CHAPTER 27

22.7K 1.7K 6
                                    

Sera melangkah perlahan keluar dari hiruk-pikuk pesta yang meriah. Langkahnya terhenti di ambang pintu menuju balkon tersembunyi di ujung lorong gelap. Cahaya remang-remang bulan menyinari jalanan yang sepi di bawahnya. Udara malam yang segar membelai wajahnya, mengirimkan sensasi dingin yang menyejukkan hingga ke tulang.

Rambut panjangnya bergerak dengan gemulai menari-nari saat angin lembut menerpanya. Setiap helai seakan hidup, mengikuti irama alam. Sera melipat tangannya di atas dada, menikmati suasana ketenangan yang akhirnya dia temui. Tidak ada suara gemeretak sepatu, tidak ada canda tawa yang riuh. Hanya sunyi malam yang menjadi saksi bisu dari keberadaannya di sini.

"Huft, akhirnya aku bisa bernafas sekarang." Gumamnya.

Matanya memandang datar ke arah kota yang terhampar di bawahnya yang terangi oleh jutaan titik cahaya gemerlapan. Bangunan-bangunan menjulang tinggi seperti tiang-tiang megah yang mencuat ke langit, dan jalan-jalan berkelok-kelok bagaikan benang emas yang menghubungkan setiap sudut kota. Cahaya lampu jalan dan lentera memancar dalam berbagai warna, memberi kehidupan pada malam yang awalnya gelap gulita.

Tak lama kemudian, samar-samar terdengar suara percakapan dari kejauhan. Sera mengerutkan keningnya saat mendengar suara tersebut. Suara percakapan itu semakin lama semakin terdengar di telinganya.

"Apa ada orang disana?" Gumamnya.

Dirinya bertanya-tanya dengan siapa orang itu berbicara. Dengan perlahan dan hati-hati, Sera melangkah maju, kakinya hampir tak bersuara menyentuh permukaan jalanan yang telah dikenalinya. Dia memandang ke sekelilingnya, mencari asal suara percakapan itu.

Berdiri di balik dinding besar yang memayungi langkah-langkahnya, Sera merentangkan tubuhnya secara berhati-hati untuk melihat lebih jauh. Dia menangkap bayangan dua sosok yang tengah terlibat dalam percakapan intens.

Di depan sana, seorang pria berdiri dengan postur yang kuat dan mantap. Tubuhnya terbungkus oleh jubah berwarna gelap yang terhembus oleh angin malam. Pandangannya tajam, seperti mata burung elang yang mengintai mangsanya di kejauhan. Dalam pinggang, tergantung pedang yang berkilau dalam cahaya bulan, memantulkan kilatan-kilatan kecil yang menyinari sekitarnya.

Lucian. Batinnya.

Sera mengernyitkan keningnya saat melihat Lucian tengah memunggunginya. Ia tahu betul siapa pemilik dengan bahu selebar itu. Tapi ia tak tahu dengan siapa pria itu berbicara. Karena badan Lucian yang besar membuatnya tak bisa melihat siapa yang berhadapan dengan pria itu. Tapi Sera bisa merasakan aura dingin yang begitu menusuk dari pria itu.

Sial, apa yang tengah ia lakukan saat ini. Seketika Sera tersadar apa yang dilakukannya. Diam-diam menguping pembicaraan seseorang. Sera berdecak kesal dengan kebiasaannya yang tak pernah lepas ini. Saat Sera hendak berbalik kembali menuju tempat semula. Ia mendengar suara tajam Lucian.

"Aku tak tertarik untuk itu. Anda bisa meminta yang lain untuk mendampingmu."

Mendampingi. Batin Sera.

Mendampingi apa yang dimaksud oleh pria itu. Sera mengumpat saat terdengar gelak tawa dari dalam aula. Sera berdecak kesal, melihat ke dalam aula pesta. Menatap tajam sekumpulan para pria yang tengah tertawa itu. Suara tawa yang begitu keras dari para pria bedebah itu sangat menganggu.

Sera kembali mengintip. Sayangnya, kedua orang yang tadi berbicara sudah tak ada di tempat. Sera melihat ke sekitar untuk memastikan kemana perginya kedua orang itu. Namun, nihil. Rasa kecewa memenuhi hatinya, karena ia harus melewatkan percakapan tersebut. Dia berdesah dalam hati, merasa kecewa karena tidak bisa menangkap apa yang telah diucapkan oleh kedua orang tersebut.

Namun, saat Sera hendak memutar badannya. Sera membelak terkejut saat mendapati kehadiran Lucian yang sudah berdiri di belakangnya. Pria itu berdiri di belakangnya dengan tenang, seperti telah menunggu saat yang tepat untuk dirinya muncul di hadapannya. Sera terpaku saat mata tajam itu menyorotnya dalam keheningan.

The Conqueror of Blades and HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang