" Hai, sayang "
~ Dava ~
" Zeeva Arabels!! "
Ini adalah teriakan untuk kesekian kalinya yang Dava lontarkan untuk Zeeva. Suara nada dering panggilan dari ponsel Zeeva tidak kunjung mati dan terdengar berisik membuat Dava yang sedang membaca buku di ruang tamu lantai dua merasa terusik.
Dava sempat berpikir, siapa yang menelpon Zeeva sampai seperti itu di siang bolong seperti ini. Cukup. Kesabaran Dava tidak bisa ditahan lagi. Dia membanting bukunya ke atas meja lalu pergi ke kamar Zeeva.
TOK TOK TOK!!
Dari sini suara nada dering itu terdengar lebih berisik.
" Zeeva, lo di dalam gak? " Tidak ada jawaban yang terdengar. " Zeeva!! "
Dava menghembuskan nafas berat. Terpaksa dia membuka pintu kamar itu. Rapi dan wangi. Dava awalnya sempat kagum melihat kamar Zeeva serapi. Lalu, rasa kagum itu hilang setelah suara panggilan itu kembali berbunyi.
" ~ KU TAU KAU PUN SAMA SEPERTI AKU. TAK INGIN CINTA...USAI DI SINI!! "
" Pantesan gak denger ada telepon, lagi konser di kamar mandi rupanya. "
" ~HOO..OOO..OWOO!!!! "
" Anjir,anjir!! Pecah kuping gue. "Teriakkan Zeeva dari dalam kamar mandi membuat Dava harus menutup kedua telinganya rapat-rapat. Dia berjalan mengambil ponsel Zeeva yang diletakkan di atas meja belajar. Baru saja Dava ingin mengangkatnya, panggilan itu segera diakhiri hingga memperlihatkan banyaknya pesan yang masuk.
Dava mulai membuka ponsel itu dan melihat pesan dari WhatsApp. Ketika melihat nama yang tertera di deretan paling atas, Dava membulatkan matanya. Itu panggilan dan pesan dari Arka.
" Loh,kok, " Dava tidak bisa berkata-kata dan langsung membaca chat mereka.
Arka: Zeeva, gue udah jalan ke halte.
: Kok gak di angkat?
: Zeeva!
: Gue harap janji kita gak di batalin.Kedua tangan Dava tergepal kuat. Ternyata mereka memiliki janji bersama hari ini. Tapi kenapa Zeeva tidak memberi tau Dava apapun? Padahal incident dimana Zeeva meminta maaf karena membohongi Dava baru saja terjadi beberapa hari yang lalu. ' Dia bohong lagi kali ini? Kenapa? '
TAK!
Mendengar suara barang jatuh dari kamar mandi, Dava spontan meletakkan handphone Zeeva kembali ke atas meja dan keluar dari dalam kamar. Dava merasa lega karena untungnya keberadaannya tidak diketahui.
Sekarang yang menjadi masalah adalah janji yang mereka buat. Dava pun segera pergi dari sana. Tak butuh waktu yang cukup lama, Zeeva yang sudah selesai bersiap-siap, menuruni anak tangga dengan pesonanya.
Celana jeans, kemeja berwarna putih, rambut panjang yang diikat menjadi satu, membuat penampilan sederhana Zeeva menjadi memukau karena asli dirinya sangatlah cantik. Dava yang sedari tadi sibuk menikmati teh hanya jadi tersedak melihat penampilan gadis itu.
Dari kejauhan Dava terus memperhatikan gerak-gerik Zeeva dan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
" Mau kemana? "
Zeeva tersontak kaget. Air putih didalam gelas yang ingin diminumnya terpaksa tidak bisa disentuh karena pertanyaan Dava. Bagaimana ini? Zeeva tidak berani menjawab ataupun menatap wajah Dava. Dia takut Dava akan marah jika ia tau dirinya ada janji dengan Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romansa{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...