47. Erlangga

42.9K 3.4K 107
                                    

Happy reading




"Kamu mau kan, Nalika?" Tanya Erlangga penuh harap.

"Makan dulu, dingin lagi nanti makanannya." Ucap Nalika mengalihkan pembicaraan. Untuk sekarang ia belum bisa menjawab secara spesifik, karena ia sendiri tidak tahu.

"Nalika," ucap Erlangga menghentikan langkah Nalika yang mulai menjauh.

"Temani saya, saya masih butuh jawaban kamu."

Nalika menghembuskan nafas kasar. "Aku ngantuk, mau tidur." Balas Nalika bohong, jika ia ke kamar pun ia tidak bisa tidur.

"Sebentar, please.."

Akhirnya mau tidak mau Nalika mengiyakan laki-laki itu.

"Kamu mau jawaban kaya gimana Mas? Memangnya kalau aku jawab engga kamu bakal ngerti? Kamu kan gitu, nggak mau dibantah."

"Oke, saya anggap kamu belum bisa jawab pertanyaan saya. Tapi saya akan buktikan kalau saya bisa membuat mimpi kamu bersinar kembali." Nalika terkekeh mendengar ucapan yakin dari suaminya.

"Aku udah terlanjur mati rasa, yang aku pikirin itu gimana caranya biar aku tetep bisa lanjutin hidup. Aku udah kehabisan minat buat bangun mimpi-mimpi aku kembali. Bukannya itu yang kamu mau? Aku sepenuhnya jadi ibu rumah tangga?"

****

Aqiqah bayi kembar mereka akan dilaksanakan pagi ini setelah melalui persiapan panjang. Erlangga dibantu dengan Papinya mencari tiga ekor kambing, dua untuk baby Khaizo dan satu untuk baby Aisy.

Selama proses aqiqah sekaligus syukuran, semuanya berjalan dengan lancar. Meskipun kedua bayi kembar itu sempat rewel selama acaranya, namun Nalika dibantu dengan ibu dari Nalika yang juga ikut hadir di acara ini bisa membantu dengan baik.

Dengan diadakannya acara tadi siang, Erlangga sudah mengundang beberapa teman SMA nya untuk turut hadir namun mereka malah datang saat malam harinya, jadilah ruang tamu lebih ramai karena ada teman-teman Erlangga.

Mereka memberikan cukup banyak hadiah untuk si kembar. Harusnya malam menjadi akhir dari acara panjang tadi siang, tetapi karena kedatangan tamu jadi waktu istirahat belum bisa Nalika dapatkan.

"Lo jarang ada kabar tapi sekalinya ada kabar langsung cetak dua gol ya?" Goda Gantara yang asik menatap wajah bayi kembar yang sedang tertidur pulas.

Erlangga terkekeh menanggapi. "Cakep gak hasil karya gue?"

"Anjir, percaya gue dah, hasil karya lu nggak gagal." Balas Gantara dengan ogah-ogahan meskipun ia akui dari segi fisik bayi kembar itu sangat lucu dan segi pahatan wajahnya indah sekali.

Mereka cukup lama mengobrol, tidak jarang teman-teman Erlangga mengusili bayi kembar yang sedang tertidur itu, jadilah kedua bayi itu menangis secara bersamaan.

Nalika yang melihat itu hanya tersenyum terpaksa, jujur saja ia sudah pusing sekali mendengar tangis bayi-bayinya. Sangat merepotkan.

"Bayi Kai nya aku bawa ke kamar aja ya? Kasian, daritadi keganggu terus gara-gara berisik." Ucap Nalika menggendong bayi Aisy lebih dulu, ia menenangkan bayi itu dengan menimang-nimang bayi itu dengan penuh perhatian.

emptyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang