31. Membebaskan Diri

297 59 7
                                    

Jaejong pulang ke rumahnya di pagi hari setelah semalam melayani pelanggan di sebuah hotel. Madam Yu menyuruhnya istirahat di rumah hari ini agar tidak terlalu lelah. Jaejong belum sampai, tapi sudah ada seseorang yang menunggu di depan rumah.

"Selamat pagi, Jaejong.."
Sapa seorang wanita.

Langkah kaki Jaejong terhenti ketika menyadari siapa yang telah menunggunya.
"Nyonya Jung..?"

"Apakah aku boleh berbincang sebentar denganmu?"

"Tentang apa? Urusan kita sudah selesai."

"Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Aku kemari untuk menjemputmu menemuinya. Apa kau bersedia meluangkan sedikit waktu? Hanya sebentar.. Sudah lama dia ingin menemuimu, tapi... Aku takut jika tidak sekarang maka tidak akan ada lain waktu.."

"Siapa.."

Insung membukakan pintu mobil untuk Jaejong dan Nyonya Jung.

"Kau akan tahu setelah melihat sendiri. Mari, ikutlah, kami tidak akan menyakitimu.."

Jaejong tidak mengerti, tapi dia memutuskan untuk ikut. Mobil itu melaju membawanya ke pusat kota Seoul.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jaejong dan Nyonya Jung berada di rumah sakit sekarang, menatap seseorang dari balik dinding kaca ruang ICU.

"Apa yang terjadi padanya..?"
Tanya Jaejong sambil melihat seorang pria terbaring memejamkan mata dengan banyak selang di tubuhnya. Wajah itu terlihat sangat tua, semua rambutnya juga memutih, berbeda jauh dengan yang terakhir kali dia ingat saat bertemu di persidangan.

"Dia baru saja menjalani operasi bypass jantung yang pertama, tapi kondisinya terus menurun pasca operasi."

"....."

"Banyak yang terjadi pada kami selepas persidangan.. Terlalu banyak yang dia pikirkan sehingga membuatnya seperti itu.. Dia ingin melepasnya sekarang, maukah kau masuk untuk mendengarkannya berbicara? Kumohon..?"
Nyonya Jung memohon dengan berkaca-kaca.

Jaejong menuruti demi tatapan yang sangat menyedihkan itu. Dengan memakai baju khusus, Jaejong duduk di sisi ranjang ICU tempat Yun-Oh terbaring. Pria tua itu membuka mata menyadari kehadiran seseorang, kemudian melepaskan masker oksigennya.

"Kau datang.."

"Mn.. Tolong pasang lagi, aku tidak ingin seseorang mati karenaku. Aku masih bisa mendengar anda dari balik masker itu."

Yun-Oh terdiam sesaat lalu memasang lagi masker oksigennya. Dia tidak ingin berbasa-basi, napasnya juga terbatas, jadi dengan suara lemah dia menyampaikan apa yang mengganggu pikirannya selama ini.

"Yang Yunho katakan di persidangan itu tidak benar.. Dia tidak pernah merencanakan itu semua.. Moon-Sung yang memulainya.. Dia yang punya keinginan untuk bermain dengan pria.. Dia juga yang memanggil Yunho ke lokasi pada hari kejadian.."

"....."

"Bukan Yunho juga yang menyuap universitas, itu aku.. Aku juga yang mengatur kesaksian dan bukti palsu untuk Yunho.. Aku juga membuat kepolisian tidak bergerak dan menutup kasusmu.. Yunho tidak melakukannya.. Dia bahkan tidak tahu jika aku sudah melakukan semua itu.."

"....."

"Dulu dia bersikeras untuk menyerahkan diri ke polisi.. jadi aku berbohong agar dia tenang dan menurut.. dengan berkata bahwa laporan itu dicabut karena aku telah memberikan sejumlah uang damai padamu untuk permohonan maaf.. dia percaya.."

Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang