CHAPTER 58

10.1K 913 14
                                    

Sebuah kereta kuda berhenti di depan halaman istana kekaisaran. Cahaya matahari memancar dengan kehangatan di langit biru yang terang. Mencerahkan setiap sudut halaman yang dikelilingi oleh dinding-dinding kokoh istana itu.

Sontak Sera baru saja keluar dari kereta kuda tersebut. Kemudian di sambut oleh beberapa kesatria yang sejak tadi menunggu kedatangannya. Lantas para kesatria tersebut langsung membungkukkan tubuh mereka dengan heran di hadapan Sera.

"Lady, mari saya tunjukkan jalannya." Ucap salah satu kesatria tersebut.

Sesaat Sera menganggukkan kepalanya pelan. Kemudian berjalan mengikuti kesatria tersebut. Ingatannya masih segar akan ucapan Lucian kemarin yang menyuruhnya untuk datang ke istana.

Namun, saat mereka sedang berjalan. Tiba-tiba Sera menolehkan kepalanya. Saat telinganya tak sengaja mendengar namanya disebut.

Lantas dengan cepat Sera membungkukkan tubuhnya dengan rendah. Begitu Vyora berdiri di hadapannya. "Suatu kehormatan bagi saya bertemu dengan anda, Baginda."

Vyora seketika menganggukkan kepalanya pelan. Saat Sera kembali menengakkan tubuhnya. Matanya tak sengaja menatap Eluned yang berdiri di samping wanita tersebut. Refleks Sera sedikit menundukkan kepalanya dengan rendah.

"Senang bisa bertemu dengan anda kembali, Lad Eluned." Sapa Sera.

"Saya tidak mendapatkan kabar apapun kalau anda akan datang kemari." Ujar Vyora sambil tersenyum tipis.

Sera yang baru saja kembali menegakkan tubuhnya. Lantas kembali mengalihkan pandangannya pada Vyora. "Kebetulan saya memiliki keperluan disini, Baginda." Ucap Sera dengan sopan.

"Keperluan?" Gumam Vyora dengan pelan. "Apa anda akan memberikan jawaban anda mengenai tawaran saya." Sambung Vyora sambil menampilkan senyumnya. 

Sera yang mendengar itu tanpa sadar merubah raut wajahnya menjadi datar. Padahal di samping wanita itu ada salah satu kerabatnya. Apa wanita ini ingin mengkhianati keluarganya secara terang-terangan.

"Bagaimana Lady? Tanya Vyora.

Namun, saat Sera hendak menjawab pertanyaan Vyora. Tiba-tiba terhenti saat matanya tak sengaja menatap sosok Lucian yang sedang berjalan ke arah mereka. Refleks Sera mengerutkan keningnya.

"Ternyata kalian disini." Ujar Lucian begitu sampai di hadapan mereka.

Sontak Eluned yang melihat Lucian langsung membungkukkan badannya. Seraya mengucapkan salam. Namun, Lucian hanya meliriknya sekilas. Kedua matanya kemudian teralihkan kepada salah satu kesatria yang dia suruh untuk mendampingi Sera.

"Bukan aku menyuruh kau untuk langsung membawanya ke istanaku." Ucap Lucian dengan dingin.

Lantas kesatria langsung menundukkan kepalanya. Vyora yang melihat itu seketika tersenyum tipis. "Bukankah seharusnya anda menyapa terlebih dahulu, Yang Mulia Putra Mahkota."

Sontak Lucian mengalihkan pandangannya pada Vyora. Dengan tatapan yang datar. Sesaat Lucian membungkukkan tubuhnya dengan rendah. Sebelum akhirnya kembali menegakkan tubuhnya.

"Apa ada sesuatu yang membawa anda kemari, Yang Mulia." Ujar Vyora dengan senyum yang tak pernah luntur.

"Tamu saya sedang di tahan saat ini. Maka dari itu saya datang kemari." Sindir Lucian secara terang-terangan.

Seketika Vyora melirikkan matanya pada Sera yang menatap heran pada Lucian. Refleks Vyora tersenyum miring. "Ah, sepertinya Lady Ravenscorft adalah tamu yang anda maksud."

"Anda berdua tampaknya semakin dekat, ya." Lanjut Vyora yang membuat Sera dengan cepat mengalihkan pandangannya pada Vyora.

Lantas Vyora melirikkan matanya sekilas pada Lady Eluned yang berdiri di sampingnya. "Sepertinya anda perlu berusaha lebih keras lagi, Lady Eluned." Imbuhnya.

The Conqueror of Blades and HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang