BAB 9 ( LUKA LAMA )

47 6 0
                                    

" Tolong hapus gue dari ingatan lo. "

* Dava *

" Zeeva!! "

Tepat setelah Zeeva tergeletak di hadapan Dava, Evi dan dan David yang merupakan ayah dan ibu Zeeva datang bersama Laren dan Mela untuk menjemput anak-anak mereka.

Ternyata saat itu mereka datang bersama pemadam kebakaran dan ambulan. Melihat putrinya yang seperti itu, Evi menyalakan Dava atas apa yang terjadi.

" Dimana Elbara? " Tanya David.
" Di...dalam! " Jawab Dava yang tampak depresi.
" Apa yang kamu lakukan sama anak saya? Dasar kurang aja! " Bentak Evi.
" Ini bukan salah Dava. Ini pasti bukan dia pelakunya. " Mela langsung memeluk Dava.
" Salah anak kamu. Gara-gara dia aku kehilangan anak-anak aku!! Kalian keluarga yang enggak tau malu!! "
" EVI!! "

Ketika Laren marah saat istrinya di rendahkan, ingin rasanya dia memukul wajah wanita itu, namun Mela menariknya. Dia benar-benar tidak ingin menambah masalah yang rumit.

" Setelah ini gak ada lagi hubungan apapun di antara keluarga kita. Bawa anak sialan itu ke mobil sebelum aku telpon polisi. " Bentak Evi lagi. Anak sialan itu tertuju pada Dava. Mela dengan kasar menarik Dava masuk ke dalam mobil.
" Silahkan. Saya tidak takut. Lihat aja apa yang akan saya lakuin nanti. " Laren menyusul istri dan putranya.

Tak lama David keluar sambil menggendong Dava keluar dari rumah lalu membaringkannya tepat di sebelah Zeeva. Kedua adik kakak itu sama-sama tak sadarkan diri.

" Elbara udah gak ada. Dia udah meninggal. " David menangis tersedu-sedu.
" Aaaaa!! ELBARA!! "

Sampai saat Dava masuk ke dalam mobil, ia hanya memandang sosok Zeeva dan Elbara yang dibawa dalam ambulan lalu jenazah Elbara ditutup oleh kain putih. Ia merasa sangat bersalah. Apalagi melihat keluarga Zeeva dan El menangis tersedu-sedu sambil berduka cita.

" Ma, "
" Iya, sayang? " Mela menghapus air mata Dava.
" Dava bukan pembunuh. Bukan Dava pelakunya. Bukan Dava yang buat Zeeva terluka. Dava enggak bermaksud buat ninggalin Elbara didalam sana. Dava takut. "
" Mama tau. Gak mungkin kamu tega lakuin itu semua. "
" Dava bukan pembunuh!! "

" Mela sangat terpukul melihat Dava yang menangis dan berteriak seperti ini. Dia memeluk Dava sangat erat sedangkan Laren hanya bisa melihat mereka di belakang melalui kaca.
' Maafin aku Zeeva. Maafin aku. ' batin Dava lalu dia pingsan di pelukan mamanya.

***

Suasana malam dengan langit yang dipenuhi bintang, suara ombak laut di malam hari membuat kedua insan ini betah untuk terus menghabiskan waktu bersama tanpa ada rasa bosan. Mereka adalah Zeeva dan Dava yang masih berada di atas bebatuan. Mereka sibuk melihat pemandangan pantai di malam hari yang diterangi oleh lampu-lampu kuning dari beberapa kafe di pinggir pantai sambil menikmati gulali.

" Kak! Kak Dava! " Zeeva berteriak sedikit karena Dava sama sekali tidak mendengar panggilannya.
" Hm? Ah,maaf. "
" Kakak lagi mikirin apa,sih? Kok sampai serius kayak gitu? "

' Mikirin lo. ' batin Dava. Dava tersenyum di hadapan Zeeva tanpa henti sampai membuat gadis itu terheran-heran. Dari tadi Dava selalu saja memperhatikan dirinya atau terus memberi perhatian perhatian kecil pada gadis itu.

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang