2. Sapaan Mengejutkan

1K 108 5
                                    

#

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#

Dulu ditahun ketiga aku pernah membolos pelajaran dan memilih pergi bersembunyi dibelakang pondok hagrid sampai jam makan malam tiba, penyebabnya karna beberapa murid dari asrama lain mengolok olokku.

Mereka bilang aku sombong, licik, jahat dan berbagai macam kata kata buruk lainya hanya karna aku slytherin. Slytherin selalu dianggap buruk, selalu dianggap penganut Dark Lord ataupun pemuja sihir hitam. Mereka sama sekali tak pernah melihat sisi baik dari seorang slytherin.

Saat itu aku sedih, aku tau aku tak mudah bersosialisasi bahkan aku hanya memiliki sedikit teman. Tapi ibu tak pernah mengajariku berbuat jahat, ataupun mengolok orang tanpa alasan jelas. Aku menangis meruntuki mengapa orang orang sejahat itu, lalu hagrid datang dan menepuk pelan pundakku dengan tangan raksasanya.

"mereka tak mengenalmu rosie, jadi mereka asal sekali bicara. kuharap itu tak menyakiti hatimu"

"kau terlalu baik untuk berteman dengan mereka, dibalik wajah dingin yg kau tunjukan ada hati hangat yg tersembunyi. tolong jangan menangis, dan jangan pikirkan ucapan mereka"

Itu yg diucapkan hagrid padaku, maka sejak itu aku berusaha menjadi seseorang yg kuat. Tak memikirkan ucapan ucapan buruk murid murid yg menghina.

Selama aku tak melakukan apa yg mereka bicarakan, aku tak perduli.

Seperti yg kubilang, aku tak memiliki banyak teman. Ruby Rosier dan Anne Parkinson adalah sahabatku di asrama, kami berteman sejak kecil karna keluarga kami sama sama berdarah murni.

Keluarga darah murni saling mengenal satu sama lain, itu pula yg menjadi alasan mengapa aku bisa kenal dengan sirius black.

Dan aku punya teman satu lagi, dia bernama Sophie Beckett. Dia dari asrama ravenclaw, satu satunya teman beda asrama yg kumiliki.

Sophie ialah gadis cantik berambut brunett panjang dengan bola mata berwarna hijau, gadis itu sangat baik. Kami awal berkenalan pada tahun kedua, saat itu aku berada diperpustakaan utk menyelesaikan essai ramuan. Rupanya kami hendak meminjam buku yg sama, sophie yg pertama kali menyapa.

Ia sama sekali tak takut, bahkan tak menganggap slytherin seperti kebanyakan orang. Dengan baiknya sophie mengajakku berkenalan, bertanya basi basi. Ia pintar membawa obrolan dan membuatku nyaman, sejak saat itu kami berteman.

Agaknya rubby dan anne sedikit berbeda denganku, mereka berdua mudah berteman tp pemilih. Mereka tak akan berteman selain darah murni, mereka masih memegang teguh prinsip darah murni. Sedangkan ibu tak mengajariku begitu

Beruntungnya sophie berdarah murni, ruby dan anne tak keberatan. Mereka berdua juga akrab dengan sophie, membuatku lega.

"Rosie" bisik sophie

Kami sedang dikelas rune kuno, hanya aku dan sophie dikelas ini. Ruby dan anne menyerah ditahun pertama, keduanya memilih tak melanjutkan.

"Ya" balasku

"Kemarin aku melihatmu mengobrol dengan potter, apa dia mengerjaimu?" Kata sophie

Aku yg awalnya sibuk membuka buku Suku Kata Spellman langsung menoleh menatap sophie,

"Tidak, dia ingin berkenalan denganku" jawabanku membuat sophie melebarkan matanya terkejut, seolah olah aku telah memberitahu hal yg tak masuk akal

"Dia tak mungkin menyukaimu kan?" Kata sophie

Keningku mengerut "apa maksudmu"

Sophie sedikit mengerling, menatap sekitar. Semua murid didalam kelas tengah sibuk dengan buku dan kamus suku kata spellman. Gadis itu berbicara tepat ditelingaku, agar tak ada yg mendengar.

Ia menjelaskan bahwa james menyukai lily evans, salah satu muggleborn berwajah cantik berambut merah. Sophie menunjuk gadis itu yg berada dibangku paling depan, duduk bersama sahabatnya Marlene Mckinnon

"Jangan dekat2 dengan pemuda itu rosie, aku takut kau menjadi sasaran seperti snape. Kau tau kan?"

Aku mengangguk kecil, snape selalu menjadi bulan bulanan The Marauders terutama sirius dan juga james. Aku merasa kasihan, padahal snape tak berbuat apa apa. Tapi mereka senang sekali menindas pemuda pintar itu.

"Dia mungkin hanya iseng sophie, bukan masalah" ucapku meyakinkan, yg langsung disambut senyum kecil oleh sophie.

Namun rupanya ucapanku salah, hari itu aku hendak memasuki great hall untuk makan malam. James berteriak memanggil namaku keras keras sembari melambaikan tangan

"Anderson! Anderson!"

Sontak leherku menegang, ruby dan anne yg berada disamping kanan kiriku menoleh dengan tatapan bertanya. Meminta penjelasan mengapa seorang murid gryffindor bisa sampai tau namaku, bahkan menyapaku dengan riang seperti itu.

Buru buru kutarik ruby dan anne menuju meja slytherin, tidak! Tidak akan kubiarkan pemuda berkacamata itu menggangguku!.

Last Scene || James Potter x OC || The Marauders EraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang