26. Erlangga

52.1K 3K 148
                                    

Happy reading




Erlangga mengecek beberapa berkas secara berulang, ia bulak balik melihat laptop dan beberapa berkas yang perlu di selesaikan. Tangannya dengan lihai mengetikan kata perkata dari laptop, setelah mengetik dengan cepat pria itu menutup laptop nya sembari membuang nafas panjang.

Netra matanya tanpa sengaja melirik ke arah bingkai kecil berisi foto keluarga kecilnya, disana mereka bertiga tersenyum manis layaknya keluarga yang harmonis.

Bohong jika Erlangga tidak pernah peduli pada istrinya, nyatanya se-egois apapun dirinya Erlangga tetap memperhatikan istrinya dengan caranya sendiri.

Ingatan Erlangga kembali pada enam tahun yang lalu, masa dimana ia baru bertemu Nalika pertama kalinya.

Saat itu ia sedang ikut acara kunjung ke kampus mewakili papinya, sejak saat itu mereka bertemu. Awalnya hanya pertemuan biasa antara mahasiswi dan tamu, kemudian entah bagaimana tiba-tiba Erlangga mulai mencoba mengenal Nalika lebih jauh. Ia mulai mencari tahu banyak hal tentang Nalika.

Tidak ada yang spesial dari Nalika, hanya gadis mandiri dan sederhana lah yang menjadi kesan pertama Erlangga pada Nalika. Cantik? Erlangga bahkan pernah melihat lebih banyak wanita cantik dihidupnya, baginya cantik adalah hal biasa. Semua wanita bisa cantik secara fisik, tapi sejak melihat Nalika ia merasa ada sesuatu yang beda dari gadis itu.

Awalnya Erlangga hanya ingin mencoba mendekati Nalika saja, tetapi ayah dari gadis itu malah menantangnya untuk ke jenjang yang lebih serius dan anehnya Erlangga dengan mudahnya setuju. Tanpa pikir panjang ia menyetujuinya dan mulai mengutarakan niat seriusnya pada keluarga Nalika maupun keluarga dirinya.

Sama seperti dirinya, Mami Erlangga langsung jatuh hati pada Nalika, berbeda dengan keluarganya yang malah bereaksi kurang mengenakan. Tetapi hal itu tidak menjadi halangan bagi Erlangga, ia tetap melanjutkan niat seriusnya.

Saat masa-masa pendekatan Erlangga tidak memiliki perasaan pada wanita manapun, ia hanya terfokus pada Nalika hingga saat ini.

Jika kalian mengira Erlangga tidak sadar akan perbuatan egois nya maka kalian salah. Erlangga selalu sadar akan hal itu, namun entah kenapa sulit sekali membatasi dirinya untuk tidak berbuat egois ataupun berkata pedas pada istrinya itu.

Erlangga selalu merasa bahwa Nalika beruntung mendapatkan dirinya, ia punya segalanya jadi sudah seharusnya wanita itu menuruti ucapan dirinya. Tapi mengingat akhir-akhir ini Nalika sedikit memberontak Erlangga jadi harus melakukan sedikit hal agar membuat Nalika tetap bersamanya.

Tidak! Erlangga tidak akan membiarkan Nalika pergi darinya. Karena tidak akan ada yang mampu menerima sikapnya selain Nalika, Erlangga sadar akan hal itu. Makanya dengan senang hati ia rela menghabiskan banyak uang untuk keluarga Nalika, agar wanita itu merasa sungkan dan hutang Budi padanya, dengan hal itu Nalika tidak akan pergi darinya.

Omong-omong ia tadi menghubungi istrinya untuk pergi ke kantor bersama Rean, meminta diantarkan makan siang sekalian menunggu ia selesai bekerja, nanti setelah selesai bekerja Erlangga dan keluarga kecilnya akan pergi makan malam diluar. Sudah lama mereka tidak makan malam diluar, sekalian jalan-jalan juga.

Saat Erlangga sedang melamun memikirkan banyak hal, pintu ruangannya diketuk oleh seseorang.

"Masuk," Suruhnya.

emptyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang