BAB 43 ( INCARAN PARA PEMBUNUH )

19 1 0
                                    

Happy reading...

*
*
*
*

" Maaf, kalian mengincar orang yang salah. "

* Dava *

" Meow, meow! "
" Ih, Macho!! " Zeeva mendorong Macho yang sedari tadi mengganggu ketenangannya saat tidur.
" Meow,meow meow!! "
" Iya, ini aku bangun kok! "

Keributan yang dibuat oleh Macho itu membuahkan hasil yang sempurna. Zeeva yang tak tahan terus diganggu lama-lama langsung bangun dari tidurnya. Begitu dia membuka mata, Zeeva sedikit heran melihat dirinya sudah berada di atas kasur dan kasur itu ditutupi dengan kelambu. Tubuhnya juga sudah diselimuti dengan selimut tebal berwarna putih. ' Perasaan, gue semalam nggak tidur di sini,deh. '

" Kak Dava? "

Zeeva membuka kelambu itu dengan kasar untuk melihat keluar dengan lebih jelas, tepatnya ke bangku yang ia tiduri bersama Dava semalam. Bangku itu sudah kosong, tidak ada keberadaan Dava di sana.

" Telat bangun,kan gue! " Zeeva pun turun dari kasur lalu berjalan malas ke kamar untuk membersihkan diri.

Seusai membersihkan diri, Zeeva pun keluar sambil memakai celana pendek, baju kaos biasa miliknya. Rambutnya juga diikat menjadi satu di belakang. Gadis itu berjalan ke arah meja makan dan ternyata meja itu sudah penuh dengan sarapan. Zeeva tersenyum, memang jika punya cowok pintar memasak itu, bangun telat juga nggak masalah. Kan, dia yang bakal siapin sarapan.

Mulut Zeeva terus saja memasukkan, mengigit dan menelan makanan tanpa tau berhenti sampai-sampai mulutnya itu penuh dengan isi. Bukannya terlihat jelek,dia malah terlihat imut jika seperti ini. Dan satu lagi, jangan katakan dia rakus. Maklumi saja, karena dia tidak makan dari tadi malam gara-gara marah dengan Dava.

" Meow, " Macho mencari kenyamanan di kaki mulus Zeeva dia bahkan bersikap manja tanpa alasan.
" Macho kalo manja pasti ada maunya! " Zeeva buru-buru meneguk semua susunya lalu hendak menggendong Macho.

Belum juga dia menyentuh kucing itu, Macho malah duluan berlari keluar dari taman belakang membuat Zeeva ikut mengejarnya sampai dia berhenti melangkah dan mendengar suara laki-laki yang sedang berbicara.

" Kak Arka? "

Zeeva terdiam sejenak. Bukannya kata Dava dia lagi bertengkar dengan Arka? Lalu kenapa sekarang mereka berbicara seperti tidak memiliki masalah apapun? Zeeva langsung menjadi tidak enakan saat mengingat kejadian di kolam 1 bulan yang lalu dan sudah lama juga dia tidak bertemu dengan Arka.

Flash back...

" Papa, hiks. Papa dingin. "

Dava perlahan membuka matanya lebar-lebar setelah mendengar suara gadis yang seperti mengigau di hadapannya. Itu Zeeva. Gadis yang sedang menangis dalam tidurnya dan terus memanggil papanya. Tangan kekar Dava terulur untuk menghapus jejak air mata yang turun lalu dia bangkit dari tidurnya, menatap Zeeva sejenak lalu menggendong gadis itu ala bridal style menuju ke atas kasur dan menyelimuti tubuh mungilnya.

Sekali lagi, Dava terus mengelus kepala Zeeva dengan lembut. Sekali-sekali dia juga merapikan rambut gadis itu yang hampir menutupi wajahnya. Tak lama, sebuah notifikasi masuk ke ponsel Dava.

Arka :
Dimana?
Gue mau ngomong sesuatu sama lo.

Di rumah

Arka :
Ntar gue kesana.

Mau ngomong apaan?

Arka :
Ntar juga lo tau. Ini tentang Zeeva.
Juga tentang mslh lo sama Ilona.
Satu lgi, Sorry,ya soal masalah kemarin.
Gue gak mau kita berhenti sahabatan. Gue harap lo nggak lupa pesan Elbara.

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang