CHAPTER 90

8.4K 700 49
                                    

Sera yang memejamkan mata seketika melenguh pelan ketika merasakan hawa panas yang menyengat membelai kulitnya. Lantas Sera membuka mata perlahan sebuah cahaya yang menyilaukan seketika masuk ke dalam indra penglihatannya membuatnya refleks mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan penglihatannya.

Namun, seketika Sera terperangah ketika melihat sebuah pemandangan yang menakutkan. Di sekelilingnya kobaran api yang membara membakar hutan dengan ganas. Menghanguskan serta menghancurkan segala yang ada di sekitarnya dengan kekuatan yang tidak terkendali.

Lantas Sera pun bangkit perlahan. Suara desiran angin panas bergulir melalui daun-daun yang terbakar, menciptakan suara mendesing yang menyeramkan. Sera terpaku pada pemandangan kehancuran yang terjadi di sekelilingnya. Namun, tiba-tiba tubuhnya menegang saat merasakan adanya hawa yang sangat panas menyelimuti bagian belakangnya.

Lantas Sera pun menoleh ke belakang sembari menaikkan pandangannya. Sesaat Sera tersentak ketika di hadapannya berdiri sesuatu seperti makhluk yang sangat besar dengan tubuhnya diselimuti oleh api yang membara dan tidak terkendali. Sorot matanya yang tajam menatap Sera dengan dalam.

Sera yang melihat itu hanya bisa terdiam dengan kedua bola mata yang melebar. Bahkan ia bisa merasakan aura kegelapan yang menakutkan yang terpancar dari mahkluk. Namun, kedua mata Sera semakin melebar saat makhluk bertubuh api itu membuka mulutnya seolah hendak mengeluarkan sesuatu.

Dan benar saja makhluk itu menyemburkan sebuah api yang membara ke arahnya. Namun, sebelum semburan api itu bisa mencapainya, tiba-tiba ada seseorang yang menerjang ke arahnya agar terhindar dari ancaman mematikan itu.

Melihat api yang disemburkan olehnya tidak mengenai Sera. Sontak makhluk bertubuh api itu seketika meraung dengan sangat menggelegar hingga membuat kobaran api pada tubuhnya semakin membara.

Sementara di sisi lain pada sebuah tebing yang tinggi Draven berdiri tegak sambil memandang wilayah tersebut perlahan berubah menjadi lautan api. Seketika itu juga seringai kecil muncul di wajahnya.

"Selama ini aku sudah menanti-nanti momen seperti ini." Gumam Draven dengan raut wajah yang terpancar puas. "Dulu kekuatanku di segel oleh Valaria namun siapa sangka justru kini aku mendapatkan kekuatan yang baru." Sambungnya.

Zephyr yang baru saja muncul di belakang Draven dengan keadaan sedikit mengenaskan sontak membungkukkan badannya pada Draven yang berdiri membelakanginya.

"Tuan." Sapa Zephyr dengan sopan.

"Ratakan seluruh wilayah ini dan jangan biarkan ada yang tersisa satu pun." Titah Draven dengan suara yang tajam.

Zephyr mendengar itu pun lantas kembali menundukkan kepalanya. "Baik, Tuan."

*****

Setelah berhasil menyelamatkan Sera dari Ragefire, Ardan pun langsung membawa Sera menuju benteng Kekaisaran Emberlyn di mana seluruh rakyat berkumpul akibat beberapa wilayah Kekaisaran Emberlyn hancur karena terdampak ledakan dari Pedang Wrath of the Ancients yang menusuk Jantung Naga Api Abadi.

Seketika Ardan menurunkan Sera dengan hati-hati. Lantas pandangan Sera pun mengedarkan saat melihat banyaknya rakyat Emberlyn yang berkumpul. Tak lama Sera mengalihkan pandangannya ketika mendengar seseorang berseru memanggilnya.

"Ayah, Rowan." Gumam Sera dengan pelan.

Lantas Raven langsung memeluk Sera dengan erat yang kemudian dibalas oleh Sera. "Syukurlah kau baik-baik saja. Ayah sangat khawatir denganmu." Ucap Raven sambil terus mencium puncak kepala putrinya.

"Ayah baik-baik saja?" Tanya Sera dengan cemas begitu melepaskan pelukannya.

"Ya, ayah baik-baik saja." Jawab Raven dengan pelan. Lantas Sera menolehkan kepalanya pada Rowan. Dengan cepat Rowan memeluk Sera.

The Conqueror of Blades and HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang