07. Hate Before Grief

453 62 3
                                    

Yunho mengangkat botol anggur dan meneguknya seperti air, membiarkan pahit alkohol membakar tenggorokannya. Kedua tangannya menopang tubuh pada meja bar ketika pikirannya mulai melayang. Kejadian naas itu sudah lama berlalu, dan tidak hanya Jaejong yang masih mengingatnya, Yunho pun masih dapat mengingat dengan jelas. Tapi bukan kejadian itu sekarang yang Yunho pikirkan, namun berbulan-bulan setelahnya..







...( Flashback 6.5 tahun yang lalu )...

Saat itu awal musim dingin, semua orang sudah memakai mantel tebal ketika berjalan di luar meskipun salju belum mulai turun. Yunho berjalan pelan di belakang ketiga temannya, mereka sedikit mabuk karena baru saja pulang dari diskotik. Tetapi tidak dengan Yunho, dia masih terjaga dengan bugar karena setiap kali mereka bermain diperlukan setidaknya satu orang yang bebas alkohol untuk mengatar semua orang pulang ke rumah.

Yunho memasukkan kedua tangannya ke dalam saku mantel ketika udara dingin berhembus. Mobil mereka diparkir agak jauh, sehingga harus berjalan kaki terlebih dulu. Hari sudah lewat tengah malam, tapi jalanan masih nampak hidup oleh lampu-lampu hotel dan tempat hiburan yang gemerlap. Mobil mereka sudah dekat di depan, tapi Yunho menghentikan langkah lebih awal sambil menatap ke arah kejauhan. Mengamati 2 sosok orang yang sedang berada di depan sebuah hotel. Seorang yang lebih muda menahan lengan orang yang lebih tua ketika orang itu hendak pergi. Orang yang lebih tua berbalik dan nampak berkata-kata dengan kasar.

"Pelacur murahan!"
Sayup-sayup Yunho dapat mendengar umpatan yang keluar dari mulut orang yang lebih tua itu.

Orang itu kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan melemparkan uang itu ke wajah orang yang lebih muda sambil meludahi tubuhnya sebelum pergi meninggalkannya mematung di trotoar. Orang yang lebih muda membersihkan pakaiannya dengan ujung syal yang dia kenakan, kemudian memungut lembaran uang yang berhamburan di bawah. Dia membenahi syal hingga menutupi sebagian kepalanya lalu berjalan pergi.

Jantung Yunho berdetak kencang melihat semua kejadian itu. Dia mengabaikan suara teman-temannya yang memanggil, dia hanya ingin mengejar orang itu. Yunho melewatkan mobilnya untuk melangkahkan pergi mengikuti bayangan yang telah menjauh. Yunho mempercepat langkahnya hingga berlari ketika bayangan itu hendak berbelok ke jalan lain. Dengan cepat Yunho mengikuti ke arah bayangan itu berbelok, tapi tidak ada siapa-siapa.. Jalan di depannya kosong.. Yunho berjalan menyusuri jalan sambil melihat ke kanan kiri, tapi tetap tidak menemukan siapapun..

Yunho berhenti di bawah lampu jalan setelah tidak berhasil mengejar orang yang dia cari..

Meskipun hanya melihat dari jauh dan terbalut mantel, tapi Yunho yakin itu dia..

"Jaejong..."
Yunho berguman lirih.

....( Flashback end )...







Yunho menggeram ketika mengingat kenangan itu lagi. Selama ini dia berusaha percaya jika penglihatannya salah, pelacur yang dilihatnya malam itu bukan Jaejong. Tapi melihat Jaejong berada di ruangan malam ini, telah menghancurkan semua kepercayaannya..

"Persetan."
Yunho bergumam lirih kemudian berjalan menuju pintu keluar.

CKLEK.

Daun pintu sudah setengah terbuka, tapi tidak kunjung terdengar suara pintu tertutup. Yunho masih terdiam di tempatnya. Hati dan pikirannya ingin keluar dari tempat itu, tapi tubuhnya menolak untuk pergi. Kedua kakinya lekat di lantai dengan tangan yang masih memegang knop pintu.

DEMMM.

Yunho memukul tembok yang tidak bersalah untuk melampiaskan emosinya sebelum kemudian melangkah keluar.

Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang