Toyota berwarna putih berhenti sempurna di depan rumah mewah cat abu abu milik keluarga Adiwangsa.
"Makasih ya kak udah anterin gue pulang"
"Sama sama, santai aja"
"Kakak mau balik ke sekolahan lagi.?"
"Iya" jawabnya sembari mengangguk... "Kenapa.? Ada yg sesuatu yg ketinggalan.?"
"Enggak kok kak, yaudah aku masuk ya"
Saat hendak melangkah keluar dari mobil, tiba tiba Iqbal mencekal tangan nya, Jimin yg kaget pun langsung berbalik menghadap Iqbal.
"Kenap—"
Jimin kaget setengah mati saat tiba tiba Iqbal memeluknya dengan erat, sembari mengusap lembut punggung dan kepala belakang nya.
"Kamu kuat, kamu hebat, kamu bisa"
Jimin memejamkan mata, ia menyandarkan kepalanya dipundak Iqbal, meresapi kehangatan layaknya seorang kakak pada adik laki laki nya.
Jimin hanya mengangguk, sembari menghirup aroma parfum Iqbal yg hampir mirip dengan kopi.
Beberapa detik berlalu, mereka berdua saling melepaskan pelukan nya, Iqbal menatap lekat kedua netra Jimin, tetap tidak dengan Jimin, ia masih merasa canggung dengan Iqbal.
"Jimin,, Lo kuat.!!"
Jimin pun tersenyum dan mengangguk,, , "Gue masuk ya kak"
Iqbal melepaskan tangan nya dari baru jimin, tanpa menunggu lama, Jimin langsung keluar dari mobil dan memasuki gerbang utama rumahnya, meninggalkan Iqbal yg masih setia menatap kepergiannya dari dalam mobil.
****
Keesokan harinya, Jimin kembali kerumah sakit, sudah jatuh hari dimana jadwal check up bulanan nya.
"Kanker mu semakin menyebar"
Dokter Andi mengeluarkan secarik kertas dan memperlihatkan nya pada Jimin.
"Bisa kita lihat, kanker nya semakin meluas nak, dan itu bisa mempengaruhi partikel partikel penting yg ada didalam hati"
Jimin terdiam, ia tak mengatakan apapun, dirinya masih menatap nanar kearah kertas putih tersebut.
"Jimin, apakah kamu tidak ingin kemo.? Mengingat jika penyakit mu yg semakin menyebar dengan cepat"
"Enggak deh dok, Jimin serahkan semuanya pada sang pencipta saja, tugas saya hanya menjalankan, lagian saya tidak mempunyai uang sebanyak itu untuk kemoterapi"
"Ada banyak orang yg berkecukupan tetapi tetap gagal menahan rasa sakit, tetapi kamu, dengan keterbatasan biaya, kamu dapat berdiri dan bertahan sampai sejauh ini, bahkan hanya mengandalkan obat pereda rasa sakit, itu sulit dalam dunia medis"
Jimin tersenyum bangga kearah Dokter Andi,,, "Jimin kuat dok" ucapnya
"Ingat nak, memiliki penyakit seganas ini bukan berarti kamu tidak punya harapan untuk hidup, karena kematian itu tidak berdasarkan usia, ada yg sehat dan muda tetap ia meninggal dengan cepat, ada juga yg renta dan menderita penyakit tetapi ia mampu bertahan hidup dan masih bisa melakukan banyak hal, karena semua itu tergantung takdir sang pencipta"
"Terimakasih dokter Andi"
Jimin berdiri dari duduknya, ia meraih plastik putih di atas meja.
"Jimin permisi dok, terimakasih"
Dokter andi mengangguk dan tersenyum kearah Jimin yg sudah hilang dibalik pintu.
"Semoga ada kebaikan nak" gumam sang dokter.
****
Setelah sampai rumah, Jimin kembali di hadapkan dengan kelakuan saudara tirinya yg sebenarnya Jimin sangat malas untuk menanggapinya.
Namun langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok laki laki yg tengah duduk di sofa ruang tamu.
"Yoongi" batin nya
Jimin menatap sejenak wajah Yoongi, begitu pun dengan sebaliknya, ada rasa canggung di antara mereka berdua,, ahh tidak tidak hanya Yoongi yg merasakan kecanggungan itu.
Jimin mengabaikan Yoongi dan kembali melangkah menuju meja makan.
"Gue mau jalan nih, sama seseorang yg Lo bilang gak akan bisa gue dapetin" kata rival
Jimin berdiri dan ingin kembali kekamar nya, namun perkataan rival kembali menghentikan langkahnya.
"Dan pada akhirnya, Lo yg dia sia siakan" ucap rival lagi
Jimin berjala menghampiri rival yg berdiri sembari merapikan bajunya.
"Lo bangga sama bekasan gue.?"
"Apa Lo bilang.?"
"Budek Lo ya.?"
"Walaupun bekasan, Lo lihat kan rasa kesiapa yg paling tulus"
"Cihhh,, Lo yakin dia tulus.? Walaupun dia tulus, tapi Lo tau kan, siapa yg lebih dulu ngelakuin banyak hal sama dia"
"Tapi dia gak tulus sama Lo"
"It's ok, gak masalah Lo pakai bekasan gue, tapi gue cuma kasian, Lo capek capek berusaha hancurin hubungan gue sama Yoongi, cuma untuk mungutin rombengan dari gue"
"Lo cemburu.?"
"Kalau gue cemburu, gue akan berusaha buat dapetin dia lagi, bahkan Lo tau, dari awal dia lebih milih gue ketimbang Lo, yg artinya dia lebih jinak sama gue, gue malah bersyukur bisa lepas dari orang kayak Yoongi, dan Lo bakal jadi target dia berikutnya.!!"
"In my live, gue belajar supaya gak jadi kayak Lo dan mama Lo yg bangga hanya dengan mendapatkan bekasan dari gue dan mama gue"
"Maksud Lo.?"
Jimin melangkah lebih dekat dengan rival.
"Sebelum mama gue hamil gue, dengan bangga nya mama Lo dateng dan ngerebut papa dari mama gue, jadi,,, siapa disini sebenarnya yg JALANG.?"
Rival melebarkan matanya, dengan emosi yg kian meluap, rival mengepalkan erat kedua tangan nya disisi tubuhnya.
"Dah ya gue capek"
"Dan disini papa Lo yg bodoh"
Lagi lagi Jimin menghentikan langkahnya karena ucapan rival.
"Gue gak munafik, selama gue beranjak dewasa, gue bisa mengenali sifat buruk seseorang termasuk mama gue sendiri"
Kali ini, rival yg berjalan mendekati Jimin.
"Lo tau, apa alasan mama gue menikah dengan papa Lo.? Cuma karena harta, hanya harta"
Jimin sontak melebarkan matanya.
"Kenapa.? Lo kaget.? Dan gue berusaha merebut semua yg Lo punya termasuk papa dan yoongi, dan juga kasih sayang"
"Gue gak mau ada seorang pun yg berusaha menyamai gue, gue gak mau ada seorang pun yg lebih mampir dari gue, sekalipun Lo juga anak kandung papa"
Rival tersenyum miring,,, "Dan sekarang terbukti, gue bisa ngebuat papa benci sama Lo, gue berhasil membuat Lo menjadi benalu dirumah ini"
"Satu lagi, Gue gak akan pernah ngebiarin Lo bahagia, JIMIN DELIO"
Dan kemudian PRANKKKK.....
"AAAAAA... TOLONG..."
Tbc
Hayoo guys,, kira kira kenapa.? Ada apa.? Dan siapa.? Itu
//MinNovi//
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Be Together Forever (YoonMin) End
Random"Yoongi tau kan kalau Jimin suka sama Yoongi.?" "Hemm,," "Terus kenapa Yoongi gak pernah respon ke Jimin.?" "Gue.? Respon Lo.?,,, Lo fikir kehadiran Lo penting buat gue.?,,, Gak sama sekali.!!!!" "Tapi Jimin suka sama Yoongi, Jimin sayang Jimin cint...