Bestfriend: Part 3

409 92 28
                                    

Happy Reading^^


























Deg

Tubuh Kyungsoo menegang dan nafasnya langsung tertahan. Dia berdiri dengan segera karena terkejut dengan kedatangan Luhan.

"Kyung, kau punya Anak?" matanya berkaca.

"Lu-Luhan"

Tes~~

Air mata Luhan menetes. "Kau anggap aku apa selama ini, Kyung? Aku bukan sahabatmu? Bisa-bisanya kau menyembunyikan fakta sebesar ini dariku?" Luhan menutup wajahnya dengan tangan dan menangis.

"Eomma, itu siapa.."

Kyungsoo menatap ponsel kembali. "Nanti Eomma hubungi lagi, ya. Anyeong, Soojin-ie"

Pip

Dia lempar ponsel dan earphone ke ranjang.

"Luhan, aku tidak bermaksud--"

"Sekecil apa kepercayaanmu padaku sampai tidak memberitahuku hal sebesar ini, Kyung? Aku sahabatmu atau bukan? Selama ini kau anggap aku apa.. Hiks~~"

Kyungsoo membuang mukanya menahan air mata.

"Ada peran apa aku di hidupmu.." Luhan terisak.

Kyungsoo memejamkan matanya dan menggigit bibirnya berusaha menahan isakan.

"Do Kyungsoo.." Luhan menangis. "Apa yang membuatmu menutupinya.. Malangnya dirimu.. Kau pasti kesulitan melahirkan seorang diri. Siapa Ayahnya, Kyungsoo.. Siapa.. Hiks~~"

Tes~~

Kyungsoo mengusap air matanya di pipi.
.
.
.
.
.
"Aku tidak bisa memberitahumu siapa Ayahnya"

"Kenapa? Apa tidak memungkinkan untuk pria itu menikahimu? Pria itu sudah beristri atau apa?"

Kyungsoo menggeleng. "Aku tidak akan memberitahumu, dan tolong hargai keputusanku ini, bahkan orangtuaku sekalipun tidak tau siapa Ayahnya"

Luhan menatap tidak menyangka.

Kyungsoo mengangguk. "Aku tidak memberitahu mereka"

"Lalu saat kapan kau hamilnya? Waktu tahun berapa? Dan berapa usia Anak itu? Kulihat dia sudah besar"

"Usianya empat tahun, Luhan. Kau ingat saat aku memintamu membawa makanan di setiap mampir ke sini?"

Luhan mengangguk.

Kyungsoo tersenyum. "Itu aku sedang mengidam"

Tes~~

Air mata Luhan menetes lagi.

"Dan saat aku muntah-muntah hingga demam, itu aku sedang mengalami morning sickness, kau pasti ingat karena saat itu kau sampai menginap di sini karena berpikir aku sakit"

Kaisoo Stories (II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang