BAB 14 ( MY LOVE )

54 5 0
                                    

" Apa gue ditolak? "

* Dava *

Matahari kini sudah berganti dengan indahnya rembulan di malam hari. Tetapi, tak sedikitpun ada bintang yang menghiasi langit malam ini.

Hembusan angin di malam hari terasa sangat dingin. Zeeva kini berakhir di sebuah halte bus setelah diusir dari kosan. Dia sekarang sedang menekuk lututnya sendiri karena kedinginan sambil menelpon seseorang yang mungkin penting baginya.

? : Zeeva, gue minta maaf. Kosannya udah penuh karena banyak tamu yang datang. Lo mau nunggu?
Zeeva : Sampai kapan?
? : Mungkin seminggu?

Seminggu?
Mendengar ia harus menunggu sampai kosan itu kosong selama seminggu saja membuat dia semakin lemas. Ini adalah nomor terakhir yang tersisa. Sebelumnya Zeeva sempat berpikir untuk tinggal di rumah Karana. Tetapi, dia takut merepotkan Paman dan bibi nya. Dari dulu Zeeva begitu takut menghadapi Devan secara langsung karena sorot mata yang pria itu berikan kepadanya. Sedangkan jika tinggal di rumah Karina atau Dara, rumah mereka dipenuhi oleh keluarga besar.

Zeeva mulai putus asa dengan keadaan. Sudah seharian ini dia berputar kesana-kemari seperti orang bodoh yang tidak punya tempat tujuan. Hanya satu hal dalam hidup yang dia inginkan. Yaitu ingin memiliki rumah dimana dia bisa bersinggah lalu disambut oleh seseorang dikala senang dan susahnya, dia juga ingin kehangatan dan kenyamanan.

2 jam telah berlalu dan sekarang hujan turun dengan begitu deras membasahi jalanan. Sedangkan Zeeva yang kedinginan masih saja berada di halte tanpa berpindah duduk sekalipun. Dia merasa kedinginan lalu memeluk kakinya sendiri dan menenggelamkan wajahnya di tekuk lutut itu. Setetes air mata jatuh menetes membasahi wajah Zeeva yang mulai menangis sesenggukan.

' Zeeva kangen mama sama papa. Zeeva pengen kembali ke masa lalu. Kak El, Zeeva harus gimana sekarang? Zeeva takut sendirian, Zeeva capek. Walaupun Zeeva pura-pura jadi kuat, tapi masa lalu selalu buat Zeeva jadi semakin takut. '

" Hiks! Hikss! "

Di saat yang sama, Zeeva tiba-tiba membayangkan wajah Dava dan senyumnya. Dia sendiri heran kenapa harus pria itu yang muncul di benaknya. Apakah ini karena mereka sudah lama tidak bertemu? Atau karena faktor rindu? ' Kak Dava pasti udah ninggalin Zeeva,kan gara-gara Zeeva ceritain masa lalunya Zeeva waktu itu. Gak heran,sih. Laki-laki mana yang mau sama Zeeva? Udah berpenyakitan, jelek, pendek, udah mau dikotori lagi. Zeeva memang gak terlalu berharap, tapi rasanya Zeeva butuh kak Dava sekarang. Walau cuma sedetik, setidaknya bisa liat. '

" Zeeva! "
" Hiks! Bisa-bisanya berhalusinasi. Suara kak Dava memang candu banget. "
" ZEEVA!! "

Teriakan yang membuat Zeeva berhenti menangis itu terdengar tak begitu jauh dari halte. Dengan mata gembung nya, ia mengangkat kepalanya menatap lurus ke depan. Pandangan Zeeva benar-benar kabur, hujan turun semakin deras dan Zeeva hanya bisa melihat dengan samar-samar bahwa ada mobil di seberang sana yang berwarna hitam.

" ZEEVA INI GUE,DAVA!! "

' Dava? Kak Dava? Dia beneran datang? Zeeva gak sedang lagi di alam mimpi,kan? '

Wajah yang tadinya murung kini sudah dihiasi dengan senyuman tipis. Ya, Zeeva bisa melihat dengan jelas sosok pria berjaket putih ada di dalam mobil itu. Zeeva mulai kembali bersemangat begitu tau itu Dava. Tanpa berpikir panjang, dia keluar dari halte sehingga tubuhnya basah kuyup.

" Kak Da-- "

TIIITTT!!

" ZEEVA AWAS!! "
" AA!! "

Disaat Zeeva ingin menyebry, tiba-tiba ada sebuah mobil berjalan di depannya dengan kecepatan tinggi. Beruntung jika Zeeva tidak sempat tertabrak melainkan hanya terkejut dan spontan jatuh ke aspal sambil ketakutan. Zeeva langsung terbayang kecelakaan 2 tahun lalu yang hampir nyaris membuat dia meninggal di tempat.

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang