chapter 9

1K 105 8
                                    

"widihh,,, Mas Yoongi" heboh Iqbal saat pertama kali melihat kakak sepupunya memasuki kelas

"Tambah ganteng aja gue lihat lihat, tapi tetep Mr.iqbal yg paling ganteng, iya gak guys.?"

"ENGGAK..!!!!" sorak ramai dari semua siswa di kelas tersebut.

Sedangkan Yoongi tak menanggapi banyolan goblok adik sepupunya itu, Iqbal yg di abaikan hanya mengelus dada dengan sabar.

"Bal,,"

"Bal Bal,, Lo pikir gue bola.?"

"Ckk,, gue mau tanya sesuatu"

"Apa.?"

"Kalau Lo di posisi gue, apa yg bakal Lo lakuin.?"

"Kalau gue di posisi Lo sekarang sihh,,, emmhh gue bakal pacarin banyak adek kelas yg ngefans sama gue, gampang kan.?"

"Gue serius, bego.!"

"Ya gue juga serius kali Yoon, itu namanya membudidayakan ketampanan, jadi kan ganteng nya gak sia sia"

"Ckk,, bukan itu maksud gue Iq, yg mau gue tanyain, kalau ada seseorang yg suka sama Lo dengan tulus, tapi Lo gak punya perasaan sama dia, apa yg bakal Lo lakuin.?"

"Jimin.?" Jawab Iqbal spontan, lelaki itu tau kemana arah pembicaraan Yoongi, sedangkan Yoongi hanya mengangguk penuh arti.

"Ya menurut gue Lo ha—"

"Assalamualaikum,,," salam seorang menghentikan ucapan Iqbal.

"Sekolah dulu Bray, ntar kita lanjut lagi" ucap Iqbal sembari menepuk pelan bahu Yoongi.

*****

Disisi lain, Jimin menatap kearah jendela kamar milik nya, hari ini ia terpaksa tidak sekolah, ia hanya terbaring lemah di atas ranjang.

"Yoongi baca surat nya gak ya.?"

"Kira kira,,, gimana respon nya.?"

"Yoongi bakal marah gak ke gue.?"

Jimin bergumam sangat pelan, karena keadaan nya yg lemas.

"Aahh bodo amat lah, gak perduli gue"

"Gue gak bakal perduli lagi apapun tentang dia"

"Pokoknya,, gue harus jalanin hidup seperti biasa, tanpa Yoongi"

"Bisa,, Lo pasti bisa,, perlahan tapi pasti"

"Awsshh,,!!"

Jimin reflek memegang kepalanya yg kembali terasa sakit, kemudian ia meraih dan membuka laci di samping ranjang, mencari sesuatu didalam sana, dan setelah ketemu, ia langsung meminum nya dalam sekali tenggak.

Jimin menyandarkan setengah tubuhnya di kepala ranjang, merasakan sakit di kepalanya yg kian mereda setelah meminum obat.

"Hufftt,, tapi tumben gak mimisan.?" Tanya nya, haruskan sesulit ini hidup berdampingan dengan penyakit.?.

****

Bel istirahat baru saja berbunyi, Yoongi langsung menarik tangan Iqbal untuk menuju rooftop sekolahan.

"Kita lanjutin yg tadi"

Iqbal pun menoleh kearah Yoongi,,, "Sebelum nya gue mau tanya dulu ke Lo,, kenapa Lo gak mau terima Jimin.?" Tanya nya sedang serius

"Karena gue gak suka"

"Semudah itu Lo bilang gak suka Yoon.? Apasih yg Lo gak suka dari Jimin.? Secara fisik dia itu tampan, cantik juga iya, dia imut, putih bersih, dia juga anak yg punya kepribadian baik, apa Lo gak lihat perjuangan dia buat Lo.?"

"I know, tapi gue gak punya perasaan sama dia"

"Owalah mas mas,, kalau gue jadi Lo nih ya, masalah punya perasaan dan suka atau enggak itu nomer kesekian, karena apa.? Lo beruntung banget Yoon ada seseorang yg begitu dalam dan tulus punya cinta buat Lo, ada seseorang yg begitu keras nya memperjuangkan Lo, dan sekarang Lo nolak dia dengan alasan Lo gak punya perasaan ke dia.?"

"Lo gak percaya kalau perasaan akan tumbuh dengan sendirinya seiring berjalan nya waktu.?"

"Tapi perasaan gak bisa dipaksa"

"Itu namanya Lo egois, gue tau Lo ganteng, gue tau jabatan Lo tinggi disekolah ini, tapi Lo bodoh kak, bodoh banget sumpah, Lo udah sia siain orang yg jelas jelas sayang banget sama Lo, dan Lo ngomong kalau perasaan gak bisa di paksa.?"

"Terus gimana dengan Jimin.? Lo pernah mikir itu gak.? Dia yg memaksakan perasaan nya hanya demi Lo walaupun yg dia dapet selama ini cuma sakit hati, gimana dengan dia yg memaksakan bibirnya untuk terus tersenyum meskipun Lo udah banyak banget sakitin dia.? Dan tanpa Lo tau, dia nangis di belakang Lo Yoon, sekarang semudah itu Lo bilang gak suka dan gak punya perasaan sama dia disaat dia sendiri ngorbanin perasaannya buat Lo"

"Gue tanya nih sama Lo ya, Lo sadar gak sih Yoon.? Lo selalu ngerasa deg deg an saat dekat dia, setiap dia gak masuk Lo selalu khawatir, Lo selalu nunggu chat dari dia meski gak pernah Lo bales, Lo selalu tersenyum saat dia bertingkah lucu di depan Lo, bahkan Lo juga terang terangan ngomong ke gue kalau Lo gak suka lihat Jimin di deketin cowok lain"

"Yoon, gue temen Lo, kita sodara, gue hafal banget semua tentang Lo, dan yg gue tau sekarang Lo udah punya perasaan sama dia, tapi Lo egois banget, saran gue sih jangan sia sia in orang yg udah tulus  banget sama Lo, karena semua akan lebih sulit saat Lo kehilangan dia, dan Lo juga harus inget, kalau Om RAHARDJA gak pernah ngajarin Lo buat jadi PECUNDANG"

"Tugas Lo sekarang, Lo harus fikiran baik baik, genggam sebelum pergi Yoon, karena sesuatu yg hilang atau hancur, meskipun bisa kembali, tapi tidak akan bisa sama lagi"

Setelah menasehati kakak sepupu nya panjang lebar, Iqbal beranjak dan pergi dari rooftop tersebut, ia berusaha memberi waktu untuk Yoongi memikirkan semuanya.

Sedangkan di atas sana, Yoongi masih terpaku dengan semua ucapan Iqbal, ia melamun dan terus memikirkan tentang dirinya dan perasaannya sendiri.

Bagaimana selanjutnya.? Apa yg harus ia lakukan.? Apakah benar dirinya sudah menyukai Jimin sejak awal.? Namun ia terlalu egois untuk mengakui hal itu.

Tbc

//MinNovi//

Let's Be Together Forever (YoonMin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang