CHAPTER 59

8.7K 999 16
                                    

Namun, saat Lucian kembali mengalihkan pandangannya pada Sera. Seketika dia mengerutkan keningnya. Saat melihat kuda kesayangannya terlihat sangat tenang saat dielus gadis tersebut.

"Dia tak takut padamu?" Ujar Lucian dengan heran.

Sera yang sedang asik mengelus kepala kuda tersebut. Refleks melirikkan matanya pada Lucian. Lalu sedikit menaikkan dagunya. Seraya tersenyum miring.

Sontak Lucian melirikkan matanya pada Sera. Seraya ikut mengelus kuda tersebut. "Biasanya dia akan sedikit bertingkah. Jika ada orang baru yang berani mengelusnya."

"Sepertinya kudanya menyukaiku."  Cetus Sera dengan tangan yang tak berhenti mengelus.

Lantas Lucian mengangkat kedua alisnya. Namun, saat Sera sedang menikmati mengelus kepala kuda tersebut. Refleks ia membelakkan kedua matanya dengan sempurna.

Saat tiba-tiba tubuhnya di angkat. Lalu di dudukkan pada punggung kuda tersebut. Lucian menatap datar Sera yang masih membelakkan kedua matanya.

"Apa dia masih akan menyukaimu kalau kau duduk di punggungnya." Ujar Lucian dengan pandangannya yang tak lepas dari wajah Sera.

Refleks Sera mengerjapkan matanya. Lalu dengan cepat memalingkan wajah. Lucian yang melihat itu seketika tersenyum. Pandangannya kemudian beralih pada kudanya.

"Sepertinya dia benar-benar menyukaimu." Ujar Lucian.

"Hah?" Ucap Sera sambil mengerjapkan matanya.

"Dia sama sekali tidak keberatan kau duduk di atas punggungnya. Rasanya aku sedikit tidak terima." Timpal Lucian.

Sontak Sera mengerutkan keningnya dengan heran. "Kenapa jadi kau yang tidak terima?"

"Karena saat aku menjinakkan dulu. Dia terlihat angkuh. Tapi saat kau mencoba menjinakkannya. Dia sama sekali tidak bertingkah."

Sesaat Sera mengerjapkan matanya. Lucian kemudian memegang tali kendali kuda tersebut. "Ayo, berkeliling. Aku akan menuntunnya."

*****

Saat mereka berkeliling sesekali terdengar tawa ringan dari Lucian. Terkadang disertai dengan senyum kecil yang terlintas ketika Sera memberikan jawaban atau respons yang cerdas atau lucu terhadap pembicaraan mereka. 

"Apa ada kuda lain selain Thoroughbred dan Mustang ?" Tanya Sera di sela-sela perjalanan berkeliling mereka.

"Frisian, Andalusia, dan Cob." Jawab Lucian sambil terus menuntun kudanya berjalan.

"Apa semuanya Jantan?" Tanya Sera kembali.

Lucian kemudian mengalihkan pandangannya pada Sera. "Ya, semuanya Jantan."

Refleks Sera membulatkan bibirnya. Lantas Lucian kembali memberhentikan kudanya di tempat awal. "Ini bisa disebut bukan berkuda sebenarnya. Mungkin lain kali akan mengajakmu."

Setelah mengatakan itu kedua tangan Lucian kemudian memegang pinggang Sera. Seraya menurunkannya dengan hati-hati.

"Ini sudah lebih dari cukup." Ujar Sera begitu kakinya berpijak.

Lantas Sera mengalihkan pandangannya pada salah satu kakinya yang terlihat sedikit memerah. Ternyata ia benar-benar salah mengenakan sepatu. Ah, tahu begitu ia tak akan memakainya.

Lucian melihat Sera menundukkan kepalanya. Sontak mengernyitkan keningnya. Seraya ikut menundukkan kepalanya. Dia bisa melihat pergelangan kaki gadis tersebut yang memerah.

"Kau tidak bilang jika sedari tadi kakimu sakit?" Ujar Lucian lalu dengan cepat menatap Sera.

"Ah, ini tidak sakit. Aku masih bisa berjalan." Kilah Sera.

The Conqueror of Blades and HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang