16. Latihan, Latihan dan Latihan

517 77 0
                                    

#

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#

Latihan 2 kali seminggu nyatanya sama sekali tak efektif, aku dan annie merasa itu sangat tidak cukup. Belum lagi prof flitwick hanya melatih kami 4 kali pertemuan diawal, beliau memasrahkan semuanya pada aku dan annie . Dan juga Prof flitwick bilang baru akan datang lagi saat 2 minggu sebelum pertunjukan.

Hal itu membuatku dan annie setres berat, akhirnya kami memutuskan untuk menambah jadwal latihan di hari sabtu pukul 10. Beruntungnya aku dan annie tak mengikuti club manapun yg membuat kami jadi tak terganggu.

Aku sudah memasukan instrument yg kupilih, mozzart, vivaldi dan juga bethoven. Benar benar sebuah PR menggabungkan instrumen2 itu didalam satu pertunjukan.

Rasanya aku selalu mual menatap tumpukan partitur, mengahafal banyak sekali not not balok. Sekali waktu ingin sekali kubakar semua itu, namun urung. Aku sudah memberitahu ibu perihal hal ini, tentu ibu sangat senang bahkan berharap bisa melihat penampilanku.

"banyak makan rosie, kau terlihat setres belakangan ini" kata ruby yg duduk dihadapanku

Gadis itu mengambil satu sendok penuh mash potato lalu menaruhnya dipiringku, dan satu piala berisi jus labu.

Anne mengambil 2 lembar roti dan mengolesinya dengan selai coklat, lalu menyodorkanya ke arahku. Anne menepuk kepalaku pelan, aku tahu dia sedang memberiku semangat

"bagaimana progres latihan kalian?" tanya anne

Aku mulai memakan roti buatan anne dengan ogah ogahan

"buruk, rasanya kami tak memiliki cukup waktu. aku sangat takut ini tak akan berhasil. sungguh!"

"Aku dan annie bersikeras tak menurunkan tempo instrument, dan itu membuat kami kewalahan. Benar terdengar bagus, tapi sangat susah dilakukan"

"banyak not not yg belum kuhafal, perpindahan temponya cukup rumit. belum lagi jari jariku terasa kram belakangan ini"

"Bagaimana jika aku mengacaukan semuanya, bagaimana jika aku melupakan semua not not yg kuhafalkan selama ini"

Kepalaku tertunduk lesu, aku lelah dan aku sangat takut tak bisa menampilkan yg terbaik. Kemarin dulu annie menangis setelah latihan, ia meruntuki dirinya tak becus bermain. Jari jarinya banyak terluka dan itu membuatnya kesusahan.

Ruby menggenggam tanganku diatas meja, membuatku mendongak. Gadis itu menatapku lembut

"kau tahu rosie, kau orang yg paling optimis diantara aku dan anne. Dan aku yakin kau sangat bisa melakukanya, tak ada yg tak bisa kau lakukan rosie."

"Ini hanya soal waktu, kau hanya butuh waktu untuk mempelajari semuanya. kau bisa melakukan yg terbaik rosie"

Hatiku menghangat mendengar ucapan ruby, mataku berkaca kaca dan sangat ingin menangis. Sekali lagi ruby menggenggam tanganku sedikit lebih kuat, gadis itu menggeleng pelan memintaku untuk tak menangis.

Last Scene || James Potter x OC || The Marauders EraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang