Dalam kedamaian ruangan teh yang memancarkan aroma harum. Sera sedikit melirikkan matanya secara singkat. Sebagai Saat Vincent menundukkan kepalanya. Begitu selesai menuangkan minuman teh ke dalam cangkir Sera.
Sementara itu, Vyora yang duduk di seberang meja. Kemudian menghela nafasnya dengan ringan. "Sebelumnya, terima kasih karena Anda kembali memenuhi undangan saya." ujar Vyora dengan suara yang lembut.
Mendengar itu sontak dengan sikap yang tenang. Sera menjawabnya dengan pelan. "Saya berterima kasih atas undangan yang Anda berikan. Akan tidak sopan jika saya menolaknya."
Mendengar balasan penuh kesantunan dari Sera. Vyora hanya menampilkan senyuman tipisnya. "Sebelumnya, saya ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya pada Lady."
"Kenapa Baginda meminta maaf pada saya?" Tanya Sera dengan sedikit heran.
"Saya meminta maaf atas perilaku kerabat saya. Yang hampir menyelakai Lady saat pesta beberapa hari lalu." Jawab Vyora dengan tenang. Sambil tetap menunjukkan senyum tipis.
Sera yang mendengar itu hanya menghela nafasnya sejenak. "Tidak, apa-apa Baginda. Lagipula itu bukan salah anda. Saya juga sudah memaafkan perbuatan Lady Eluned. Namun, meski begitu saya tak bisa membantunya untuk terbebas dari hukuman yang di terimanya."
Lantas Vyora menganggukkan kepalanya mengerti. "Saya mengerti. Saya juga tidak berniat untuk membebaskannya. Karena perbuatannya sudah terbukti sangat bersalah."
"Sekali lagi saya mohon maaf atas perbuatannya." Sambung Vyora.
Sera hanya tersenyum tipis sebagai jawabannya. Namun, ia kembali memandang Vyora. Begitu Vyora melontarkan kalimatnya.
"Jika dilihat-lihat saat pesta kemarin. Yang Mulia terlihat sangat peduli dengan anda." Ujar Vyora dengan tenang.
Sesaat Sera hanya menatap Vyora. Tanpa berniat untuk membalas perkataan Vyora. "Apa anda dan Yang Mulia memiliki hubungan?" Tanya Vyora dengan tiba-tiba.
"Mohon maaf, Baginda. Tapi saya dan Yang Mulia sama sekali tak memiliki hubungan. Kami hanya dekat karena pernah beberapa kali terlibat dalam masalah yang sama. Tapi bukan berarti saya dan Yang Mulia memiliki hubungan." Sanggah Sera dengan sopan.
"Saya pikir, anda berdua sudah memiliki hubungan. Pasalnya beberapa hari yang lalu. Ada rumor yang beredar di kalangan para pelayan istana. Kalau Yang Mulia membawa anda ke dalam salah satu ruangan Ratu terdahulu." Ujar Vyora sambil menumpangkan salah satu kakinya pada kaki lainnya.
"Kebetulan saat itu kaki saya sedang terkilir. Lalu Yang Mulia membawa saya kesana untuk sekedar mengobati kaki saya. Saya juga baru tahu kalau itu adalah ruangan mendiang Ratu terdahulu." Kilah Sera dengan cepat.
Sontak Vyora menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Sepertinya Yang Mulia menganggap anda sebagai salah satu orang yang cukup spesial, ya. Pasalnya setahu saya, tak pernah ada satupun orang yang beliau ijinkan untuk memasuki ruangan tersebut."
Sera hanya diam tak bersuara. Lalu mengalihkan pandangannya pada secangkir teh miliknya. Namun, Sera kembali menatap pada Vyora. Begitu mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Vyora.
"Saya masih menunggu jawaban anda mengenai tawaran saya sebelumnya, Lady."
*****
Sekali lagi, Sera menunjukkan sikap sopan dengan menundukkan kepalanya. Pintu yang sebelumnya terbuka. Lantas kemudian tertutup dengan rapat.
Sesaat Sera menatap datar pintu tersebut. Menghela nafasnya sejenak. Sebelum akhirnya ia melangkahkan kakinya. Meninggalkan ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Conqueror of Blades and Hearts
FantasiaSatu-satunya harapan Sera adalah diakui dan dicintai oleh putra mahkota. Demi pengakuan dan cinta dari sang Putra Mahkota membuat Sera melakukan segalanya termasuk merencanakan pembunuhan terhadap Eva. Ketidaksukaan Sera terhadap Eva yang membuat at...