BAB 36 ( ARKA VS DAVA )

27 5 0
                                    

Happy Reading 😘😘😘

*
*
*
*

" Zeeva cuma butuh kak Dava, bukan kak Arka. "

* Zeeva *

" Jadi selama ini, lo nggak pernah cerita sama kita kalau lo tinggal satu rumah sama Zeeva? " Hariz tidak henti-henti mondar-mandir di hadapan Dava seperti orang kebingungan. " Tuh, cewek nggak kenapa-kenapa, kan? "
" Lo pikir gue bakal sentuh dia? " Kesal Dava.

Sekarang, Dava yang dikenal hebat itu kini sudah terduduk diam di atas sofa dengan Hariz dan Ryan yang terus melontarkan pertanyaan layaknya diinterogasi oleh polisi. Sedangkan Arka, cowok itu masih bersikap tenang setenang air sambil duduk di sofa satunya lagi dengan kedua tangan dilipat kedepan dadanya.

Dasar Arka, dia benar-benar pintar dalam mengatur ekspresi walau hatinya saat ini ingin sekali memukul Dava sampai babak belur karena telah kelewatan batas dalam mengejar cintanya.

" Oi, Dava. Sebenarnya apa aja yang udah lo lakuin sama Zeeva disini? " Ryan berkacak pinggang.
" Enggak ada? "
" Enggak ada? Lo masih belum tau kalau tadi malam Zeeva sempat selamatin lo dari cewek di bar sampai dia rela cium lo di depan umum,hm? " Lanjut Ryan tanpa jeda.
" Cium?! " Pekik Dava dan Arka bersamaan.

Detak jantung Arka rasanya seperti ingin melompat keluar karena rasa sakit yang mampu membuat hatinya terbesit. Sungguh dia tidak percaya akan kejadian yang sama sekali tidak dia ketahui sampai detik dimana Ryan memberi tahukan sendiri apa yang terjadi. Kedua tangan Arka bergetar dan kemudian digepalkan kedua tangannya itu kuat-kuat.

" Apa maksud lo, kalau Zeeva cium gue? " Dava mengernyitkan dahinya heran, masih tidak mengerti dan tidak percaya.
" Gara-gara Tania sama cewek-cewek di bar itu pada ganggu lo, gue sama Ryan nggak berani buat ngelawan. Dan karna kita nggak berani,lah kita telpon Zeeva buat jemput lo. Eh, nggak taunya masalah jadi tambah besar. Lo nggak tau,kan kalau tadi malam itu Zeeva ngaku-ngaku jadi istri lo. " Jelas Hariz.
" Ngakak banget anjir kalau diingat-ingat! Lo tau dia bilang apa? Ekhem, " Ryan bersiap memperagakan ucapan Zeeva. " PAPI, MEREKA JAHAT SAMA MAMI, PI! PAPI SAYANG! SAYANG!

Kedua mata Dava seketika membulat sempurna karna kaget luar biasa. Bukan hanya itu, kedua kupingnya juga ikut merona karna malu.

" Cih, otak licik lo emang nggak pernah berubah. Sebenarnya apa rencana lo? " Arka mengarahkan atensinya pada Dava. " Memikat? Apa menyakiti? "
" Bangsat lo Arka-- "
" Dava, Dava! " Hariz langsung menahan Dava dari tempat duduknya yang ingin memberikan bogeman pada Arka.
" Nggak usah main fisik bisa nggak, sih? Lo berdua itu udah lama banget temenan. Nggak usah berantem mulu gara-gara masalah cewek. " Ryan mengomeli keduanya sampai mereka malas untuk berbicara.
" Dia yang mulai bukan gue. Lo nggak pernah tau apa-apa soal gue, Ka. " Ucap Dava.
" Udah cukup! Sehari aja coba, akur dikit kayak sebelumnya. Kan,enak dilihat dari pada kayak gini. Inget, lo berdua bukan anak kecil. " Hariz menyentuh kepalanya sendiri dengan jari telunjuknya.

Dava dan Arka pun terdiam setelah diceramahi oleh kedua insan di depan mereka ini. Sesekali Arka melirik Dava yang membuang muka kearah lain sebelum dia bersidekap dada lagi sambil menutup matanya.

" Jadi, habis berapa juta lo beli rumah ini? " Ryan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
" 20,7 miliar. "
" Buset! Gue nggak salah denger? Uang sebanyak itu,mah bisa gue beli rumah, mobil sama keliling dunia. Lo nggak merasa rugi? " Karena terlalu lelah berdiri, Hariz pun memilih untuk duduk disebelah Dava.
" Enggak. Selama niat gue baik buat bahagiain Zeeva gue gak-- "
" Kak Dava Zeeva pu, "

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang