BAB 54 ( HILANGNYA ZEEVA )

75 3 0
                                    

" SAYA ENGGAK AKAN TINGGAL DIAM. "

* Dava *

Kelopak mata Cilla perlahan mulai bergerak. Kening gadis itu ternyata sedang dikompres dengan kain karena sepertinya Cilla demam. Tak lama,Cilla membuka matanya. Menatap langit-langit kamar hingga kemudian dia teringat kejadian tadi siang. Saat mata Cilla melirik ke kanan,kedua orang tuanya sudah menatapnya dengan cemas.

" Cilla udah bangun? " Tanya papa.
" Iya. Cilla kok bisa disini? "
" Terus kamu mau di mana sayang? Udah istirahat aja. Kata dokter kamu demam. Kok bisa pergi sehat pulang sakit gitu,loh. " Ujar mama khawatir dan Cilla hanya tersenyum.
" Cilla, sibuk sama kerjaan di rumah sakit,ma. Kan, butuh proses juga. "
" Lain kali utamakan kesehatan dulu,ya? Untung aja ada Arka yang nganterin kamu. "
" Hah? Arka? "

Spontan mama langsung mencubit paha papa yang tidak sengaja mengatakan sesuatu yang sepertinya dilarang. Papa tersenyum dengan ekspresi bersalah sedangkan Cilla penuh dengan keheranan.

" Arka nganterin Cilla,ma? "
" Hm? Engga kok enggak. Yaudah,ya mama ke kamar dulu. Kamu istirahat aja. See you anak mama!! "

Mama memberikan fly kiss pada Cilla sambil menarik suaminya pergi. Setelah mereka pergi, Cilla menghela nafas panjang sambil menatap langit kamar dengan wajah sendu dan tatapan penuh arti. ' Arka...gue kangen sama lo. Lo tau seberapa keras gue nutupin perasaan gue sampai sekarang? Gue sakit,ka. Lo gak jenguk gue kaya kita kecil dulu? Biasanya lo yang paling khawatir. Gue bener bener kangen,Ka. '

Di balik itu tepatnya di bawah jendela kamar Cilla, Arka menatap kamarnya yang terang itu dari dalam mobil. Tatapan yang tidak bisa diartikan, namun terlihat tulus dan memiliki makna tertentu. Kenapa? Apa maksudnya memberikan tatapan seperti itu?

Flash back...

" BRENGSEK!!! " Dava menendang wajah pria didepannya dengan begitu kasar sampai dia tersungkur di tanah. Cilla yang terlepas dari genggaman pria itu pun terhuyung dan ketika dia hampir pingsan, seseorang dengan sigap memeluknya sampai kedua terduduk di tanah.

" La-cilla! " Samar-samar, Cilla mendengar suara yang familiar dan belum juga dia membuka matanya, kesadarannya hilang begitu saja. " Cilla bangun,La. "

Arka menyentuh pipi Cilla yang sudah tak sadarkan diri dalam pelukannya. Saat Arka tak sengaja melihat pergelangan tangan Cilla yang memerah,dia kaget dan langsung geram dalam hati.

"Akhh!!! "

Ryan mencekam kuat pipi pria itu dengan kasar dan menghempaskan nya kearah teman-temannya yang masih tak sadarkan diri. Kemudian Dava membantu Ryan untuk mengikat mereka semua untuk diserahkan ke polisi. Setelah selesai, mereka berdua sama-sama menoleh kebelakang dan melihat adegan yang tak pantas para jomblo lihat. Di sisi kiri Arka sedang sibuk dengan Cilla yang pingsan, dan di sisi kanan Hariz sedang memeluk Zoya untuk menenangkannya yang sedang menangis ketakutan.

" Lo tau apa yang ada di otak gue? " Tanya Ryan dengan wajah datar.
" Gak usah ngomong. Yang ada jiwa gue meronta-ronta. " Mereka berdua pun berdiri dan menghampiri yang lain.
" Oi, mereka udah gue ikat kecuali mantan si Zeeva. Dia kabur waktu kita lagi sibuk. " Ryan menepuk punggung tangannya untuk membersihkan debu yang menempel.
" Sialan,tuh orang. " Geram Hariz.
" Gak masalah. Kita pasti bisa dapetin dia lagi. Riz, Ryan. Gue nitip mereka sama lo berdua. Bawa polisi secepat mungkin. " Dava menaikkan alisnya seraya menepuk pundak Ryan.
" Anu, " Zoya pun melepaskan pelukannya untuk menatap Dava. " Sebenarnya gue sama Cilla udah nelpon polisi buat kesini karena gue pikir biar mereka bisa langsung ketangkap. "
" Apa?? Ke-kesini? " Zoya mengangguk pada Dava. " Buset. Kenapa gak bilang dari tadi? Gue duluan,bro. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang