" Kenapa tiba-tiba berubah? "
* Dava *
' Sesak...gue sama sekali gak bisa bernapas. '
Zeeva sekarang terbaring lemas di di atas brankar medis. Dia sama sekali tidak bisa bergerak dengan tubuhnya yang terasa berat. Begitu bangun, dia terus bertanya-tanya kenapa dia bisa ada di rumah sakit. Ingin rasanya dia bangkit dan berjalan mencari udara agar pernapasannya sedikit lebih lega.
Perlahan Zeeva menurunkan kakinya ke lantai lalu berjalan beberapa langkah. Lemas. Ia berjalan seperti anak kecil yang baru pandai berjalan dan ragu-ragu untuk melangkah. Sedikit lagi ketika Zeeva ingin menarik gorden, kakinya tersandung dan membuatnya hampir terjatuh.
BRUK!!
" Udah sembuh? Kok udah main jalan sendiri aja? "
Suara ini.
Suara berat tapi lembut ini adalah suara Arka. Untung saat Zeeva ingin jatuh ada Arka disana dan langsung memeluk Zeeva dari belakang dengan maksud menahannya.Zeeva menoleh kesamping. Dia mengernyitkan dahinya saat wajah Arka sangat dekat dengan wajahnya.
" Kok kakak disini? " Tanya Zeeva sambil menyentuh pipi Arka menggunakan jari telunjuknya.
" Ibu-ibu yang tinggal kosan lo itu bilang ke gue kalo lo ada di rumah sakit. Katanya bu Elis yang bawa lo kesini. " Arka menggendong Zeeva untuk mendudukkan nya lagi ke atas brankar.' Jadi Bu Elis yang bantu gue,ya? Terus ngapain kak Arka nyariin gue? ' Zeeva membantu Arka untuk menyelimuti kakinya. Arka pun duduk di bangku sebelah brankar.
" Lagipun, kalo lo gak coba bunuh diri gue enggak bakalan ada di sini. "
" Bunuh diri? "Zeeva terdiam sebentar mengingat kejadian tadi malam dimana dia melukai dirinya sendiri. Hah! Siapa sangka kejadian itu malah membuat Zeeva berakhir di rumah sakit. Zeeva terus saja memandangi Arka yang sibuk membersihkan ruangan dan membuka makanan yang dibelinya khusus untuk Zeeva.
" Kanara sama temen-temen lo hari ini masuk kampus. Tenang aja, gue udah bilang ke kalau lo sakit. Jadi gue yang jagain lo disini. Soalnya gue masuk kampusnya siang. " Arka tersenyum manis.
" Gak perlu dijaga, gue jugak bisa sendiri. "
" Yakin? "Arka memberikan semangkuk bubur ayam pada Zeeva agar gadis itu bisa membuktikan bahwa dia bisa mengurus dirinya sendiri. Tanga Zeeva sangat gemetaran ketika mengangkat sendok. Sedikit lagi saat dia hampir bisa melahap makanan, Arka menggenggam tangan Zeeva lalu merampas kembali sendok itu.
" Tuh,kan. Tangan lo baru di jahit sama dokter. Jadi jangan sok gak perlu bantuan gue. " Cibir Arka lalu menyuapi Zeeva.
" Ya,iya. Bawel! "Canda dan tawa Zeeva lewati bersama Arka hari itu. Esok dan keesokannya lagi Arka selalu datang bersama dengan Kanara atau bersama dengan kedua temannya sambil membawa buah-buahan favorit Zeeva. Memang senang rasanya dihibur oleh seseorang. Tapi setelah seminggu lebih di rumah sakit, hanya satu yang membuat Zeeva sedikit tidak tenang karena selama memikirkan dirinya.
Yaitu tiadanya kehadiran Dava.
Mungkin setelah berhari-hari di rumah sakit, Zeeva sempat menjadi gila karena sempat merindukan sosok pria yang selalu bertengkar dengannya. Hingga disaat semuanya berkumpul, Zeeva selalu termenung. Bolehkah dia berharap Dava datang mengunjunginya? Memang tidak mungkin. Atas dasar apa laki-laki seperti Dava datang untuk melihat Zeeva? Ada hubungan spesial saja tidak." Zeeva,lo liat apa? " Karina menyentuh pundak Zeeva.
" Enggak ada kok. " Zeeva menunjukkan senyum manisnya lalu berdiri di hadapan mereka sambil menyentuh tiang impus. " Udah sore. Gue gak terima tamu lagi. Gue mau istirahat, jadi please pulang,ya? "
" Lo ngusir kita, Zev? " Dara yang cemberut bertanya dengan nada manja.
" Bukan ngusir. Gue cuma istirahat aja. Kak, masalah makanan yang kakak titip ke kak Zergan itu, "
" Zergan tiba-tiba ada halangan waktu dateng ke rumah lo. Maaf, ya gue selalu buat lo kesel. " Kata Kanara. Dia tau kalau dia memang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...