BAB 23 ( BERTEMU LAGI 1 )

27 5 0
                                    

" Kenapa kita harus bertemu lagi? "

* Zeeva *

" Kita mau kemana? "
" Beli coffee. Mau? " Zeeva langsung menggeleng.
" Zeeva gak suka coffee. Pahit! "

Dava tertawa gemas dan mencubit pipi Zeeva. Dia tidak tau mau sampai kapan ia bisa menghadapi sikap Zeeva yang imut ini.

Tepat di sebuah restoran yang mahal ini, Dava memberhentikan mobilnya di parkiran khusus. Saat itu parkiran roda empat atau roda dua sama-sama padat, membuat mobil Dava hampir tidak memiliki tempat untuk parkir.

" Keluar mobil hati-hati nanti ke- "

Tak!

" Aduh!! "
" Baru aja gue mau bilang. "

Dava buru-buru membuka sit bell nya lalu mengelus kepala Zeeva yang terbentur. Sepertinya Zeeva benar-benar harus selalu selalu berada dalam pengawasan Dava. Karena selain hal-hal kecil yang bisa terjadi, Dava takut jika sesuatu yang besar akan muncul lebih parah dari ini.

" Kakak gak usah ngomong lagi, deh! "
" Kenapa? "
" Jadi nyata semua. Sakit tau! "
" Pft, iya,maaf. "

Zeeva pun keluar dari mobil dan disusul oleh Dava yang mengajak Zeeva masuk sambil menggandeng tangannya. Sebelum itu, Dava sempat mengambil jaket dan mengikatnya di pinggang Zeeva agar rok mininya tidak terlalu terlihat. For you information, sebelum pergi ke sini Zeeva sempat membeli baju yang membuatnya nyaman selain hoodie kuning kebesaran itu.

" Jangan dibuka. Nanti ada yang liat, " Titah Dava.
" Iya, bawel. "
" Lo yang bawel! "
" Enggak,tuh. "
" Terserah lo. Gue nyerah. "

Mereka kembali melangkah. Begitu masuk ke dalam, suara lonceng berbunyi menandakan ada pelanggan baru yang datang. Dava melihat ke sekeliling restoran itu. Ternyata pelanggan hari ini lebih ramai dari biasanya.

Bagaimana Dava tau? Restoran ini adalah restoran dimana keluarga Dava dan Zeeva berkumpul dan makan malam bersama untuk pertama kalinya. Nama tempat ini ada City Resto.

Satu-satunya alasan mengapa Dava membawa Zeeva ketempat ini adalah karena dia ingin merangkai kenangan secara perlahan mulai dari tempat yang menjadi pertemuan pertama mereka.

" Rupanya nggak ada yang berubah. " Gumam Zeeva.
" Lo pernah ke sini? " Dava berpura-pura layaknya orang yang baru pertama kali kemari.
" Pernah, tapi itu 8 tahun yang lalu. "

Dava terdiam. Walau hatinya sakit, dia tetap bersyukur sampai saat ini Zeeva tidak menyadari siapa Dava sebenarnya. Mungkin karena masa lalu itu ada hal yang paling dibenci Zeeva, jadi dia mencoba melupakan semuanya dan akhirnya tidak mengingat Dava sedikitpun.

Tidak masalah. Suatu hari nanti jika waktu tepat, Dava menceritakan semuanya baik-baik dan meminta maaf dengan tulus.

" Lo duduk di sana, biar gue yang beli. " Baru saja Dava ingin pergi, Zeeva menahan tangan pria itu.
" Kakak aja yang duduk biar Zeeva yang beli. Kakak pasti capek bawa mobil terus dari tadi. Zeeva menunjukkan mata binarnya.
" Serah, ini kartu gue. "

Zeeva ternganga ketika Dava memberinya black card. Melihat itu Zeeva menjadi gaduh sendiri.

" Loh, kakak punya Black Card? Serius? Ini asli punya kakak? "
" Baru nyadar? " Dava memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. " Iya,itu punya gue. Keren,kan? "
" Biasa aja! "

Dava rasanya seperti tertipu dengan senyuman palsu Zeeva yang mematikan. Padahal baru saja dia ingin membanggakan diri, Zeeva langsung bersikap datar dan pergi meninggalkannya.

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang