Bestfriend: Part 9

353 84 14
                                    

Happy Reading^^

























Jongin duduk di kursi restoran dengan tangan bertaut menatap lantai, memikirkan antara pergi ke desa untuk datang ke pemakaman atau pergi ke Seoul untuk pertandingan. Pelatihnya yang sudah ada di situ hanya berkacak pinggang menunggu keputusan Jongin.

"Jongin-ah.."

"Luhan butuh kami, Pelatih"

"Aku mengerti, aku sangat mengerti. Tapi pertandingan kali ini akan ditonton oleh warga kota Seoul dan mungkin saja akan dilirik oleh beberapa sponsor untuk masuk ke liga internasional, kau akan mendapatkan kesempatan untuk bertanding di luar negeri"

"Aku harus pergi"

"Ya, kau harus pergi. Ayo lekas--"

"Aku harus pergi ke desa"

"Kim Jongin!"

Jongin mendongak. "Kyungsoo dan Soojin sudah pergi duluan, hanya tinggal aku"

"Lihat jam, Jongin. Sudah mau pukul sebelas" menunjuk arjolinya.

"Aku akan mengambil perjalanan besok saja, kau duluan ke Seoul nanti aku menyusul"

"Masih bagus jika kau mendapatkan tiket kereta untuk besok, jika kau kebagian tiket untuk minggu depan bagaimana? Percuma kau ke Seoul karena pertandingan berakhir di saat itu"

"Argh~~" erang Jongin bingung lalu meremas rambutnya. "Sial.." desisnya.

Hari sudah semakin siang. Ini sudah masuk jam makan siang. Kyungsoo turun dari mobil bus dengan menggandeng Soojin, dia menggendong ransel berisikan perlengkapan putranya. Kyungsoo dan Soojin sama-sama mengenakan pakaian hitam. Di sana sudah ada kakak iparnya yang menjemputnya ke terminal menggunakan mobil suaminya. Kyungsoo menghampiri mobil itu dan masuk di bangku belakang.

Chaein menghela nafas dan melajukan mobil. "Bagaimana perjalananmu?"

"Lancar, Eonnie"

"Jongin tidak ikut?"

Kyungsoo menatap jalanan. "Dia ada pertandingan"

Chaein menghela nafas lagi. "Padahal Luhan sedang berduka, bisa-bisanya dia tidak datang. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkan Jongin, pertandingan itu penting untuknya"

Kyungsoo menunduk menatap tangan kecil putranya di atas pahanya.

Setelah mereka sampai di rumah duka, mereka lekas keluar dari mobil. Kyungsoo menggigit bibirnya menahan agar tidak menangis menatap rumah duka di hadapannya. Kyungsoo pun berjalan menggandeng Soojin masuk ke dalam, Chaein menyusul di belakang Kyungsoo.

Saat sudah di dalam dan tepat peti mati ada di hadapannya beberapa langkah darinya, dia dapat melihat Luhan yang duduk lemas dengan pandangan kosong mata basah menatap figura ibunya, dengan mengenakan hanbok hitam dan rambut yang dikuncir lusuh.

Tes~~

Kyungsoo mengusap air matanya dan melepas gandengannya dari Soojin menghampiri Luhan. Chaein mengambil alih Soojin. Kyungsoo menghampiri Luhan dan duduk menyentuh bahunya.

Kaisoo Stories (II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang