#
Aku harus mentraktir sophie butter beer, gadis itu menang taruhan. Aku menyukai novel yg ia pinjamkan, namun aku harus memukul sophie saat kami berpapasan menuju great hall.
"Itu novel dewasa! Sial benar kau sophie" bisikku sambil memukul lenganya pelan, beruntung hanya kami berdua. Ruby dan anne sdh berada di meja slytherin
Sophie tertawa puas, wajahku tiba tiba panas mengingat detail cerita dalam buku itu. Masalahnya aku dan sophie belum genap 17 tahun, berani sekali kami membaca novel seperti itu.
"Tapi kau menyukainya kan, aku punya buku ke 2. Akan kubawakan saat kelas rune" balasnya dengan tersenyum jahil.
Aku hanya memutar bola mata malas, lalu tatapanku tak sengaja mengarah pada james yg sibuk mengobrol seru dengan sirius.
James sepertinya sedikit berubah, aku tak lagi mendengar keluhan keluhan disepanjang koridor mengenai ulah james. Ataupun guru guru yg berteriak marah membubarkan gerombolan yg pemuda itu buat,
Mungkin yg tak berubah adalah james yg masih sering tertidur dikelas sejarah sihir, ataupun salah memasukan bahan saat kelas ramuan. Oh dan juga ia masih berusaha mengobrol dengan lily evans, ya meskipun tak se getol dulu.
Berbicara mengenai james aku akhirnya menerima tawaran pemuda itu, mengingat anne dan ruby sedang tak mau membiarkanku sendirian belakangan ini. sudah beberapa kali aku meminta bantuanya,
Kami seperti memiliki cara berkomunikasi sendiri, biasanya james akan menatap ke arah meja slytherin mencari cari keberadaanku. Lalu saat tatapan kami bertemu james akan bergumam tanpa suara, yg akan kubalas dengan gelengan atau anggukan.
James akan menungguku didepan pintu asrama slytherin sembari memakai jubah gaib, setelah memastikan tak ada orang baru james membukanya dan memintaku masuk.
Terkadang james membiarkanku berada diatas sana sendirian lalu menjemputku 2 jam kemudian, atau ia akan ikut dan membiarkanku membaca sedang ia sibuk dengan dunianya.
Terkadang pula james akan bercerita mengenai teman temanya, terutama the marauders. James paling dekat dengan sirius, itu sudah pasti. Sedang remus adalah yg paling bijak karna pemuda itu seorang prefek, sedang peter hanya menurut kemanapun mereka pergi dan apa yg mereka lakukan.
"aku mendengar desas desus" celetuk ruby
Aku yg tengah menikmati semangkuk sup mendongak menatap ruby yg duduk dihadapanku,
"tentang apa kali ini?" anne yg duduk disebelahku bertanya
"salah satu the marauders adalah seorang warewolf" ruby sedikit memajukan tubuhnya dan berbisik padaku dan anne
"rubes, kau yakin?" tanyaku tak mau percaya begitu saja, Gadis itu mengangguk mantap
"aku sudah mendengar desas desus itu sejak lama, tapi nanti aku akan mengonfirmasi pada sophie. gadis itu selalu tahu" jelas ruby
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Scene || James Potter x OC || The Marauders Era
FanfictionSeseorang pernah berkata bahwa "Cinta selalu bisa sembuhkan luka", tapi itu sangat tak berarti untuk james dan rosie. Cinta membuat keduanya terluka, cinta membuat keduanya harus membuat keputusan sulit. Pada akhirnya manakah yg harus keduanya pilih...