Lagi dan lagi Sera kembali di panggil oleh sang Ayah. Kali ini ia tidak di suruh menghadap ke ruang kerja sang Ayah. Melainkan di sebuah perpustakaan yang terdapat di dalam mansion-nya.
Sera menatap datar ayahnya yang duduk di hadapannya. Dengan kedua mata yang membaca sebuah buku yang cukup tebal. Seketika Sera menghela nafasnya panjang.
"Ayah dengar kau menyelesaikan salah satu masalah yang sedang ditangani oleh Putra Mahkota." Ujar Raven memecahkan keheningan. Di sela kegiatan membacanya.
"Pasti dari rumor yang beredar." Ketus Sera. Raven hanya tersenyum tipis sebagai jawaban. Sambil salah satu tangannya membuka lembaran pada buku yang tengah dibacanya.
"Kau sudah mendengar keputusan pengadilan kekaisaran terhadap kelompok tersebut?" Tanya Raven tanpa mengalihkan pandangannya pada sebuah buku yang dibacanya.
"Sudah." Jawab Sera dengan cepat.
"Menurutmu bagaimana keputusan tersebut? Kau menyetujuinya?" Tanya Raven kembali.
"Aku kurang menyetujuinya. Meski yang tersisa bukan anggota utamanya. Tapi tetap saja mereka juga terlibat dalam kejahatan yang lainnya. Sayangnya, ini bukan Imperium Marinos."
Sera kembali menghela nafasnya. Ingatannya akan sidang sehari yang lalu muncul dalam benaknya. Karena yang di bawa ke pengadilan kekaisaran hanya para anggota Eclipse Syndicate yang tersisa delapan orang.
Sedangkan pemimpin serta anggota utama dari kelompok itu sudah dibunuh olehnya dan Lucian. Alhasil, Pengadilan Kekaisaran hanya memberikan hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.
Karena hasil keputusan tersebut. Banyak para rakyat yang kurang menerima dan tidak menyetujui hasil keputusan tersebut. Sebenarnya ia juga kurang menyetujuinya.
Tapi mau bagaimana lagi. Ini bukan wilayah kekuasaannya. Jadi ia tidak bisa bertindak sesuka hatinya. Raven yang mendengar itu sontak menganggukkan kepalanya mengerti.
"Kau benar. Ini bukan otoritas kita untuk ikut terlibat dalam sidang tersebut."
Sera menganggukkan kepalanya pelan. Lalu menatap ayahnya yang kembali membuka lembaran buku yang di bacanya.
"Kau pernah mempelajari buku pengelolaan wilayah dan kesejahteraan rakyat?" Tanya Raven di sela-sela kegiatan membacanya.
Sontak Sera mengerutkan keningnya dengan heran. "Pernah."
Raven kembali menganggukkan kepalanya. "Kalau kebijaksanaan politik?"
"Pernah, ayah. Aku sudah mempelajari semuanya dengan Madam Loren." Jawab Sera dengan sedikit lelah.
Sera mengerutkan keningnya merasa heran. Kenapa ayahnya tiba-tiba menanyai hal itu. Sedangkan Raven tetap memfokuskan dirinya pada buku tersebut.
"Kalau begitu apa ayah bisa menanyakan apa saja yang sudah kau ketahui dari pembelajaran tersebut?" Sahut Raven dengan santai.
"Apa?" Ucap Sera tak mengerti.
Sesaat Raven tersenyum tipis. Sebelum akhirnya dia mengajukan sebuah pertanyaan pada putrinya. "Menurutmu bagaimana cara kekaisaran mengelola hubungan diplomatiknya dengan kekaisaran lain?"
"Dengan menjalin hubungan resmi dengan kekaisaran lain melalui pertemuan, perjanjian, dan komunikasi terbuka. Dalam pertemuan tersebut pun mereka harus memastikan perdamaian, dan mengatasi kemungkinan terjadinya potensi konflik secara diplomatis."
Pertanyaan itu terus berlanjut selama satu setengah jam. Raven terus menerus memberikan pertanyaan pada Sera tanpa henti. Walau terkadang Sera dibuat heran dengan tingkah ayahnya ini. Tapi Sera tetap menjawabnya dengan baik tanpa terlewat sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Conqueror of Blades and Hearts
FantasySatu-satunya harapan Sera adalah diakui dan dicintai oleh putra mahkota. Demi pengakuan dan cinta dari sang Putra Mahkota membuat Sera melakukan segalanya termasuk merencanakan pembunuhan terhadap Eva. Ketidaksukaan Sera terhadap Eva yang membuat at...