" Pahlawan memang selalu datang terlambat."
* Arka *
Hari ini, pemakaman David dan Via berlangsung cukup baik dan banyak sekali yang datang untuk berduka termasuk teman-teman David, karyawan perusahaan dan juga sekretaris perusahaan. Disana, Zeeva hanya terdiam membisu dengan wajah pucat pasi tanpa polesan make up natural sekalipun.
Teman-teman Dava termasuk Cilla dan Zoya juga ikut hadir di pemakaman ini kecuali Dava sendiri yang masih terbaring di brankar rumah sakit. Mereka datang untuk mengucapkan selamat tinggal secara bergantian. Setelah beberapa menit, orang-orang mulai berpamitan untuk pergi meninggalkan keluarga yang masih berduka.
" Ka, Dava masih di rumah sakit? " Bisik Ryan. Pria itu baru saja datang entah dari mana.
" Kenapa? "
" Ada polisi di depan sana. Kayaknya ada sesuatu. " Bisik Ryan lagi. Arka refleks menoleh ke belakang dan ternyata benar, ada mobil polisi di depan gerbang pemakaman.
" Lo pergi bareng Hariz. Bawa yang lain. Gue masih ada kepentingan disini. " Saat mengatakan itu, mata Arka terus saja menatap Zeeva yang tak jauh darinya.Nafisha perlahan mendekati makam suaminya dengan wajah sembab. Dia menunduk menatap batu nisan itu dengan bibir bergetar, siap untuk menangis lagi.
" Sayang, maaf kalau aku gak bisa jadi istri yang baik selama ini. Kamu... kenapa tuhan rela ambil nyawa kamu? Sayang, kamu gak usah khawatir. Zeeva biar aku yang urus. Dia anak aku juga,kan? Aku janji. Aku bakal selalu berdoa buat kamu. Makasih waktunya. " Ucap Nafisha panjang lebar.
" Papa, papa baik-baik,ya? Tessa kangen papa. Papa orang paling baik dan selalu bisa ngertiin Tessa. Tessa juga janji bakal jagain mama sama kakak. Tessa gak bakal nakal lagi. Tessa juga bakal kurangin bolos sekolah. Tessa sayang papa. "Nafisha mencium kepala Tessa dengan lembut lalu berbalik melihat Zeeva yang sama sekali belum buka suara. Nafisha tersenyum simpul lalu berjalan mendekati putrinya itu untuk menciumnya seperti yang ia lakukan pada Tessa.
" Nak, yaudah,ya. Jangan nangis lagi. "
" Ma, " Zeeva mulai membuka suaranya. " Zeeva... Zeeva mau dikubur juga. "
" Apa? "
" Zeeva mau nemenin mereka. " Air mata Zeeva lagi-lagi turun seperti hujan. Sangat deras. Nafisha yang melihat itu menjadi tidak tegaan dan memeluknya dengan erat.
" Gak boleh. Kamu gak boleh kemana-mana. Jangan pergi ninggalin mama sama Tessa sama juga sayang sama kamu. "
" Hiks, "
" Kita pulang,ya? " Nafisha menghapus jejak air mata Zeeva dengan lembut dan Zeeva mengangguk pelan dan mengikuti langkah kaki mereka untuk segera kembali.
" Hati-hati jalannya,Zeev. " Tutur Dara perhatian.
" Zeeva, "Langkah kaki Zeeva berhenti sejenak dan dia berbalik menghadap Arka yang tersenyum padanya.
" Zeev, gue mau ngomong sesuatu sebentar?"
" Apa? Mau ngomong apa lagi. "
" Serius ini penting banget. Tolong dengarin gue. "
" Udah kak,Ar. Zeeva gak sanggup dengar apa-apa lagi. Zeeva capek. Kak Arka selama ini juga bohong sama Zeeva. Kenapa gak dari awal kakak jujur dengan semuanya. Kenapa harus ditutupin? "
" Gue— "
" Kak Arka!! Tolong. "Arka terdiam di tempatnya, tidak bisa membantah lagi. Dia pun hanya memandangi kepergian Zeeva begitu saja sampai di dekat gerbang, polisi datang untuk berbicara dengan Zeeva,Nafisha, Devan dan istrinya. Setelah lama berbicara, terlihat jelas jika Zeeva masuk ke dalam mobil polisi itu dan diikuti oleh mobil Devan di belakangnya. Melihat itu Arka langsung berlari menuju mobilnya sendiri dan langsung pergi meninggalkan area pemakaman.
* 💧 *
" Dav, lo yakin mau pergi sekarang? " Ryan heran melihat Dava sudah bersiap-siap memakai kaosnya.
" Gue gak punya waktu buat tidur-tiduran. " Ujar Dava. Dia kemudian melirik ke belakang dan ternyata kedua temannya terus menatapnya heran. " Yah, diliatin aja. Minimal bantu gue,lah beres-beres. "
" Ah,iya,iya. " Jawab Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...