Langkah Ardan terdengar berat ketika dia menginjakkan kakinya di koridor-koridor mansion yang tenang. Terdapat kekhawatiran yang menyelimuti raut wajahnya. Namun, setibanya di kamar Sera. Dia terperangah saat mendapati kamar tersebut kosong. Refleks alis Ardan bertaut dalam keheranan yang jelas terpantul di wajahnya yang tegang.
"Tuan." Suara lembut yang memanggil namanya sontak membuat Ardan menolehkan kepalanya ke belakang dengan cepat. "Anda baru kembali?" Lanjut Aria dengan sopan.
Namun, sayang Ardan sama sekali tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Aria. Justru Ardan balik melontarkan pertanyaan pada Aria. "Apa kau tahu dimana Sera saat ini?" Tanya Ardan dengan nada terburu-buru.
Aria yang mendapatkan pertanyaan tersebut hanya mengerjapkan matanya sejenak. "Nona Sera sudah berangkat ke kuil Sacra Arcanum dua jam yang lalu, Tuan."
"Dia pergi ke kuil?" Gumam Ardan dengan suara pelan.
Lantas Aria menganggukkan kepalanya. "Hari inikan Nona mulai melakukan persiapan disana sesuai intruksi yang diberikan oleh Tuan Archiepiscoups."
Mendengar itu Ardan seketika terdiam. Sial, bisa-bisa dia melupakan hal itu. Namun, di tengah keheningan itu tiba-tiba pikiran kembali teringat akan sesuatu yang dia temukan di Hutan Eldermyst kemarin. Sial, dia harus segera bertemu dengan Sera.
"Terima kasih atas informasinya." Ujar Ardan dengan datar.
Sontak Aria menundukkan kepalanya sejenak. "Sama-sama Tuan. Kalau begitu saya pamit undur diri terlebih dahulu."
Seketika Ardan menganggukkan kepalanya pelan. Membiarkan Aria berjalan melewatinya. Sementara Ardan menghembuskan nafas gusar sebelum dia menjentikkan jarinya dalam sekejap.
*****
Setelah menyimpan Pedangnya di ruangan suci. Lantas Sera langsung menuju ruangannya yang berada di sebelah timur dengan di antar oleh para biarawati. Namun, Sera tak mengerti mengapa sedari tadi ia merasakan detak jantungnya yang semakin kencang seiring langkahnya menuju ruangannya.
"Lady Ravenscorft ini adalah ruangan yang telah kami siapkan untuk anda. Anda bisa beristirahat sejenak dan menganti pakaian yang telah kami sediakan sebelum salah satu dari kami akan mengantar beberapa buku doa untuk anda." Ucap salah satu biarawati.
Sontak Sera tersenyum tipis. "Terima kasih." Ujar Sera sembari menundukkan kepalanya dengan rendah.
"Kalau begitu kami pamit undur diri, Lady." Ujar biarawati tersebut.
Setelah para biarawati tersebut pergi. Sejenak Sera enghela nafas dalam-dalam sebelum akhirnya melangkah masuk ke dalam ruangan yang akan ditempatinya hingga menjelang upacara Resonansi Sacrosanct.
Begitu ia membuka pintu tersebut cahaya lembut menyusup melalui jendela-jendela kaca patri, menerangi setiap sudut ruangan. Mata Sera segera terpana begitu memandang sekeliling. Ruangan ini terasa begitu berbeda dari ruang-ruang lain yang pernah ditujukan oleh Archiepiscoups sebelumnya.
Desain interiornya begitu elegan, dindingnya dihiasi dengan relief-relief serta ukiran-ukiran rumit yang mempercantik setiap sisi ruangan. Di pojok ruangan terdapat sebuah altar kecil menarik perhatiannya.
Altar itu dihiasi dengan lilin-lilin suci yang memancarkan cahaya tenang serta bunga-bunga segar yang menyebarkan aroma harum. Tak jauh dari altar, terdapat meja besar yang sudah disiapkan dengan berbagai perlengkapan yang diperlukan. Sera dapat melihat semuanya yang disusun secara rapi di atas meja tersebut.
Selain itu terdapat juga ruang istirahat dan sembhayang yang disediakan di ruangan ini. Lantas Sera melangkah masuk tak lupa ia juga menutup pintu ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Conqueror of Blades and Hearts
FantasiaSatu-satunya harapan Sera adalah diakui dan dicintai oleh putra mahkota. Demi pengakuan dan cinta dari sang Putra Mahkota membuat Sera melakukan segalanya termasuk merencanakan pembunuhan terhadap Eva. Ketidaksukaan Sera terhadap Eva yang membuat at...