CHAPTER 44

16.4K 1.2K 16
                                    

Di saat orang lain berkumpul untuk berbincang dalam kemeriahan pesta. Hanya dua orang yang memilih menepi dari keramaian pesta tersebut. Sera seketika memandang lurus seseorang yang berada dalam kumpulan orang-orang itu.

Atensinya tertuju pada satu orang yang menarik perhatiannya sejak tadi. Ardan yang berdiri di samping gadis itu. Hanya menoleh sekilas lalu kembali meluruskan pandangannya.

"Kau melamun lagi?" Tanya Ardan yang memecah keheningan di antara mereka.

Sera kemudian menoleh pada Ardan yang meluruskan pandangannya dengan tatapan datar. "Kali ini aku tak melamun."

"Lalu?"

Sera seketika menghela nafasnya dengan dalam. Lalu pandangannya tertuju pada seorang perempuan yang sedang berkumpul dengan para nona bangsawan lainnya.

"Kau lihat perempuan yang bergaun merah cabai di sana." Sahut Sera sambil menunjukkannya.

Sontak Ardan menoleh sebentar. Sebelum akhirnya dia mengikuti arah pandang Sera. Namun, seketika dia terkejut. Begitu matanya menatap gadis yang ditunjuk oleh Sera.

"Pantas saja sedari tadi aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini." Gumam Ardan tapi masih bisa terdengar oleh Sera.

Sontak Sera langsung menoleh pada Ardan. "Kau mengenalnya?" Tanya Sera dengan heran.

Ardan seketika mengerjapkan matanya yang tersadar dengan apa yang dia ucapkan. Sontak dia kembali menoleh pada Sera.

"A-ah, tidak." jawab Ardan dengan nada yang agak terbata

"Begitu rupanya." Ucap Sera dengan sedikit kecewa.

Ardan kembali menatap perempuan itu dengan tatapan tajam. Jika perempuan yang mengenakan gaun merah cabai itu berada di sini. Ada kemungkinan orang yang dia cari pun berada di dekatnya.

Sial, dia harus menyelediki gadis itu. Entah mengapa firasatnya mengatakan akan ada sesuatu yang terjadi. Tapi tunggu sebentar. Seketika ia teringat tentang cerita Sera di kehidupan sebelumnya.

"Kau bilang jika di kehidupanmu dulu. Orang yang selalu kau curigai itu seorang wanita?"

"Ya, dan wanita itu dia. Ketika aku berada di dekat perempuan itu. Aku selalu merasa aneh padanya. Tapi aku tidak bisa menjelaskannya bagaimana."

Ardan menganggukkan kepalanya mengerti. Seketika matanya tak sengaja menatap salah satu jendela yang berada tak jauh. Dia seketika mengerutkan keningnya. Saat melihat bayangan seekor Gargoyle disana.

"Aku akan ke kamar kecil sebentar." Sera sontak menganggukkan kepalanya mengerti.

Lantas dengan cepat Ardan meninggalkan Sera. Dengan sesekali pandangannya menatap sekitar dengan waspada. Sementara Sera yang masih berada di tempatnya hanya menghembuskan nafasnya pelan.

Sepertinya ia perlu menghirup udara segara saat ini. Namun, saat hendak membalikkan badannya. Tiba-tiba ia kembali menoleh begitu seseorang memanggilnya. Matanya seketika terbelak begitu Lucian berjalan ke arahnya.

Sialan, mau apa lagi pria itu.

Lantas Sera menatap datar pada Lucian. Begitu pria itu berdiri di hadapannya. "Ada yang bisa saya bantu, yang mulia?"

Lucian yang berdiri di hadapan Sera hanya tersenyum tipis. Secara tiba-tiba Lucian langsung mengulurkan ke hadapan Sera.

"Ayo, jadi partner dansaku kali ini." Ajak Lucian dengan tangan kanannya yang masih terulur di hadapan Sera.

Sontak saja tindakan yang dilakukan oleh Lucian menarik perhatian orang-orang di sekitar Mereka. Orang-orang yang berada di sekitar mereka lantas mulai berbisik mengenai kedekatan putra mahkota dan putri sulung dari Grand Duke yang paling berjasa di kekaisaran ini.

The Conqueror of Blades and HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang