Lucian terus memacu kudanya tanpa henti, meninggalkan pasukannya. Ia harus segera memastikan hal yang ia lihat tadi. Wanita itu, sebenarnya siapa wanita itu.
Cuaca mulai memburuk. Angin pun bertiup kencang dengan awan hitam menggantung rendah di langit. Ia bisa melihat sebuah bangunan kuno yang menjulang tinggi. Rasa penasarannya semakin tinggi, membuat Lucian terus memacu kudanya. Namun, semakin dekat Lucian mendekati kuil di puncak gunung.
Ia merasa seolah-olah ada sesuatu yang tidak beres di sekitarnya. Ia bisa merasakan energi yang aneh berdenyut-denyut di sekitarnya. Tiba-tiba suara gemuruh menggema di antara pohon-pohon tua.
Dari sudut pandangnya, Lucian melihat sesosok seperti batu yang mengintai di atas bebatuan dan pepohonan. Makhluk-makhluk dengan bentuk menyerupai patung-patung batu itu pun mulai hidup. Mereka langsung menyergapnya dengan gerakan yang cepat.
Gargoyle. Batinnya.
Lucian refleks menarik tali kendali secara tiba-tiba. Melihat sekelilingnya dengan pandangan waspada. Kuda yang ditunggangi olehnya menginjak-injakkan kaki-kakinya dalam ancaman. Seolah-olah bahkan dia juga bisa merasakan bahaya yang mendekat.
Sial, ia lupa jika gargoyle bisa hidup ketika ada seseorang asing masuk ke kawasan yang mereka jaga tanpa seijin penunggunya. Mereka akan menyerang siapapun tanpa pandang bulu seperti saat ini. Lantas Lucian menarik pedangnya dengan cekatan saat salah satu Gargoyle mulai menyerangnya.
Pedangnya bersinar terang saat ia mengayunkannya dengan keahlian. Menebas ke arah gargoyle yang mendekat. Gergaji besi melawan batu berderap dengan dentingan keras menciptakan suara berkepanjangan yang menciptakan simfoni kekacauan.
Lucian harus menggabungkan kecepatan, keahlian, dan naluri bertahan hidupnya saat dia berusaha menyingkirkan ancaman ini.
*****
Sera dan Ardan yang berada di dalam kuil terkejut saat mendengar suara dentingan keras yang berasal dari luar kuil. Sera menatap Ardan yang sama terkejut sepertinya.
"Suara apa itu?" Tanya Sera penasaran.
"Sepertinya terjadi sesuatu di luar. Kita harus melihatnya." Jawab Ardan.
Sera menganggukkan kepala. Lantas Ardan berjalan terlebih dahulu. Kemudian di susul dengan Sera yang berada di belakangnya. Namun, Sera membulatkan kedua bola matanya. Saat sekelompok Gargoyle mulai bergerak menuju sesuatu yang tak jauh dari kuil dan menyerangnya.
"Apa yang mereka serang?"
Ardan menoleh, "Aku tak tahu. Aku perlu memastikannya terlebih dahulu. Akhir-akhir ini, Gargoyle sering menyerang sesuatu. Tapi saat aku mendekatinya tak ada siapapun disana. Mereka hanya meninggalkan jejak aneh di kawasan itu."
Sera mengerutkan keningnya. "Menyerang sesuatu?"
"Ya, beberapa minggu lalu sebelum kau menolongku di dekat kaki gunung ini. Saat itu aku mencoba menyelusuri jejak tersebut. Tapi sayangnya aku tak menemukan apapun. Tapi entah anak panah darimana tiba-tiba mengenai tubuhku." Jawab Ardan seraya menghela nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Conqueror of Blades and Hearts
FantasySatu-satunya harapan Sera adalah diakui dan dicintai oleh putra mahkota. Demi pengakuan dan cinta dari sang Putra Mahkota membuat Sera melakukan segalanya termasuk merencanakan pembunuhan terhadap Eva. Ketidaksukaan Sera terhadap Eva yang membuat at...