Sebuah pesta digelar dengan sangat mewah dan megah di istana kekaisaran. Istana yang megah ini dihiasi dengan cahaya lampu-lampu berwarna emas yang memancar dalam sorotannya yang gemilang.
Dan hiasan-hiasan berlian yang menghiasi setiap sudut ruangan. Langit-langit istana di lukis dengan lukisan-lukisan indah yang menggambarkan kisah-kisah legendaris dari zaman dahulu.
Di tengah ruangan, terdengar alunan musik yang indah. Orkestra yang terdiri dari para musisi terampil memainkan lagu-lagu yang menggetarkan jiwa. Suara biola yang mendayu-dayu.
Dentingan harpa yang menenangkan. Bunyi alat tiup yang mengalun dengan gemulai. Semuanya menyatu menjadi harmoni yang memikat hati.
Para tamu dari berbagai penjuru negeri berkumpul di istana ini untuk menyaksikan momen penting ini. Mereka mengenakan pakaian pesta terbaik mereka. Dengan gaun-gaun berwarna-warni dan jubah-jubah berhias emas.
Mereka berbaur dalam kerumunan. Sambil saling bertukar cerita dan tawa. Memenuhi udara dengan kegembiraan dan kehangatan.
Tak lama setelah itu Sera, Rowan, dan Grand Duke Ravenscroft memasuki aula pesta. Saat pintu aula terbuka terasa seperti sebuah pemandangan yang tak terlupakan. Sera dapat merasakan seluruh tatapan dari para hadirin yang memenuhi aula. Terarah padanya dan adiknya.
Sera bisa merasakan tatapan tersebut, entah mengapa ia merasa déjà vu dengan tatapan tersebut. Sera menggelengkan kepalanya pelan. Mengenyahkan pikirannya yang kembali terlepar ke kehidupan sebelumnya.
"Perhatikan jalanmu. Pegang tanganku agar kau tak jatuh." Ucap Raven dengan pelan namun tetap terdengar tegas.
"Baik, ayah."
Saat mereka berjalan masuk ke dalam pesta. Sera memandang sekeliling, mencoba menangkap ekspresi wajah para hadirin. Ada decak kagum, rasa hormat, rasa ingin tahu, rasa iri dan benci yang terbaca dari tatapan mereka.
Namun, Sera tak memperdulikannya. Di kehidupan sebelumnya Sera sudah terbiasa dengan tatapan tersebut. Tapi, bagaimana dengan Rowan.
Sera mengalihkan pandangannya kepada Rowan yang berjalan di samping kanannya dengan tenang. Ya, sepertinya Rowan pun terlihat acuh dengan tatapan tersebut. Namun, meski begitu Sera tetap memperhatikan Rowan secara diam.
Meski Sera sudah sering datang ke pesta di kehidupan sebelumnya. Ia merasa bahwa dalam kehidupannya yang sekarang. Tradisi dalam pesta tetap tidak berubah. Ia memperhatikan bahwa terlepas dari zaman atau tempat.
Esensi pesta sepertinya selalu sama. Orang-orang yang berkumpul akan cenderung memusatkan perhatian mereka pada dua kelompok utama yaitu para penguasa dan orang-orang yang memiliki penampilan menarik.
Sera ingat dalam setiap pesta di kehidupan sebelumnya. Penguasa wilayah atau bangsawan selalu menjadi pusat perhatian. Mereka adalah tokoh yang memiliki pengaruh yang besar. Oleh karena itu, kehadiran mereka selalu di tunggu-tunggu banyak khalayak.
Para penguasa selalu memancarkan kehadiran yang kuat dan karisma yang mengagumkan. Dimana kemampuan mereka dapat memikat seluruh ruangan hanya dengan gerakan dan perkataan mereka.
Selain itu, dalam pesta pun selalu menampilkan orang-orang yang memiliki daya tarik fisik atau pesona alami. Mereka adalah individu yang mampu menarik perhatian dengan penampilan mereka yang menonjol dan kehadiran yang memikat.
Entah itu melalui busana berwarna-warni, senyuman memikat, atau bahkan ekspresi wajah yang misterius. Mereka yang memiliki kemampuan untuk menarik mata. Dapat mengundang decak kagum dari para tamu.
Dan kini hal itu yang terjadi pada keluarganya. Mereka juga tak terelakkan dari sorotan dan perhatian. Entah karena ayahnya yang merupakan penguasa wilayah Imperium Marinos atau karena penampilan mereka. Mereka berdiri di antara para tamu. Menjadi bagian dari panorama gemerlap pesta itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Conqueror of Blades and Hearts
FantasySatu-satunya harapan Sera adalah diakui dan dicintai oleh putra mahkota. Demi pengakuan dan cinta dari sang Putra Mahkota membuat Sera melakukan segalanya termasuk merencanakan pembunuhan terhadap Eva. Ketidaksukaan Sera terhadap Eva yang membuat at...