#
Chapter ini agak sedikit panjang, semoga kalian menyukainya <3Aku kembali berlatih biola bersama annie saat malam, karna annie sudah kelas 6 sekarang kami berlatih 2 kali dalam seminggu. Annie bilang progres permainanku sangat bagus, jari jariku tak lagi kaku saat menekan dawai biola.
Maklum selama musim panas aku banyak berlatih bersama paman lorenzo, benar ucapan ibu paman pintar sekali bermain biola. Bahkan sekarang aku bisa memainkan fur elise dengan lancar, meskipun menggunakan tempo yg paling lambat.
Paman lorenzo mengajari jauh lebih penuh emosi drpd annie, aku sering dimarahi tp dengan begitu aku lebih cepat bisa. Karna merasa takut tiap kali paman marah, saat aku cerita pada annie gadis itu tak berhenti tertawa. Katanya paman lorenzo mirip dengan guru les nya dulu.
Kutaruh biola diatas kursi dengan hati hati, nanti setelah makan malam aku akan berlatih bersama annie dan yurina. Yurina bilang ia ingin ikut, karna merasa bosan hanya menunggu annie di commond room.
Seperti biasa aku mengambil duduk yg berhadapan langsung dengan meja gryffindor diujung sana, sophie tidak makan bersama kami. Ia sedang bersitegang dengan ruby karna berebut sepotong pie td siang, sophie pundung karna sisa pie dilibas oleh ruby jd ia tidak mau makan bersama kami. Tp biar saja besok pasti sudah baikan, keduanya tak bisa lama lama bertengkar.
"Kau mau apa rosie? Malam ini peri rumah membuas pasta"kata anne
"Tak perlu repot anne, aku akan mengambilnya sendiri"
"Tidak tidak, biar aku saja" bantah anne
Akhir2 ini anne begitu perhatian terhadapku, kalau ruby bilang ia ingin memberi kesan bagus karna tak ingin dilupakan jika aku pergi ke perancis nanti. Pemikiran yg amat sangat keliru, anne tak perlu begitu karna sampai kapanpun aku tak akan melupakannya.
"Tolong ambilkan pasta, terima kasih banyak anne" balasku
"My pleasure" jawabnya dengan senyum manis
Ruby yg duduk dihadapanku membuat ekspresi seperti ingin muntah, aku terkekeh melihatnya.
Diam diam kami bertiga mengamati regulus yg duduk bersama saverus diujung sana, ini karna ruby yg lebih dulu memberi kode. Kedua pemuda itu tengah mengobrol seru, mungkin sibuk memuji tuannya.
Kualihkan pandangan ke arah lain yg sialnya lagi lagi tertuju pada meja gryffindor, yg lebih mengejutkan james sedang menatap ke arahku. Sebelah alisnya terangkat, ia tak bergumam namun terlihat jika wajahnya sedang kesal.
Aku masih belum menerima ajakan james untuk pergi ke menara astronomi, aku selalu menolaknya. Aku tak menghindar, hanya masih belum mau saja. James sampai mengirim surat padaku dan bertanya mengapa aku tak ingin pergi ke menara astronomi, tapi tak kubalas hanya menyampaikan pesan pada sirius bahwa aku tengah sibuk. Bohong, padahal tak begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Scene || James Potter x OC || The Marauders Era
FanfictionSeseorang pernah berkata bahwa "Cinta selalu bisa sembuhkan luka", tapi itu sangat tak berarti untuk james dan rosie. Cinta membuat keduanya terluka, cinta membuat keduanya harus membuat keputusan sulit. Pada akhirnya manakah yg harus keduanya pilih...