Happy reading
•
•
•
•
•Mereka sampai di tempat tujuan, tempatnya ternyata di salah satu gedung yang cukup mewah. Tidak main-main angkatan Erlangga menyewa gedung ini untuk semalaman penuh, ada juga yang menginap bagi yang rumahnya jauh.
Entah dari mana dana nya, yang pasti dana merupakan persoalan mudah bagi kelas Erlangga. Saat memasuki area parkiran Nalika dibuat tercengang karena rata-rata mobil disana termasuk mobil mewah.
Kesan pertama saat memasuki area utama acara tersebut ialah, ah banyak yang tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata. Acara ini lebih mirip ke pesta pernikahan, bukan seperti reuni.
Ada beberapa artis yang diundang untuk mengisi acara, ramai dan semua orang-orang yang hadir disana berpenampilan hedon, berkelas.
Melihat itu semua Nalika refleks tertunduk, ia seperti merasa tidak pantas bersanding dengan Erlangga yang kelasnya jauh berada diatasnya.
Tangan Nalika tiba-tiba ditarik oleh suaminya, ia menatap suaminya heran.
"Kamu lama." Singkat pria itu seraya menggandeng anak dan istrinya masuk lebih dalam.
Erlangga menghampiri beberapa orang-orang yang tengah berkumpul, diantara orang-orang itu ada beberapa yang Nalika kenali karena memang itu adalah orang yang sama yang sering berkunjung ke rumah Erlangga. Ya, mereka adalah teman-teman atau se-geng Erlangga yang sering main ke rumah.
"Wah, Lang, gue kira lo gak bakal dateng." Gantara adalah orang pertama yang menyala mereka, Nalika mengetahui pria itu karena pria itu termasuk orang terdekat suaminya.
Erlangga hanya tersenyum tipis seraya mengangguk.
"Loh loh, ini Erlang bawa anak sama istrinya?" Tanya seorang wanita yang heboh melihat Nalika dan Rean yang berada di samping Erlangga.
Wanita itu Fayra, satu kelas dengan Erlangga juga namun memang tidak terlalu dekat. Fayra juga membawa suaminya tetapi anaknya ditinggal di rumah ibu mertuanya.
Wanita itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, Nalika membalasnya dengan canggung.
"Fayra, panggil aja Fay." Ucap Fayra mengenalkan diri sendiri.
"Nalika."
"Hallo, Na, salam kenal. Anggap aja kaya temen biasa ya." Nalika hanya membalas Fayra dengan anggukan seraya tersenyum.
Kesan pertama dari Fayra, menurut Nalika wanita itu cukup baik dan rendah hati, ramah pula.
Pandangan Fayra teralih pada Rean, ia mencubit pipi Rean dengan gemas. Dari dulu ia ingin sekali punya anak laki-laki namun tuhan memberikan dua anak perempuan, tidak apa-apa bersyukur.
"Kalo ini, siapa namanya?"
"Reanold, panggil aja Rean." Nalika menjawab pertanyaan Fayra.
Selanjutnya Erlangga mulai terfokus pada teman-temannya, mereka mulai mengobrol seputar bisnis dan hal-hal yang tidak dimengerti wanita. Nalika dan Fayra yang hanya menjadi 2 diantara 5 laki-laki itu memilih menghindar. Ah, lebih tepatnya Fayra menarik tangan Nalika dan Rean agar menjauh dari sana.
"Bosen kalau bapak-bapak udah bahas bisnis gitu, makanya kita mending keliling aja, cari makanan." Ucap Fayra sembari melihat-lihat makanan manis yang disediakan disana.
Nalika mengiyakan, melihat Fayra yang mulai menyantap makanan Nalika pun ikut menikmati makanan disana. Ia menyuapi Rean sesekali.
Tidak lama tiga orang wanita datang menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
empty
ChickLitNalika sampai sekarang saat ini tidak tahu apa tujuan Erlangga menikahinya. Jelas-jelas bukan karena cinta, laki-laki itu tiba-tiba datang ke rumah menemui orangtuanya dan langsung meminta Nalika menjadi istrinya. Semuanya berjalan begitu saja hingg...