CHAPTER 55

12.6K 1K 19
                                    

Kaelen dan Jose berdiri tegak di sebuah gang yang sepi. Matanya mencari-cari di antara keramaian yang melintasi di depan gang tersebut. Sosok yang mereka nantikan pun hingga saat ini belum juga muncul.

Mata mereka terus mengamati keramaian di depan sana dengan cermat. Gang yang mereka tempati ini relatif sepi. Dengan beberapa kesatria yang ikut menemani mereka.

Mereka memegang hilt pedang mereka dengan mantap. Mata kesatria itu pun penuh kewaspadaan memandang ke sekeliling. Dengan beberapa kuda yang di pegang oleh para kesatria itu. Sesekali kuda-kuda tersebut mengeluarkan desisan ringan.

Tak lama Kaelen menghembuskan nafasnya lega. Saat kedua matanya menatap Lucian yang berjalan ke arah mereka. Lantas para kesatria yang lain pun ikut menatap kedatangan Lucian.

Namun, mereka mengerutkan kening. Saat melihat satu sosok bertudung berjalan di belakang Lucian. Sontak para kesatria lain dengan cepat mengeluarkan pedang mereka.

Lalu bergerak melindungi Lucian seraya mengarahkan pedang mereka pada sosok tersebut. Sedangkan Kaelen dan Jose yang melihat itu refleks mengerutkan kening mereka.

Lantas Lucian  menatap tajam para bawahannya. "Apa yang kalian lakukan?" Ucap Lucian dengan dingin.

"Yang Mulia, apa anda tidak menyadari, jika orang itu mengikuti anda." Sahut salah satu kesatria dengan mata yang tajam pada sosok itu.

"Apa?"

Sedangkan sosok yang dimaksud itu. Refleks memutarkan kedua bola matanya dengan malas. Dengan gerakan yang pelan kedua tangannya kemudian membuka tudung tersebut. Sontak para kesatria lain terkejut saat melihat sosok tersebut.

"Lady Ravenscorft." Gumam Kaelen yang membuat para kesatria lain tambah terkejut.

Sedangkan Sera menatap datar orang-orang yang mengarahkan pedang tersebut padanya. Lalu matanya menatap Lucian yang menampilkan raut wajah dingin ke arah para bawahannya.

"Turunkan pedang kalian semua." Ucap Lucian dengan dingin dan penuh penekanan.

Sontak para kesatria lain langsung menurunkan pedang mereka dengan pelan. Sedangkan Jose melipat bibirnya berusaha untuk tidak tertawa. Melihat kelakukan teman-temannya. Sementara Kaelen menggelengkan kepalanya dengan pelan.

Para kesatria itu menelan ludah dengan susah payah. Saat mata mereka tak sengaja menatap kedua mata milik Lucian yang menatap mereka dengan tajam. Sontak para kesatria itu langsung menundukkan kepalanya dengan cepat.

"Jika kalian seperti itu sekali lagi. Aku akan memberi kalian hukuman saat itu juga." Ujar Lucian dengan dingin.

"Kami mohon maaf, Yang Mulia." Ucap salah satu dari para Kesatria tersebut.

"Minta maaflah padanya bukan padaku."

Seketika para kesatria itu membalikkan badan mereka. Lalu dengan cepat membungkukkan badannya ke hadapan Sera. Dengan diikuti oleh yang lainnya. "Mohon maafkan kelakukan kami, Lady." 

Lantas Sera  menghela nafas pelan. Lalu menganggukkan kepalanya pelan. "Iya, tak apa."

Seketika para kesatria menghela nafas mereka dengan lega. Mendengar jawaban singkat dari seorang Lady di depan mereka. Sedangkan kemudian kaelen berdeham pelan.

"Yang Mulia, para korban itu sudah sampai di Pelabuhan sejak tadi. Para kesatria yang mengawal mereka pun, langsung membawa mereka semua menuju Delyn. "

Lucian seketika menganggukkan kepalanya mengerti. "Kau bawa kudanya?"

"Iya, Yang Mulia. Di sebelah sana." Jawab Kaelen sembari menunjuk salah satu kuda berwarna coklat tua.

The Conqueror of Blades and HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang