Sesampainya dirumah sakit, dokter Andi langsung menuju kamar dimana Jimin dirawat, ia berjalan perlahan memasuki ruangan tersebut, agar tidak menimbulkan suara bising dan membangunkan seseorang yg tengah tertidur di atas brankar.Andi mendekati Jimin, ia menatap wajah pucat itu, bibir mungil juga hidung runcing, terlihat sangat Damai saat tidur.
Perlahan, tanpa bersuara, Andi menarik laci nakas tempat Jimin menyimpan barang barang kecilnya, tangan nya mulai meraba, mencari sesuatu yg dapat ia jadikan petunjuk, saat merasa tangan nya meraih sesuatu, Andi langsung mengeluarkan tangan nya dari laci tersebut.
Ia melihat lihat beberapa lembar foto dari dalam laci, beberapa foto Jimin dengan Yoongi, Andi tersenyum kecil seraya menoleh kearah Jimin yg masih tertidur pulas.
"Heyy,, kamu gay ya.?!!" Gumam nya sembari tersenyum
Tengah asik melihat lihat foto Jimin dan kata kata yg ditulis, tiba tiba saja aksinya terhenti, kala ia menemukan sebuah foto yg paling mencuri perhatian nya.
Andi menatap lekat foto tersebut, sebuah foto yg memperlihatkan Jimin bayi sedang tertawa menghadap camera
"Kelahiran bayi kami, Jimin Delio Adiwangsa" gumamnya sembari membaca tulisan yg tertera di balik foto tersebut
"Kenapa tulisan nya gak asing.?"
Ia meletakkan foto tersebut, dan kembali meraba kedalam laci, ia terdiam saat tangan nya kembali menyentuh sesuatu didalam sana.
Ia menemukan kalung hitam, sangat mirip dengan kalung yg Jimin bayi pakai di foto tersebut.
Dengan sorot mata sendu Andi menatap lekat kalung ditangan nya, kemudian ia beralih menatap Jimin yg masih bergelung dengan mimpinya.
"Saya harap, kamu adalah orang yg selama ini saya cari nak" gumam dokter Andi
****
"Kak Afi, Jimin boleh minta tolong.?"
"Iya, ada apa.?"
"Kak,, Jimin mau ziarah ke makam mama, Jimin kangen sama mama"
"Boleh, kak Afi anter ya.?"
Jimin tersenyum dan mengangguk dengan antusias,,, "mau" ucapnya penuh semangat
****
"Ayo kak masuk"
Afi mengangguk, kemudian ia melangkah masuk mengikuti Jimin dari belakang.
Setelah melewati gerbang putih dan jalan pendek, akhirnya mereka berdua sampai dirumah para manusia yg sudah tidak bernyawa.
"Hai mah, assalamualaikum" sapanya, sembari berjongkok disebelah makam sang mama
Tatapan afi langsung tertuju pada Nisan usang yg tertancap disana, ia menatap lekat Nisan tersebut.
"An-nis-a-cri-es-ti.?, Anisa Christie.?" Gumam AFI.
"Jimin datang mah, mama apa kabar.?"
"Maaf, Jimin baru sempet ngunjungin mama lagi"
"Mama pasti tau kan apa alasan Jimin.? Gak papa kan mah.? Mama gak marah kan.?"
"Hufffttt,, Mama gak usah khawatir, Jimin baik baik kok disini, ada orang yg baik banget mau rawat dan nampung Jimin, namanya dokter Andi dan kak afi"
"Minta tolong ya mah, jaga orang baik itu untuk Jimin, sampai tiba waktunya nanti Jimin ikut mama"
Afi, lelaki itu hanya diam, dan mendengarkan apa saja yg Jimin sampaikan pada pusaran sang ibu, bukan dia tidak sopan karena tidak memberikan privasi untuk Jimin, karena tugas AFI adalah menjaga Jimin dimanapun berada, itu kalimat yg dokter Andi ucapkan padanya.
****
Afi berlari menuju ruangan dokter Andi, setalah pulang dari tempat ziarah dan mengantarkan Jimin kembali kekamar nya, afi langsung berlari untuk menemui dokter Andi.
Brakk...
"Dokter Andi"
Afi langsung menghampiri dokter Andi yg sedang berkutat dengan data data pasien nya.
"Anisa Christie, mama nya Jimin" sembari menyerahkan potongan kertas pada dokter Andi
Mata Andi melotot sempurna, ia menatap potongan kertas itu, yg terdapat nama seseorang yg sudah afi tulis sebelumnya.
"Anisa Christie" gumam nya, setetes air bening mengalir tanpa izin dari mata dokter Andi
****
"Jimin,," seru dokter Andi yg baru saja memasuki ruangan yg ditempati oleh Jimin
"Iya dok.?"
"Maaf jika ini mendadak, saya ingin bertanya, apakah nama ibu kamu Anisa Christie, Anisa Christie Purwana.?"
Jimin mengangguk secara perlahan, ia masih bingung dengan apa yg terjadi.
Dengan cepat, dokter Andi memeluk tubuh Jimin, di iringi dengan tangisan yg sejak tadi ia tahan.
"Dokter Andi.?"
Andi melepaskan pelukannya, ia langsung mengeluarkan kartu nama dari dalam sakunya.
"Andi Mallarangeng Purwana" Jimin membacanya dengan perlahan, kemudian ia kembali menatap Andi.
"Dokter.?"
"Saya paman kamu, adik dari mama kamu, Anisa Christie Purwana"
Mata Jimin melotot sempurna, juga mulut nya yg setengah ternganga.
Tbc
Notes: maaf kalau banyak typo ya,, karena aku gak sempet cek ulang, sekali tulis satu chapter aku langsung lanjut ke chapter berikutnya, yg dalam artian aku jarang banget atau bahkan gak pernah ngdraft cerita (kecuali ada story baru dan aku nyicil bikin alur nya) jadi semoga kalian semua pada ngertiin ya readersNim kesayangan MinNovi
//MinNovi//
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Be Together Forever (YoonMin) End
Random"Yoongi tau kan kalau Jimin suka sama Yoongi.?" "Hemm,," "Terus kenapa Yoongi gak pernah respon ke Jimin.?" "Gue.? Respon Lo.?,,, Lo fikir kehadiran Lo penting buat gue.?,,, Gak sama sekali.!!!!" "Tapi Jimin suka sama Yoongi, Jimin sayang Jimin cint...