chapter 21

948 92 15
                                    

Saat ini, keduanya sudah berada di apartment milik Yoongi, sejak tiga puluh menit yg lalu.

Masih dengan posisinya, duduk di balkon kamar sembari menikmati coklat panas yg Jimin buat.

Jimin tersenyum ketika tiba tiba Yoongi menggenggam kedua tangan nya.

"Jimin,,"

Jimin menoleh dan mendapati Yoongi yg tengah menatapnya dengan intens.

"Perihal bertemu dengan mu bukan lah suatu sebab tanpa alasan, bisa mengenalmu bukan juga suatu kesengajaan, tetapi karena kegigihan mu yg memperjuangkan perasaan"

"Bangkit tanpa lelah meski selalu terjatuh, tetap menyebut namaku disetiap doa meski sering tersakiti"

"Perihal memiliki hubungan dengan mu adalah sebagai jawaban dari doa yg sering kamu utarakan dengan langit melalui bumi"

"Sesuatu yg terjawab dari perbincangan kecil tentangku bersama sunyi ketika malam, terimakasih sudah memperjuangkan ku sampai rela untuk hancur"

"Terimakasih sudah menyebut nama ku didalam doa yg paling rahasia, bahkan di titik yg paling menyakitkan tetapi kamu selalu bertahan, terimakasih karena tidak pernah menyerah untukku"

"Atas perjalanan dari sebuah perjuangan yg telah melibatkan perasaanku, terimakasih telah mengajarkan ku artinya perjuangan, artinya rasa sakit yg dijatuhkan berkali kali, juga arti dari pantang menyerah ketika yg dinanti tak kunjung datang, lalu bangkit meski rasa sakit tak kunjung usai, terimakasih sudah mengajarkan ku banyak hal"

"Aku sangat bersyukur karena di pertemukan bahkan di perjuangkan oleh orang hebat seperti kamu"

"Aku akan mencintaimu semampu ku"

Bendungan air mata yg sejak tadi ditahan oleh Jimin pecah begitu saja, kristal bening mengalir deras membasahi pipi mulusnya.

"Dan sekarang kamu berhasil sayang, berhasil meraih sesuatu yg sudah lama kau inginkan, bahkan penantian yg selama ini kamu tunggu telah datang secara perlahan"

"Kamu juga berhasil membuatku mencintaimu, yg sama dalam nya dengan perjuangan panjang, atas segala rasa yg ada, yg akan selalu aku rindukan, sebuah kurang ataupun lebih yg akan selalu aku ucapkan"

"Dalam gaduh maupun diam, untuk mu, sebenar benarnya rasa akan selalu ada dalam segala keseluruhan, Jimin Delio Adiwangsa, Aku mencintaimu"

Jimin menyeka air matanya, dirinya begitu tersentuh dengan mendengar kalimat panjang yg di ucapkan oleh Yoongi.

"Jangan menangis" Yoongi tersenyum hangat dan menyeka sisa air mata di pipi sang pacar

Jimin menenggelamkan wajahnya didada bidang Yoongi sembari terus menangis, sesekali Yoongi juga mengusap lembut punggung yg bergetar itu.

"Yoongi sayang sama Jimin" ucap Yoongi dengan lembut

Merasa tangis nya sudah mereda, Jimin melepaskan pelukan nya dan menatap Yoongi dengan mata yg sembab dan basah serta hidung yg merah.

"Jangan nangis lagi"

"Aku bahagia, aku gak tau kalau kamu masih inget semua perjuangan dan kata kata yg pernah aku tulis"

"Yoongi gak akan lupain semua itu sayang"

Yoongi mencium bibir ranum itu beberapa kali, setelahnya Jimin tersenyum lebar kearah Yoongi, memperlihat kan deretan gigi putih dan rapinya, tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka.

Yoongi ikut tersenyum dan mengecup kening Jimin begitu lama.

****

Jimin membuka matanya perlahan ketika cahaya matahari memenuhi retina nya, rasanya baru sebentar ia memejamkan mata namun matahari kembali mengusik nya.

Ia beranjak untuk bangun namun pergerakan nya tertahan oleh sesuatu yg melingkar di perutnya.

Ohh shitt,, Yoongi memeluknya, kemudian ia kembali pada posisi awal.

"Setengah delapan, anjjir udah siang" gumam nya

Perlahan Jimin melepaskan pelukan itu dari atas tubuhnya, dan mengubah posisi menjadi duduk"

"Yoongi,, bangun"

"Bangun udah siang"

"Masih pagi sayang.." jawabnya, sembari menarik kembali Jimin kedalam pelukannya

Lelaki itu kembali memeluk nya dan menenggelamkan wajah nya didalam ceruk leher sang pacar.

"Yoongi, aku mau mandi dulu"

Namun tidak ada pergerakan dari Yoongi.

****

Setelah perdebatan sengit antara dirinya dan Yoongi, akhirnya Jimin bisa melepaskan diri dan berlari ke kamar mandi untuk membersihkan badan nya.

Dan masih dengan rambut yg basah serta pakaian santai yg melekat di tubuhnya, Jimin berjalan kearah dapur.

"Yoongi taruh pizza nya dimana ya.?"

Jimin memutuskan untuk kembali kedalam kamar, ingin menanyakan dimana ia menaruh pizza, tetapi ternyata Yoongi masih nyaman dengan tidurnya.

"Dasar bayi besar" gumam nya

Kemudian ia kembali lagi kedapur, tidak jadi menanyakan perihal pizza karena tidak ingin mengganggu tidur Yoongi nya.

Jimin mencari pizza nya didalam kulkas dan ternyata ketemu, ia mengambil pizza tersebut, mulai membuka nya, dan memanggang nya didalam microwave.

Tak lama setelah itu, ponselnya berdering menampilkan nama rival di layar tersebut.

"Mau apa nih dakjal telfon gue pagi pagi"

Kemudian ia menekan tombol hijau di layar nya.

"Hallo"

"Tinggalin Yoongi" itu kalimat pertama yg rival ucapkan setelah panggilan tersambung

"Kalau gue gak mau.?"

"Tanggung sendiri akibatnya"

"Gue gak takut"

"Lagian Lo siapa sih.? Sok ngatur kehidupan gue"

"Ini bukan hanya berdampak sama Lo"

"Tapi juga Yoongi"

Yoongi.? Jimin semakin bingung dibuatnya.

"Gue gak takut, gue juga gak perduli, dasar sampah"

Jimin memutuskan panggilan itu dan mematikan layar hp nya.

Asik menyiapkan pizza untuk sarapan pagi mereka, tiba tiba Yoongi memeluk nya dari belakang, tetapi jimin tak menghiraukan nya.

"Kamu udah mandi.?" Tanya nya pada Yoongi sembari terus memotong pizza

"Udah"

"Yoongi, tadi riv—" Jimin menghentikan ucapan nya

"Kenapa.?"

"Enggak, bukan kok bukan apa apa"

Jimin membalikkan badan nya dan menghadap Yoongi.

"Sayang, kalau ada yg mau di omongi, gpp omongin aja, jangan di pendam sendiri ya, aku ini pacar kamu"

Jimin tersenyum dan mengangguk cepat.

Tbc

//MinNovi//

Let's Be Together Forever (YoonMin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang