bangsa dok (ini juga aku rubah)"

"Sama dong seperti pasien yg sedang saya tangani tadi"

"Siapa dok.?"

"Rival.!!"

Matanya membola sempurna, ia lupa jika rival juga dirawat dirumah sakit yg sama dengan dirinya.

"Kamu kenal Jim.?"

"E-ehh,, enggak dok,, mungkin beda jurusan dan tingkat"

"Yasudah kau begitu, saya keluar dulu, ada sesuatu yg harus saya bereskan"

"Ehh,, dokter Andi"

"Iya, kamu butuh sesuatu.?"

"Ada yg bisa Jimin bantu dok.? Jimin gak enak hanya malas malasan disini"

"Kamu ini bukan sedang bermalas malasan, justru kamu sedang berjuang melawan penyakit kamu"

"Tapi Jimin mau sedikit bantuin dokter"

"Kamu mau bantu saya.? Gimana kalau bantu meracik obat saja.? Hanya tiga macam kok"

"Mau dok mau.!!" Jawab nya sangat antusias

Kemudian Jimin beranjak dari tempat duduknya, ia melangkah mengikuti dokter Andi dari belakang, menuju ruangan nya.

"Yg warna putih tiga, yg biru dua, sama yg kuning dua"

"Siap dokter"

"Ok, kalau begitu saya pergi, terimakasih sebelumnya"

"Dokter Andi"

Langkah dokter Andi terhenti, kemudian ia menoleh kearah Jimin.

"Tolong lakukan yg terbaik untuk pasien dokter Andi yg tadi, Rival"

Sebuah senyuman terpatri di bibir dokter Andi, tanpa berkata apapun, dokter Andi berbalik dan meninggalkan ruangan milik nya.

"Berarti Yoongi masih ada disini kan.?" Batin nya.

****

"Yoongi.."

"Ya.?"

"Doa in aku ya" ucapnya sembari menggenggam tangan Yoongi

Let's Be Together Forever (YoonMin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang