BAB 28 ( HAPPY GRADUATION )

22 5 0
                                    

" Zeeva pasti akan selalu di sisi kakak."

~ Zeeva ~

Suara tangisan Zeeva masih saja terdengar jelas sampai ke luar. Ia duduk di atas kasur dengan memeluk kakinya yang sudah ditekuk. Tidak peduli orang-orang akan berpikir bahwa dirinya cengeng atau tidak karena memang itulah faktanya.

Untuk saat ini Zeeva benar-benar tidak habis pikir dengan perbuatan Dava yang dalam sekejap bisa menghancurkan barang miliknya. Zeeva marah? Of course. Terlebih lagi Zeeva membeli semua itu menggunakan uang tabungannya dan sekarang hanya tersisa dua ratus ribu lagi.

" Skincare gue habis, bedak gue habis. Terus gue harus pakai apa? Tepung? "

Zeeva mengambil dompetnya yang ada di atas nakas. Saat membukanya, bukan uang yang terlihat melainkan seekor cicak yang tiba-tiba muncul dan membuat Zeeva terkejut.

" Uang gue! " Lirih Zeeva.
" Zeeva buka pintunya dong! " Teriak Dava dari luar pintu.
" Jangan ganggu Zeeva bisa nggak? "
" Gue mau ngomong sesuatu, ini penting banget. "

Tidak ada respon dari Zeeva. Dia masih ragu untuk membuka pintu atau tidak. Namun, rasa kasihan muncul di hatinya sehingga membuat Zeeva tidak bisa membiarkan Dava terus seperti itu.

Ciett!!

" Apa? " Zeeva membuka pintu itu hanya sedikit dan tidak menunjukkan wajahnya.
" Loh, ada suara kok gak ada orangnya? "
" Ck, " Zeeva berdecak kesal. Dia pun membuka pintu lebar-lebar. " Apaan? "
" Tadaa!! " Dava merentangkan tangannya dengan bermaksud untuk menunjukkan penampilannya. " Gue udah ganti setelan. Bagus,kan? Gimana, ganteng nggak? Udah mirip sama oppa belum? "
' Iya, kakak mirip Song Kang! ' batin Zeeva yang adalah jawaban aslinya. " Enggak mirip! "

BRAKK

Dengan kasar Zeeva membanting pintu lagi. Seketika wajah Zeeva memerah. Dia terpesona dengan ketampanan Dava. Karena fashion dan penampilannya yang selalu memukau, Zeeva menjadi bertanya-tanya apakah orang-orang akan berpikir bahwa dirinya adalah pelayan Dava atau bukan.

" Ekhem. Gak boleh salting dulu. "

Zeeva kembali membuka pintu kamar dan memasang wajah datar.

" Kenapa ditutup pintunya? "
" Banyak nyamuk! "
" Lo belum mandi , ya? Pantesan bau. " Celutuk Dava sambil menutup hidungnya.
" Kakak, tuh yang bau. Jelek lagi, sana pergi! Gak usah ngomong sama Zeeva lagi. "

Saat Zeeva ingin menutup pintu lagi, Dava menahan tangan Zeeva untuk tidak berpindah dari tempatnya.

" Apa lagi? "
" Maafin gue. Jujur gue gak tahan gak ngomong atau marahan sama lo. Gue janji gak akan gitu lagi. Sebagai gantinya lo boleh pukul gue atau nyuruh gue lakuin sesuatu. "
" Emang mau. "
" Mau, " wajah Dava terlihat imut seperti anak bayi.
" Okey, " Zeeva bersidekap dada." Zeeva mau kakak diem. Muak dengar kakak ngoceh mulu. "
" Gak ada permintaan yang lain gitu? "
" Jangan urusin urusan Zeeva lagi. "
" Hmm, yang lain bisa? Gue gak mau soalnya."
" Jauhin Zeeva? "
" Nah, gue lebih-lebih gak mau. "
" Ihh, banyak request aja! " Zeeva menendang kaki Dava.
" Akhh ! " Dava sedang mencoba untuk menahan sakit.

Zeeva menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nya kasar. Berdebat dengan Dava memang tidak ada habis-habisnya.

" Zeeva maafin, puas? Udah sana pergi! " Belum sempat Zeeva menutup pintu, Dava malah menahannya dan tangannya lalu membuat Zeeva menatap kedua mata Dava.
" Kenapa lagi? "
" Makasih, ya? Oh,ya besok mungkin gue harus pergi cepat ke acara wisuda. Jadi pagi-pagi jangan heran kalau gue udah gak ada. Dan kalau lo mau jalan sama temen, udah gue ijinin dari malam ini. Asalkan jangan terlalu lama. Paham, kan? " Dava melemparkan senyuman terakhirnya. "Good night,"

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang