CHAPTER 83

5.5K 539 59
                                    

Seketika kereta kuda berhenti tepat di halaman depan mansion yang berdiri dengan megah. Lantas Sera pun bergerak turun dari kereta kuda dengan di bantu oleh Ardan. Namun, sebelum Sera dapat mengucapkan sepatah kata pun.

Tiba-tiba Ardan menyelanya dengan cepat. "Aku akan pergi sejenak. Kau masuk saja lebih dulu." Ujar Ardan datar. Sebelum Sera dapat menanggapinya. Dengan cepat Ardan menjentikkan jarinya dan dalam sekejap menghilang di hadapan Sera.

Sementara Sera yang melihat Ardan tiba-tiba menghilang di hadapan hanya bisa bergeming sebelum akhirnya ia menghela nafas pelan.

"Selalu saja pergi tanpa mengatakan akan pergi kemana." Keluh Sera. Lantas tanpa banyak bicara pun Sera kemudian melangkah masuk ke dalam mansionnya.

*****

Cahaya keemasan yang terpancar dari sinar matahari menambah kesan indah di sekeliling Kuil Sacra Arcanum. Othello yang sedang berjalan dengan memegang sebuah buku doa di salah satu tangannya. Suara langkah kakinya bergema di lorong yang sunyi.

Namun, saat Othello hendak berbelok di ujung lorong tersebut. Tiba-tiba dia tersentak saat tak sengaja berpapasan dengan seseorang. Sementara Eva yang sama terkejutnya dengan seorang Pendeta di hadapannya ini pun kemudian menundukkan kepalanya dengan cepat.

"Mohon maaf jika saya mengejutkan anda, Pendeta." Ucap Eva dengan suara lembut.

"Tidak apa-apa, Lady." Jawab Othello dengan nada sopan.

Begitu Eva menegakkan tubuhnya. Pandangannya tak sengaja bertemu dengan Pendeta tersebut. "Apa Anda datang ke sini untuk bersembahyang?" Lanjut Othello dengan ramah.

Eva yang mendapatkan pertanyaan tersebut seketika tersenyum tipis. "Betul, kebetulan saya ingin bersembhayang di Sala Sacralis."

"Oh, mohon maaf Lady. Tapi untuk saat ini ruangan tersebut tidak bisa digunakan hingga beberapa hari ke depan." Sahut Othello.

Eva yang mendengar itu lantas mengedipkan mata sejenak. "Ah, begitu rupanya. Sayang sekali tadinya saya sangat ini bersembahyang disana."

"Ruang Sala Sacralis sedang di sucikan saat ini. Jadi untuk sementara waktu ruangan tersebut tidak bisa digunakan. Tapi ada ruangan lain sebagai pengganti para umat untuk bersembhayang." Jelas Othello dengan senyum tipis yang terbit di wajahnya.

"Benarkah?" Ujar Eva dengan sedikit antusias.

"Tentu Lady. Kebetulan saya hendak kesana untuk memimpin doa hari ini. Mari saya tunjukkan jalannya, Lady." Ujar Othello yang kemudian diangguki oleh Eva.

Lantas Othello berjalan terlebih dahulu. Sedangkan Eva justru menolehkan kepalanya sejenak ke lorong lain sebelum kemudian dia mulai melangkahkan kakinya menyusul Pendeta tersebut.

*****

Sementara di dalam Hutan Eldermyst, Ardan melangkah dengan hati-hati melalui hamparan pepohonan yang menjulang tinggi. Sementara dia terus berjalan dengan matanya yang terus-menerus memperhatikan sekeliling.

Entah mengapa dia dapat merasakan aura yang sama seperti yang pernah dia rasakan sebelumnya memenuhi udara di sekitar hutan tersebut. Lantas tanpa ragu Ardan memutuskan untuk dia mengikuti aliran aura itu.

Langkah kakinya terus membawanya lebih dekat menuju sumber kehadiran aura yang kuat tersebut. Hingga kemudian langkahnya menghentak di tepi sebuah tebing yang menjulang tinggi. Namun, seketika raut wajahnya berubah. Rahangnya mengeras serta sorot matanya yang tajam saat menangkap sisa-sisa kabut hitam yang melayang di udara.

"Sial, ternyata dia ada disini." Desis Ardan.

*****

Keesokan harinya, Sera menghirup udara dengan dalam sambil menatap beberapa pelayan yang sibuk mengatur beberapa barang ke dalam kereta kuda. Meskipun sebelumnya Tuan Archiepiscoups mengatakan jika segala keperluannya akan dipenuhi oleh pihak kuil.

The Conqueror of Blades and HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang