" Gue berubah gara-gara lo. "
* Arka*
Pagi ini suasana di kelas begitu suram. Kelas yang biasanya ribut seperti pasar ikan, hari ini bisa seperti seperti ini. Untung saja hari ini Zeeva tidak telat masuk kampus karena dia bangun lebih awal dari biasanya.
Begitu Zeeva masuk ke kelas, dia melihat sosok Dara sedang menangis dan Karina sibuk menghiburnya.
" Loh, kenapa,nih? " Zeeva meletakkan tasnya ke atas meja.
" Dara di tipu. "
" Ditipu?? "Zeeva ternganga mendengar kata-kata Karina. Bagaimana bisa ditipu? Oleh siapa? Kapan? Dan dimana? Begitu banyak pertanyaan yang ingin Zeeva lontarkan sekarang juga.
" Dia ditipu sama Gleen, anak jurusan teknik itu. " Lanjut Karina sambil mengelus punggung Dara.
" Pasangan kencan buta Dara? Aish, berani banget dia nyakitin temen gue. Coba ceritain gimana ceritanya. "
" Jadi gini, Zeev. "
" Karina, biar gue aja yang cerita. "Dara yang sudah mulai tenang menegakkan tubuhnya dan menghela nafas panjang. Dara menatap wajah kedua sahabatnya yang sudah mulai penasaran dengan masalah yang akan diceritakan.
" Kencan gue sama Gleen awalnya baik. Dia terus rayu gue dengan kata-kata romantis sampai buat gue hampir jatuh cinta. Waktu itu dia juga nembak gue. "
" Jadi lo terima? " Tanya Zeeva.
" Iya, " Dara mengangguk pasrah. " Belum lama kami pacaran, baru aja berapa jam tiba-tiba ada cewek datang dan nyamperin meja kami. Lo tau siapa? Itu pacarnya Gleen. Gue,ya mana tau siapa dia. "
" BANGSAT!! " Teriak Karina dan Zeeva bersamaan.Teriakan mereka berdua membuat orang lain terkejut. Gara-gara ketiga gadis itu begitu berisik, semua orang memilih keluar dari kelas meninggalkan ketiganya.
" Terus yang lebih parahnya lagi, cewek itu tampar dan jambak gue di depan umum. Gue malu banget. Si Glen itu malah belain si cewek itu dari pada gue. Waktu itu juga gue ngajak dia putus. Wajah Dara kembali memerah,bersiap untuk menangis lagi.
" Buaya. Orang kayak gitu pantas dikasih pelajaran. Gue janji sama lo, Dar. Tuh, cowok bakal habis di tangan gue. " Zeeva mengepalkan kedua tangannya dengan penuh amarah.*💧*
Sudah setengah jam berlalu sejak Dava dan Arka sama-sama diam, tidak ada yang mau berbicara sedikit pun. Hariz dan Ryan yang hadir di sana hanya memandangi mereka yang sibuk dengan ponsel masing-masing.
" Uy, lo berdua kenapa? Berantem lagi? " Tanya Hariz.
" Gak. " Sahut Dava dan Arka bersama.
" Terus kenapa jarak duduknya jauh banget kayak orang social distancing? " Lanjut Hariz.
" Suka-suka gue. " Sahut mereka lagi.
" Enggak,iya, nih, Riz. Gara-gara cewek lagi? " Ryan melihat kedua tangannya ke depan dada.
" Enggak! "Hariz dan Ryan saling bertukar pandang, masih merasa aneh dengan kedua manusia di depan mereka.
" Zeeva!! "
Mendengar Ryan memanggil nama Zeeva, kedua cowok itu spontan melihat ke arah pintu masuk kantin.
" Cieee...yang ketipu!! "
Ryan berhasil meledek kedua temannya itu yang telah ia bohongi dengan menggunakan nama Zeeva. Siapa sangka dengan ide itu Ryan bisa tau bahwa mereka memang bertengkar hanya karena gadis itu.
Dava berdecak kesal lalu ia memukul kepala Ryan.
" Aduh! " Ryan tak merasa sakit melainkan langsung tertawa. " Lo berdua kenapa? Emang beneran,ya yang gue pikir. Lo berdua jatuh cinta,kan sama Zeeva? "
" Kalo ada masalah minimal cerita,lah bos. Udah satu SMP,SMA, satu universitas, satu fakultas hukum lagi. Masih aja berantem. " Hariz menggosok keningnya bagaikan orang yang sedang pusing.
" Siapa bilang berantem? Enggak,tuh. Iya,kan,Va? " Arka merangkul Dava dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...