Begitu tiba di halaman istana kekaisaran. Dengan cepat Lucian turun dari punggung kuda yang ditunggangi olehnya. Lalu mengelus pelan kepala kuda tersebut.
Lalu dia menolehkan kepalanya. Saat telinganya tak sengaja mendengar sebuah salam yang ditunjukkan padanya.
"Suatu kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan anda disini, Yang Mulia." Ujar Eluned seraya membungkukkan tubuhnya dengan heran.
Lucian yang melihat itu seketika menampilkan raut wajah datar. Lalu kedua matanya kemudian beralih pada salah satu perempuan yang berdiri di samping tersebut.
"Suatu kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan anda, Yang Mulia." Timpal Eva dengan tersenyum tipis. Seraya ikut membungkukkan tubuhnya dengan rendah di hadapan Lucian.
Refleks Lucian mengerutkan keningnya. Saat melihat wajah perempuan tersebut. Kenapa rasanya dia sedikit tidak asing dengan wajah perempuan tersebut. Apa dia dan perempuan tersebut pernah bertemu sebelumnya.
Sedangkan Eluned yang mengetahui arah pandang Lucian. Kemudian mendelikkan matanya pada Eva. Tak lama Lucian menggelengkan kepalanya pelan. Sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya pada Kaelen yang berdiri di belakangnya.
"Kaelen." Panggil Lucian.
"Ya, Yang Mulia." Jawab Kaelen.
"Bawa kuda ini kembali ke kandangnya. Lalu siapkan Kuda Mustang besok siang." Perintah Lucian.
Kaelen yang mendengar itu refleks mengerutkan keningnya dengan heran. "Apa anda akan berkuda, Yang Mulia?"
Lucian kemudian menganggukkan kepalanya pelan. "Siapkan kuda itu besok siang di belakang bukti istana."
"Baik, Yang Mulia." Ujar Kaelen seraya menundukkan kepalanya dengan patuh.
Lantas Lucian menyerahkan tali kendali kuda tersebut pada Kaelen. Lalu melangkahkan kakinya meninggalkan halaman tersebut. Namun saat berjalan melewati kedua perempuan yang sebelumnya memberikan salam padanya.
Lucian melirikkan matanya sekilas pada perempuan yang tengah tersenyum tipis padanya tersebut. Sebelum akhirnya kembali meluruskan pandangannya. Lalu melanjutkan langkahnya.
Begitu Lucian pergi dari sana. Kaelen yang hendak membawa kuda yang baru saja ditunggangi oleh Lucian itu. Seketika menolehkan kepalanya saat namanya di panggil.
"Ya, Lady?" Ucap Kaelen dengan heran.
"Kalau boleh tahu Yang Mulia pergi kemana tadi siang?" Tanya Eluned dengan heran.
"Yang Mulia habis pergi ke daerah Delyn dengan Lady Ravenscorft untuk meninjau anak-anak yang telah menjadi korban perdagangan, Lady." Jawab Kaelen dengan sopan.
Sontak Eluned membelakkan kedua bola matanya tak percaya. "Yang Mulia pergi dengan Lady Ravenscorft?"
"Iya, Lady. Apa ada lagi yang ingin anda tanyakan?" Ujar Kaelen.
Refleks Eluned menggelengkan kepalanya pelan. Lantas Kaelen mengerjapkan matanya. "Kalau begitu saya pamit undur diri terlebih dahulu, Lady."
Kaelen membungkukkan badannya dengan rendah. Lalu kembali membalikkan badannya dan membawa kuda tersebut menuju kandangnya. Sesaat setelah kepergian Kaelen.
Eluned masih termenung. Dengan kedua matanya yang terbelak tak percaya. Lantas tanpa sadar kedua tangan terkepal erat. Sementara Eva kembali melanjutkan langkahnya dengan santai.
*****
Aroma bunga mawar yang merebak dengan lembut memeluk setiap sudut ruang pemandian. Menyajikan aroma manis yang memikat. Di tengah ruang pemandian yang terang benderang. Sera berendam dalam permandian yang penuh dengan air hangat yang mengalir lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Conqueror of Blades and Hearts
FantasySatu-satunya harapan Sera adalah diakui dan dicintai oleh putra mahkota. Demi pengakuan dan cinta dari sang Putra Mahkota membuat Sera melakukan segalanya termasuk merencanakan pembunuhan terhadap Eva. Ketidaksukaan Sera terhadap Eva yang membuat at...