BAB 41 ( PERSELISIHAN )

19 3 0
                                    

Happy reading...
*
*
*
*

" Ayo kita nikah! "

* Dava *

Zeeva mendongakkan kepalanya untuk memandangi sebuah banner yang tergantung di depan sebuah bioskop dengan perasaan yang amat gembira. Di banner itu, tertera beberapa film menarik yang akan mereka tayangkan malam ini.

Selama beberapakali, Zeeva terus mengusap matanya dan memandangi banner itu lagi. ' Jadi, gue bener-bener bisa ke bioskop bareng kak Dava? ' . Rasanya seperti sebuah mimpi jika membayangkan hal ini karena seumur hidup, ini pertama kalinya Zeeva ke bioskop. Yah, terserah jika orang-orang mengatainya norak atau kampungan. Karena kenyataan, karena kedua orang tua Zeeva yang sibuk dulu dia jadi tidak bisa pergi kemanapun yang ia mau.

Setelah selesai melihat banner, manik mata Zeeva pun berpindah pada sosok pria yang sedang membeli tiket masuk. Sosok pria yang memakai kemeja hitam itu sangat menarik perhatian Zeeva apalagi tubuhnya yang sangat kekar dan tinggi itu benar-benar mengalahkan tinggi badan Zeeva. Dava berjalan santai kehadapan Zeeva lalu menunjukkan ekspresi heran melihat gadis itu tak kunjung sadar dari lamunannya saat menatap dirinya.

" Cih, " Dava tertawa kecil. " Gue yang ganteng ini gak usah diliat kaya gitu juga kali. Ntar makin banyak cewek yang lirik gue. "
" Hah? " Zeeva tersadar lalu melihat sekelilingnya yang ternyata memang sudah banyak perempuan-perempuan yang melirik Dava. " Ekhem, gak peduli. Ganteng juga enggak. Yaudah,yuk masuk! "

Zeeva berjalan duluan mendahului Dava agar dia bisa mengontrol rasa malunya sekarang juga. Dava yang melihat itu hanya menahan senyum lalu ikut berjalan dengan kedua tangan dalam saku celana. Sampai disebelah Zeeva, Dava sedikit membungkukkan badannya untuk membisikkan sesuatu.

" Lo cantik. " Zeeva langsung berhenti melangkah mendengarnya. " Lo itu bidadari dari mana,sih? "
" Nggak usah ngomong yang aneh-aneh. " Zeeva masih memunggungi Dava.
" Aneh dari mana? " Dava pun berjalan kehadapan Zeeva.
" Apa? "
" Gue mau liat cantiknya bidadari itu dari mana. Penampilan udah oke, matanya cantik, hidung mancung. " Tangan Dava yang jahil itu terus saja menyentuh bagian-bagian yang ia sebutkan tadi. " Pipinya juga gemesin, terus bibirnya, "

Zeeva tercekat begitu ibu jari Dava itu menyentuh bibir mungilnya. Keduanya saling bertatapan sejenak sampai rasa kesal muncul di hati Zeeva, ia pun menggigit ibu jari Dava sampai lelaki itu berteriak kesakitan.

" Aakhh!!! Sakit anjir!! Ahhh!! "
" Makanya gak usah genit. Rasain,tuh. " Cetus Zeeva.
" Shhh. Cerewet banget punya cewek. Ntar anak gue juga cerewet kaya lo. Bisa-bisa toxic kaya emaknya. " Balas Dava.
" Emang siapa juga yang mau jadi istri kakak. Ogah banget. Yang ada Zeeva diterkam tiap hari. " Zeeva melipat kedua tangannya ke depan dada dengan rasa kesal.
" Haha,kan udah sah. Gak salah dong."
" Masalahnya kakak itu mesum banget, bisa-bisa jadi macan kalo lagi sama istri. Alah udah,ah! Males bahas hal yang gak akan pernah terjadi. "

Dava melihat kepergian Zeeva dengan raut wajah yang sedikit jengkel dengan perkataannya tadi. Dia pun kembali menyusul Zeeva lalu membisikkan sesuatu sambil berjalan.

" Kita liat aja nanti. Kalau memang lo sah nya sama gue, gue buat lo gak bisa jalan sebulan. Dan ngemis maaf sama gue. " Dava masih bisa tersenyum walau dia ingin sekali mencekik Zeeva sekarang juga.
" Liat aja nanti. "

Tak lama, mereka pun sampai di dalam bioskop dan langsung mengambil tempat duduk yang sudah dipesan beberapa menit yang lalu. Begitu duduk, Zeeva langsung menyantap popcorn itu dengan lahap tanpa membiarkan Dava untuk menyentuhnya sedikitpun.

" Gue juga mau. "
" Gak boleh. "
" Okey,fine. Kalau lo takut, jangan ngadu ke gue. " Dava memilih untuk bersikap cuek sekarang.
" Siapa juga yang takut. "

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang