Note :
Maaf bgt aku lagi edit chapter lanjutan cerita ini, trs gak sengaja kepencet publish. Pas mau unpub eh kok semua keunpub huhu. Maaf ya :(
#Sirius datang kerumah tepat 1 minggu sebelum keberangkatan kami ke hogwarts, pemuda itu menginap selama 3 malam atas paksaan ayah. Padahal sirius bilang ia hanya berencana menginap semalam, ibu bilang ayah mengancam sirius. Aku tahu itu pasti bercanda
Kami banyak menghabiskan waktu berdua karna ayah masih harus bekerja, sedang ibu terkadang pergi untuk bertemu teman temanya. Ada 2 tempat yg paling disukai sirius saat berada dirumahku, Pertama ia suka sekali duduk dihalaman belakang sembari menikmati cookies dan air limun buatan ibu.
Kedua ia senang duduk di dekat jendela kamarku saat malam, terkadang kami duduk bersama disana. Membuka jendela lebar lebar, merasakan hembusan angin yg menerpa wajah. Lalu bercerita banyak hal sampai ibu naik dan meminta kami untuk pergi tidur.
Kemarin ayah memberi sekantung uang muggle untukku dan sirius, beliau berpesan agar kami pergi berjalan jalan. Sirius bersorak, tanpa berlama ia langsung mengajaku pergi. Kami berkeliling london sampai petang, sirius banyak berbelanja. Ia ingin membeli jaket untuk tuan dan nyonya potter, dan ia meminta bantuanku untuk memilih mana yg bahus.
"Mr & Mrs Potter benar benar baik padaku, dan aku ingin memberinya hadiah sebagai ucapan terimakasih" katanya saat itu, aku hanya tertawa
"kau tak membeli untuk james" tanyaku
Sirius menggeleng, "tidak, kau saja"
Dahiku mengerut, bingung
"mengapa aku?"
"karna kau menyukai james" jawab sirius sembari menjulurkan lidah, mengejek. Aku memutar bola mata malas menanggapinya.
Pada akhirnya sirius tahu bahwa james dan aku berkirim surat selama liburan kemarin, tentu bukan aku yg mengadu. Ini karna james yg sembrono dengan meletakan asal suratnya diatas meja, hingga dengan mudah sirius menemukanya.
Sirius menceritakan hal itu padaku, ia tak marah justru merasa senang. Terlebih sirius terus mengejekku sepanjang waktu, dan mengatakan bahwa cepat atau lambat aku akan menyukai james. Yang tentu saja langsung ku tentang habis habisan
"James selalu menunggu surat darimu rosie asal kau tau, dia cemas jika kau lama saat membalas" tutur sirius
"Jangan melebih lebihkan sirius, tentu tak cuma suratku yg ditunggu james. Bisa saja dia menunggu surat dari evans" balasku
Sirius mendengus pelan lalu mematikan rokoknya yg sdh tinggal sedikit, saat itu malam hari kami tengah duduk dijendela kamarku sembari menatap langit yg sedang cantik cantiknya.
"Sedikit informasi untukmu, james sama sekali tidak pernah berkirim surat dengan evans. Terserah kau mau percaya atau tidak, karna aku yg paling tahu sebenarnya" ucap sirius, pemuda itu bangkit menepuk pundakku lalu pamit untuk pergi tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Scene || James Potter x OC || The Marauders Era
FanfictionSeseorang pernah berkata bahwa "Cinta selalu bisa sembuhkan luka", tapi itu sangat tak berarti untuk james dan rosie. Cinta membuat keduanya terluka, cinta membuat keduanya harus membuat keputusan sulit. Pada akhirnya manakah yg harus keduanya pilih...