BAB 12 ( CINTA SEGITIGA )

57 6 0
                                    

" Cinta itu butuh perjuangan. "

* Arka *

Pemandangan sunset terlihat begitu indah sekali di atas langit sana dan menandakan bahwa sebentar lagi malam akan datang. Setelah dari rumah menjalani keseharian seorang diri, Dava malah memutuskan untuk pergi ke pantai seorang diri. Tempat ini adalah tempat favoritnya dimana ia sering datang untuk mencari ketenangan sambil mendengar ombak.

Sejujurnya ketika di telpon, Dava masih mau berbicara lebih lama lagi dengan Zeeva. Tapi ia sangat kesal dengan kejadian di rumah sakit hingga muncul rasa cemburu yang berlebih. Di tengah ketenangannya, tiba-tiba Arka datang menghampirinya. Laki-laki itu ikut duduk di sebelah Dava.

" Ngapain lo kesini? "
" Ngapain lagi kalau bukan nongkrong sama sahabat sendiri? "

Dava sama sekali tidak bisa menebak isi hati atau pemikiran Arka. Dari dulu sampai sekarang Arka merupakan tipe orang yang tertutup dan akan terbuka jika berada di dekat orang-orang terpercaya saja. Yang lebih aneh lagi, sejak kematian Elbara Arka seperti tampak membenci dirinya walaupun dia tau jika ini bukanlah kesalahan Dava. Setelah menjauh, Arka tiba-tiba datang kembali merangkul Dava sesuka hatinya.

Hari ini pun begitu. Arka datang seperti tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Sahabat? Dava yang sudah lama tidak mendengar pernyataan semacam itu dari Arka tertawa terbahak-bahak. Sekarang bukan hanya Zeeva yang aneh, tapi Arka juga? Apa ini adalah rencana mereka?

" Gak usah sok polos. Lo pikir gue bodoh? Lo datang karena ada maunya,kan? "
" Ya, memang. Gue mau ngomong banyak hal sama lo.

Dava berdecak sebal. Ternyata Arka masih bisa berakting di depannya. Dava membaringkannya dirinya ke atas batu dan dan menutup matanya menggunakan lengan.

" Lo inget waktu Elbara meninggal lo sempat nangis di hadapan gue yang baru pulang dari luar kota. Waktu itu sebenarnya gue sedih liat lo nyalahin diri sendiri gara-gara kematian Elbara yang padahal dia sendiri yang mau selamatin lo. "

Dava sama sekali tidak bergeming mendengar cerita itu sedangkan Arka masih terus bercerita.

" Lo tau apa yang gue pikirin waktu itu? Gue takut kehilangan seseorang yang berjaga dalam hidup gue. " Arka melihat Dava. ' Termasuk kehilangan sahabat yang gue anggap kayak saudara gue sendiri. '
" Dari pada mikirin orang lain, lebih baik lo mikirin diri sendiri, kan? "

Arka mengangguk mengiyakan Dava yang juga ada benarnya. Sebenarnya dari pada diri sendiri, Arka lebih suka membantu orang lain yang membutuhkannya. Dulu Dava pernah mengomeli Arka karena terlalu banyak menolong orang sedangkan dirinya sendiri berakhir terluka. Dan kebiasaan itu masih terus berlanjut sampai sekarang.

" Kalo di perhatiin, Zeeva gak kenal sama kita,ya? Padahal dulu kita sering banget kerumahnya buat main. Gue bisa tau karena liat dia ngobrol sama lo kayak orang baru kenal. Dan ternyata sama gue juga gitu. "
" Dan lo sukak sama dia? " Dava kembali duduk tegap.
" Ya, bisa dibilang gue tertarik. Waktu itu gue masih gak peduli, tapi sekarang beda. "

Dava tertawa di hadapan Arka yang masih setia tersenyum. Persis seperti dugaannya selama ini, Arka ternyata juga memiliki perasaan pada Zeeva.

" Dan gue juga tau kalau lo itu juga cinta sama Zeeva. "
" Mana mungkin. " Dava berdiri lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. " Lo gak perlu tau isi hati gue. kita bukan sahabat kayak dulu, melainkan
cuma teman. Hanya sebatas itu,iya, kan? "

Arka terdiam karena teringat kejadian di masa lalu dimana ia mengatakan pada Dava bahwa mereka bukanlah sahabat lagi lalu Arka meninggal Dava begitu saja seolah tidak pernah bersama. Namun seiring berjalannya waktu, tuhan malah tetap mendekatkan mereka melalui Ryan dan Hariz. Ketiadaan Elbara sangat terasa di kehidupan mereka berdua yang kacau. Biasanya jika mereka bertengkar, hanya Elbara yang menjadi penengah dan melerai mereka berdua.

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang