30. Nalika

55.8K 3.2K 101
                                    

Happy reading




Nalika membaringkan tubuhnya di kamar Erlangga, ia memilih beristirahat duluan karena tubuhnya sudah lelah sekali, sedangkan yang lain masih berkumpul bersama di ruang keluarga.

Ia berbaring menyamping, menatap sekeliling kamar suaminya saat belum menikah itu. Nalika benar-benar tidak menyangka, ia sudah menghabiskan waktu cukup lama bersama Erlangga. Rasa rindu akan masa-masa sekolah sangat membuncah, dan nalika hanya bisa menatap foto-foto dari handphone nya.

Nalika mengelus perutnya, ia melamun sendirian di kamar hingga sebuah ketukan pintu mengalihkan perhatian nya.

Azalea masuk dengan membawa segelas susu, ia tersenyum. "Mbak, kata Tante putri diminum dulu susu nya."

Tante putri —mami Erlangga yang berinisiatif memberikan susu ibu hamil pada Nalika, Nalika dan keluarga kecilnya memang berniat menginap karena jika pulang pun sudah kemalaman.

Nalika menerima susu pemberian Azalea, ia meminumnya sedikit demi sedikit karena memang Nalika tidak begitu menyukainya, ia meminumnya murni karena kebaikan bayinya saja.

"Makasih, Aza."

"Sama-sama mbak, jangan kebanyakan ngelamun, gak baik loh..."

Nalika menggeleng, "Enggak ngelamun kok, cuma emang lagi ada yang di pikirin aja."

"Aku ngeliat mbak tuh kaya ada beban banget, mbak ini ada masalah ya? sorry banget bukannya sok tau, tapi aku bisa ngeliat dari raut mbak ini."

"Ada hal yang gak enak aja," Jawab Nalika yang seperti enggan menjawab.

Azalea mengangguk mengerti, tidak masalah. "Mbak gimana kalo besok kita ke mall? Sekalian cari croissant terus aku juga pengen liat-liat ibu kota sebelum balik lagi."

Nalika mengangguk setuju, ia memang ingin keluar karena bosan juga. "Boleh, tapi aku tanya suamiku dulu ya."

"Okay deh, nanti aku ajak Erika juga, Biar gak ngerasa canggung banget." Azalea ini sangat ceria, ia mudah akrab dengan siapapun mungkin karena hal itu banyak yang menyukainya termasuk Adam sepupu Erlangga.

Setelahnya Nalika dan Azalea bercerita banyak hal, Azalea cukup pintar mencari topik yang membuat Nalika melupakan hal-hal yang membuatnya sedih sejenak. Nalika menyukai sosok Azalea, wanita itu sangat asik dan ramah.

Terlepas dari sikap Azalea, Nalika yakin Azalea adalah wanita yang hebat makanya keluarga Andaru setuju-setuju saja jika Adam dengan Azalea padahal Azalea sudah memiliki anak pula.

"Yasudah, mbak istirahat aja dulu, jangan tidur kemalaman nanti tidurnya kurang, gak baik buat Bumil." Ucap Azalea sebelum pergi dari kamar itu.

Nalika mengangguk, ia tersenyum membalasnya. Suasana hati nya sedikit membaik karena Azalea, setidaknya sekarang Nalika memiliki teman untuk bercerita.

Dengan perasaan yang sedikit lebih baik, Nalika tertidur karena kelelahan.

****

Pagi yang cukup berbeda karena Nalika akan sarapan di rumah mertuanya, ia hanya membantu menyusun piring di meja makan saja karena ia tidak di perbolehkan ikut campur di dapur.

emptyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang