Nb : Sekadar info, aku nulis ini waktu udah malem jadi mungkin aku kurang fokus buatnya. Yah, yang penting ini bisa menghibur kalian ya guys, 🥰🤭💤
Happy reading...
*
*
*
*" Gue bukannya mau menyakiti, tapi gue cuma mau memiliki. "
* Dava *
" A-apaan ini? " Zeeva terdiam seribu bahasa melihat sosok laki-laki yang berdiri di hadapannya ini sudah basah kuyup dan bercak darah sudah mengotori baju putihnya. Rambut yang sebelumnya rapi kini ikut berantakan.
Perlahan Dava mengangkat wajahnya untuk menatap Zeeva dengan tatapan nanar, lemah dan kecewa yang menjadi satu. Saat itu juga Zeeva membulatkan matanya karena terkejut setengah mati kedua matanya mulai berkaca-kaca tanpa alasan melihat pria ini.
" Gue... pulang. " Tubuh tegap Dava kini mulai ambruk kedalam pelukan seorang gadis dicintainya.
* 💧 *
Wushhh !! Brakk!!
Zeeva segera menutup jendela di kamar Dava yang terbuka akibat angin kencang dan gordennya juga sedikit basah gara-gara hujan. Kini dia terlihat begitu sibuk. Pergi mengambil air hangat, es batu, handuk kecil, P3K bahkan baju ganti untuk Dava yang sekarang sedang duduk di ujung kasur. Setelah mempersiapkan semuanya Zeeva juga ikut duduk di sebelah Dava.
" Bisa masuk angin kalau gini terus. Ze-Zeeva izin buka kemejanya,ya? " Tidak ada jawaban dari laki-laki yang sudah menjadi patung itu. Dia hanya diam saja Zeeva mulai membuka semua kancing kemejanya dan melepaskan pakaian itu dari tubuhnya sampai badan sispack nya juga ikut terlihat.
Zeeva lagi-lagi terkejut. Melihat tubuh Dava dengan terluka dan dikelilingi dengan lebam membuat dia merinding dan terpikir bagaimana sakitnya dan bagaimana Dava bisa menahannya sejauh ini. Mata Zeeva juga mulai bersiap menjatuhkan air mata kesedihan.
" Kalau sakit bilang,ya kak? " Perlahan manik mata Dava mengarah pada Zeeva yang mulai fokus mengobatinya. " Kalau akhirnya kayak gini, Zeeva pasti udah cegah kakak buat pergi dari awal. Kakak gak pantes diperlakukan kayak gini. Kenapa mereka kejam banget sama kakak? Kenapa harus kakak yang di giniin,sih? "
" Gue buruk. Makanya gue ha-- "
" Siapa yang bilang kakak buruk,huh? Siapa? Emang dia tau apa tentang kakak selama ini? Mereka itu nggak pernah tau gimana rasa sakit yang kakak terima selama bertahun-tahun dan nggak akan pernah berubah!! " Zeeva kini juga sudah diambang kemarahan sambil menatap Dava.Dava menunduk untuk menangis. Air mata yang sedari tadi dia tahan akhirnya jatuh juga.
" Sakit,Zeev. Gue capek. Gue harus apa? Gue pikir semuanya bakal baik-baik aja. Mama...mama bohong tentang penyakitnya. Lo tau gimana rasanya jadi gue waktu itu? " Kini Dava mulai menatap dalam mata Zeeva. Terlihat jelas pria itu mencoba menahan sesak untuk tidak terisak saat bercerita tentang kejadian tadi.
Zeeva masih diam di tempatnya, memilih untuk mendengarkan segalanya dari Dava.
"Gue nggak ngerti kenapa ini terjadi. Dosa apa yang udah gue buat sampai tujuan ngasih cobaan kayak gini ke gue. Gue sendiri! "
Zeeva meletakkan obat yang sedari tadi dia pegang kembali ke dalam kotak p3k dan beralih menyentuh kedua pipi Dava untuk segera menatapnya.
" Kakak nggak sendiri. Kakak tau, setiap hari bahkan setiap detiknya Zeeva selalu anggap kakak sebagai keluarga. Walaupun nggak terlalu bisa menutupi rasa sakit, setidaknya kita masih tau cara untuk bahagia sama-sama. Kakak yang selalu ngajarin Zeeva buat selalu bahagia. Kakak yang selama ini berusaha buat Zeeva nggak sedih lagi. Kakak nggak sendirian, ada Zeeva. Kakak nggak ada salah apa-apa disini. Percaya sama Zeeva. "
" Hahh! " Dava meraih salah satu tangan Zeeva di pipinya untuk digenggam dan mencium telapak tangannya dengan lembut.
" Kakak bukan orang yang buruk. Kakak itu orang baik. " Lanjut Zeeva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...