Dengan gerakan yang kasar, Lucian membuka pintu salah satu ruangan yang terletak di Istana barat. Dentingan pintu yang keras membuat Arcturus dan Vyora yang tengah tenggelam dalam percakapan mereka refleks menolehkan kepala mereka secara serentak.
"Lucian! Kau sama sekali tidak sopan! Di mana letak etikamu sebagai seorang Putra Mahkota!" Bentak Arcturus dengan suara yang memenuhi ruangan begitu Lucian melangkah masuk.
Dalam keadaan emosi yang berkecamuk, Lucian menatap tajam Arcturus dan Vyora. "Apa benar kalian menjadikan Lady Quickbeam sebagai calon pasanganku?"
Tatapan matanya menyorot tajam memperlihatkan betapa tak suka dirinya atas keputusan yang diambil oleh Arcturus dan Vyora. Sesaat Arcturus menghela nafasnya sejenak. "Sudah seharusnya kita mengumumkan calon Putri Mahkota dan Lady Quickbeam adalah calon yang sangat cocok untuk bersanding denganmu. Setelah Lady Ravenscorft mengundurkan diri dari pencalonan tersebut."
"Apa? Jadi kalian memutuskan hal itu tanpa berunding denganku?" Gumam Lucian dengan sedikit menyunggingkan senyum sinis.
"Kalian pikir aku akan menerimanya!" Hardik Lucian.
"Kita sudah berniat untuk membicarakannya denganmu kemarin. Tapi kau sama sekali tidak ada di istanamu. Sebenarnya kemana kau pergi kemarin hingga tidak kembali ke istana sama sekali." Sela Arcturus dengan tajam.
"Apa aku harus memberikan laporan pada kalian setiap aktivitas yang aku lakukan? Aku bukan boneka kalian yang harus selalu berada di tempat yang kalian inginkan!" Sergah Lucian dengan keras.
"Jadi, berhenti memutuskan sesuatu tanpa berunding denganku terlebih dahulu. Lagi pula untuk Putri Mahkota aku sudah menentukannya sendiri." Sambungnya.
"Yang Mulia." Sahut Vyora dengan lembut. "Tapi Lady Ravenscorft sudah menolak tawaran tersebut. Bahkan Yang Mulia Grand Duke pun yang menyampaikan hal itu sesuai permintaan Lady Ravenscorft. Kita juga tak bisa memaksanya." Sambung Vyora mencoba memberi pengertian kepada Lucian.
"Itu bukan urusanmu untuk menentukan siapa yang cocok untukku! Kau sama sekali tak memiliki hak untuk itu!" Sahut Lucian dengan suara yang keras dan mengejutkan hingga membuat Vyora sedikit tersentak.
"Lucian jaga nada bicaramu! Aku sama sekali tak mengajarimu seperti itu!" Sergah Arcturus.
"Kalau anda lupa. Anda memang sama sekali tidak mengajari saya, Baginda." Balas Lucian dengan menohok yang membuat Arcturus seketika bergeming.
"Jadi, berhenti seolah-olah anda ikut campur dalam mengajari saya. Karena nyatanya anda sama sekali tak memperdulikan itu." Sambung Lucian dengan tajam.
Sesaat Arcturus terdiam tak bersuara. Dia seolah-olah mendapatkan tamparan dari kenyataan bahwa dia sama sekali tak pernah ikut campur dalam pertumbuhan putranya. Sementara Lucian yang melihat itu lantas kembali melanjutkan kalimatnya.
"Jangan menganggapku seperti potongan catur dalam rencana kalian yang ambisius! Aku tidak hidup untuk memenuhi harapan kalian! Pilihan hidupku bukan untuk kalian tentukan dengan seenaknya!" Timpal Lucian sebelum kemudian melenggang pergi dari dalam ruangan tersebut.
*****
Di sisi lain, Sera terlihat duduk dengan tenang di bawah naungan sebuah pohon rindang yang menjulang tinggi. Cahaya matahari yang menyelinap di antara dedaunan memberikan sentuhan hangat pada suasana sekitar.
Sementara itu, Ardan berdiri di belakang Sera dengan gerakan yang tenang dan hati-hati. Dia melangkah ke samping gadis tersebut. Lalu mendudukkan dirinya di samping Sera.
"Terima kasih." Gumam Sera yang membuat Ardan melirikkan matanya sekilas.
"Untuk?" Ujar Ardan seraya kembali meluruskan pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Conqueror of Blades and Hearts
FantasySatu-satunya harapan Sera adalah diakui dan dicintai oleh putra mahkota. Demi pengakuan dan cinta dari sang Putra Mahkota membuat Sera melakukan segalanya termasuk merencanakan pembunuhan terhadap Eva. Ketidaksukaan Sera terhadap Eva yang membuat at...